Written by Gery 12:00 am Devotionals, Biblical Talk, Community, Lifestyle, Relationship

3 Cara Menyelesaikan Konflik di dalam Pekerjaan

konflik-gereja-gkdi cover

Gereja gkdi lagu

Jika Anda menemui konflik di dalam pekerjaan, itu adalah sebuah hal yang lumrah. Ini dikarenakan Anda dan rekan kerja datang dari berbagai latar belakang, seperti keluarga, pendidikan, pengalaman, status ekonomi, bahkan pencapaian. Semua perbedaan tersebut berpotensi menciptakan cara pandang yang beragam di lingkungan pekerjaan, apapun profesi Anda. Hasilnya, konflik pun tidak terelakkan.

Konflik bisa muncul dengan berbagai bentuk. Mulai dari beda pendapat atau selera, perselisihan kecil dalam tim, hingga perdebatan besar dalam rapat kerja. Namun, yang pasti, jika tidak ditangani dengan baik, hal ini bisa mengganggu hati yang dapat menghambat kinerja Anda.

Itulah mengapa menyelesaikan konflik adalah salah satu kemampuan non akademis yang penting dimiliki semua orang. 

Bagaimana Cara Mengatasi Konflik di dalam Pekerjaan? 

1. Rendah Hati untuk Mendengarkan

konflik-gereja-gkdi 1

Langkah pertama untuk menyelesaikan masalah apapun adalah dengan memiliki sikap rendah hati. Tanpa rendah hati, konflik akan semakin memanas dan semakin besar. Kerendahan hati ini yang akan membantu Anda untuk membuka diri, mau mendengarkan, dan mengerti kolega Anda. 

Seringkali, penyebab terjadinya konflik adalah keegoisan kita. Kita tidak mau mendengar pendapat orang lain. Kita merasa, pemikiran kitalah yang paling benar. Pikiran dan perasaan orang lain menjadi tidak penting lagi bagi kita. 

Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Yakobus 1:19

Jika terjadi konflik dengan rekan kerja, sangat baik jika Anda merendahkan hati dan mencoba untuk mendengar. Misalnya, jika ada perbedaan pendapat, cobalah untuk mengerti perspektif kolega Anda dan melihat masalah dari sudut lain.

Kita memiliki Tuhan yang sangat rendah hati. Sudah seharusnya juga, kita mengikuti jejak-Nya. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita perlu memperhatikan kepentingan orang lain juga, bukan hanya kepentingan kita pribadi (Filipi 2:4). 

Komunikasi yang sehat adalah jalan terbaik untuk meredakan konflik. Untuk mencapai hal itu, mendengar adalah langkah pertama yang penting. Jika semua orang berlomba-lomba untuk bicara, lantas siapa yang akan mendengar? Bagaimana caranya bisa timbul saling pengertian?

Setelah memahami apa kata rekan Anda, cobalah untuk mengutarakan apa yang Anda pikirkan atau rasakan. Namun, jangan dengan marah-marah atas emosi. Katakan apa yang Anda rasakan, pemikiran, atau ide Anda dengan kasih

2. Selesaikan Konflik

konflik-gereja-gkdi 2

Tidak hanya mendengar, rekonsiliasi juga penting untuk meredakan konflik. Mengapa rekonsiliasi dibutuhkan? Tentunya, supaya tercipta kembali hubungan yang baik, sehingga suasana kerja pun kembali menyenangkan. Dan yang pasti, supaya ada jalan keluar yang dapat disepakati bersama, yang tidak merugikan perusahaan dan satu sama lain. 

Untuk mencapai rekonsiliasi tersebut, mulailah dengan pembicaraan empat mata. Yang artinya, selesaikan dulu masalah Anda secara pribadi, tanpa melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga mungkin dibutuhkan jika pembicaraan personal tidak membuahkan hasil. 

Sebagaimana dikatakan dalam Matius 18:15, ”Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” Melalui pendekatan seperti ini, Anda dan kolega bisa menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan benar, yaitu sesuai firman Tuhan

Hal yang paling sering terjadi adalah, konflik tidak diselesaikan. Tidak dibicarakan, tidak dilakukan rekonsiliasi. Konflik dibiarkan sehingga benih-benih kebencian tumbuh subur. Ketika ada masalah lain terjadi lagi, rasa kesal atau marah pun semakin menumpuk. Tidak heran, menu rutin di jam makan siang adalah bergosip membicarakan kejelekan atau ketidaksukaan terhadap rekan kerja atau atasan. 

Namun, bukan itu yang Tuhan inginkan.  Konflik adalah hal yang wajar terjadi. Selesaikankanlah! Melarikan diri dari konflik dapat mencuri sukacita Anda. Bahkan dapat membuat Anda atau rekan kerja Anda resign dari kantor tersebut. Apakah pindah ke kantor lain memberikan jaminan bahwa Anda akan bebas dari konflik? Jika Anda tidak bertumbuh di area ini, kemanapun Anda pergi, Anda akan tetap menghadapi hal yang sama, hingga Anda “naik kelas.”

Jika pembicaraan empat mata tidak membuahkan hasil, Anda dapat mengajak pihak ketiga yang netral untuk membantu menyelesaikan konflik Anda (Matius 18:16). Mungkin masalah yang sebenarnya jauh lebih dalam dari yang terlihat. Bagaimanapun cara menyelesaikannya, yang terpenting adalah Anda menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan benar. 

3. Cari Solusinya

konflik-gereja-gkdi 3

Setelah mencapai rekonsiliasi, dan mengetahui titik masalah yang sebenarnya, langkah selanjutnya adalah mencari solusi atau win-win solution, yaitu membuat kesepakatan yang disetujui bersama. Dan juga, diskusikan, apa yang perlu dilakukan jika konflik yang sama terjadi lagi di kemudian hari. 

Mengapa mencari solusi? Karena jika kita terus berfokus kepada masalahnya, terus saling menuduh, atau menyalahkan, konflik akan semakin membesar dan tidak berujung. Bukankah yang kita inginkan adalah hubungan yang lebih baik dengan sesama rekan kerja? Dan tentunya juga, serta adanya jalan tengah sehingga pekerjaan masing-masing dapat kembali berjalan dengan baik.

Paulus dan Barnabas juga pernah berselisih karena perbedaan pendapat (Kisah 15:35-40). Barnabas ingin membawa Yohanes atau yang disebut Markus di dalam pelayanan misi. Tapi, Paulus menolak. Ia tidak mau membawa orang yang sudah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau bekerja sama dengan mereka. Akhirnya mereka berpisah. Paulus memilih Silas. Sedangkan, Barnabas membawa Markus dalam pelayanan ke Siprus. 

Solusi yang diambil akhirnya adalah mereka berpisah dalam perjalanan misi. Namun, mereka masih tetap melayani Tuhan dengan partner dan rute perjalanan yang berda. 

Fokus pada solusi, bukan pada perdebatan, perbedaan, atau perselisihan yang ada. Cari jalan yang terbaik. Pada akhirnya, ini semua adalah tentang keberhasilan kolektif, bukan kemenangan individu.

Dengan berbagai alasan, konflik dan masalah tidak terelakkan di dalam lingkungan pekerjaan. Inilah mengapa kemampuan menyelesaikan konflik menjadi sangat penting. Jika Anda mampu menangani semua masalah dengan tepat, banyak manfaat yang bisa didapat. Hubungan dengan kolega menguat, sudut pandang segar dalam melihat masalah, kemampuan dalam berdiskusi dan menyelesaikan masalah juga lebih terasah.

Jangan takut dengan konflik. Tetapi, jangan jadi orang yang juga mencari-cari konflik dengan orang lain. Untuk dapat menyelesaikan konflik, kita butuh sikap rendah hati. Salah satunya, rendah hati untuk mau mendengarkan orang lain. Kemudian, selesaikan dengan baik baik-baik dan cari solusinya. 

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! – Roma 12:18

 

– 

Related Articles:

[adrotate banner=”11″]

 

(Visited 402 times, 1 visits today)

Last modified: Oct 21

Close