Apakah Anda pernah penasaran tentang seseorang dan bertanya-tanya, “Kok, hidup rohaninya sangat bertumbuh, ya? Bagaimana ia bisa berubah drastis setelah belajar firman, sedangkan saya tetap begini-begini saja?”
Mengapa kita, yang rajin membaca Alkitab dan tahu bahwa firman Allah itu kuat dan berkuasa, tidak begitu merasakan faedahnya?
Bagaimana cara mendapatkan potensi maksimal dari firman Tuhan?
Firman Tuhan Tidak Bekerja “Begitu Saja”
Beberapa waktu lalu, saya mengalami konflik dengan seorang teman karena sikap dan kata-katanya yang menyakiti hati saya. Ketika mengetahui hal itu, teman saya dengan tulus meminta maaf. Namun, ego dan emosi membuat saya enggan membalas pesannya. Saya ingin sedikit menghukumnya agar ia merasakan sakit hati saya.
Sebenarnya, saya tahu sikap saya salah. Karena itulah, saya berdoa, dan Tuhan membuat saya teringat akan secuplik firman. Setelah membaca isi pasalnya, saya menangis, menyadari betapa jahatnya saya. Hati saya jauh dari lembut, jauh dari standar Tuhan tentang hidup benar. Saya pun memutuskan untuk berdamai dan memaafkan teman saya.
Kejadian itu menjadi bukti bagaimana firman bekerja dalam hidup saya—hanya ketika saya mau mengambil tindakan. Seumpama kita punya ponsel canggih, tapi tidak mau mempelajari fungsi-fungsinya, maka kita hanya dapat menggunakannya untuk menelepon saja. Demikian pula, agar firman Tuhan punya dampak maksimal atas hidup kita, kita harus mengenali dan mendayagunakan semua kekuatannya.
Empat Kekuatan Firman
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. – 2 Timotius 3:16-17
1. Teaching (Mengajar)
Mengajar adalah fungsi firman Tuhan yang paling dasar. Sebenarnya, tak hanya firman, buku-buku motivasi atau pengembangan diri pun bisa mengajarkan Anda sesuatu. Melalui firman Tuhan, kita bisa mengenal siapa Allah, bagaimana perasaan dan pribadi-Nya, serta apa yang Dia kerjakan sejak ribuan tahun lalu. Firman juga memberi gambaran tentang karakter manusia, kebenaran ilahi, sejarah keselamatan, dan masih banyak lagi.
2. Rebuking (Menyatakan Kesalahan)
Banyak orang menggunakan Alkitab hanya untuk poin pertama—sebatas menjadikannya buku baik (good book), bukan buku berisi pesan-pesan Tuhan (God’s book). Ini tidak salah, hanya saja kurang maksimal. Manfaat firman akan berhenti di titik itu sebagai ilmu pengetahuan belaka, sehingga hidup Anda tidak mengalami perubahan berarti.
Tujuan “agar manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” dalam ayat di atas tidak akan tercapai jika Alkitab hanya menjadi buku pengetahuan Anda semata. Anda harus naik ke level kedua (rebuking), di mana firman Tuhan bisa menyatakan kesalahan Anda. Seperti kejadian di atas: sabda Allah menegur saya, memberitahu bahwa tindakan saya salah.
Pada level ini, firman berfungsi laksana cermin yang memperlihatkan bahwa ada berkas kotoran di wajah saya. Namun, potensinya hanya akan berhenti sampai di sini, jika saya tidak membiarkan firman Tuhan masuk ke tahap berikutnya, yaitu correcting.
3. Correcting (Memperbaiki Kelakuan)
Menerima teguran tanpa melakukan perbaikan ibarat orang yang tahu wajahnya cemong oleh kotoran, tapi membiarkannya begitu saja. Sudah tahu salah, tetapi tidak mengambil tindakan (correcting). Jangan mengharapkan perubahan dalam hidup selama Anda tidak memperbaiki kelakuan sesuai arahan Alkitab.
Masalahnya, tidak banyak orang yang mau membiarkan Alkitab bekerja dalam hidupnya hingga sejauh ini. Firman Allah sering kali menunjukkan area dalam diri kita yang harus diperbaiki, tetapi kita menolaknya.
Jika Anda tidak membiarkan firman-Nya meluruskan hidup Anda, firman itu tidak dapat berperan mengubah hidup Anda.
4. Training in Righteousness (Mendidik Orang dalam Kebenaran)
Level tertinggi peranan Alkitab ialah mendidik orang dalam kebenaran. Mendidik dan mengajar adalah dua hal yang berbeda. Mengajar adalah proses transfer ilmu atau keahlian, sedangkan mendidik punya fungsi yang lebih luas dan lebih dalam. Dalam mendidik, butuh waktu dan keterlibatan sang pendidik, lebih dari sekadar proses pengalihan ilmu kepada pihak terdidik.
Contoh mendidik adalah ketika kita membesarkan anak supaya ia menjadi pribadi yang baik. Tentunya kita membutuhkan waktu untuk konsisten membangun hubungan, keterlibatan, dan sikap kita sebagai teladan, serta untuk berjalan bersama dalam setiap tahap pertumbuhan anak. Sifatnya jangka panjang, bukan dalam kelas berdurasi 1-2 jam saja.
Jika Anda mengizinkan firman Tuhan bekerja dalam hidup Anda, ia akan mendidik Anda menjadi pribadi yang baru dan luar biasa di dalam Yesus. Ini adalah proses seumur hidup. Jika Anda mencapai level ini, berarti Anda sudah memperoleh potensi maksimal dari apa yang firman Tuhan bisa lakukan bagi hidup Anda.
Sejauh mana firman Allah dapat membentuk Anda tergantung pada tanggapan Anda sendiri. Inilah sikap yang harus Anda miliki agar firman itu dapat bekerja dengan maksimal:
1. Jangan Keraskan Hati
Tetapi apabila pernah dikatakan: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman.” – Ibrani 3:15
Kekuatan firman Tuhan itu luar biasa—Anda tak perlu meragukannya. Namun, jika Anda terus mengeraskan hati, kuasa yang hebat itu takkan menghasilkan dampak apa pun dalam hidup Anda.
2. Terima Firman dengan Rela dan Selidiki
Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. – Kisah Para Rasul 17:11
Sikap kita dalam memandang firman Tuhan akan mengubah hidup kita. Mengapa dikatakan bahwa orang Yahudi di Berea lebih baik daripada yang di Tesalonika? Karena, mereka menerima firman Tuhan dengan kerelaan hati dan mempelajarinya.
Dengan kedua kunci di atas, Anda dapat mengubah pertanyaan ‘bagaimana orang lain bisa berubah banyak setelah belajar firman, sedangkan saya tetap seperti ini?’ menjadi:
- Apakah saya sudah menerima firman Tuhan dengan rela hati?
- Apakah saya mengambil waktu untuk betul-betul mempelajarinya? Dengan kata lain, Anda bukan cuma mencentang checklist (daftar periksa) saat teduh, tetapi sungguh-sungguh menyelidiki kebenaran sabda-Nya.
3. Lakukan
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. – Yakobus 1:22
Ketika Anda mengetahui perintah Tuhan, tetapi tidak melakukannya, sesungguhnya Anda sedang menipu diri sendiri. Firman Allah itu hidup dan lebih tajam daripada pedang bermata dua (Ibrani 4:12), tetapi ia takkan mengubah hidup Anda kalau Anda tidak menjalankannya.
Firman Tuhan menyimpan potensi dahsyat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik kita di dalam kebenaran. Namun, faedah dari semua potensi di atas bergantung pada sikap Anda terhadap firman itu sendiri.
Jika Anda tidak mengeraskan hati, mau menerima dan mempelajari firman-Nya, serta melakukannya dengan sukacita, percayalah: firman Tuhan akan bekerja dalam hidup Anda dengan luar biasa—dan Anda akan terkagum-kagum dibuatnya. Selamat membaca dan menjalankan firman-Nya!
–
Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official
Artikel terkait: Teladan Para Raja yang Takut akan Allah
Video inspirasi:
Last modified: Jul 25