Anda yang saat ini bekerja sebagai karyawan, apa pun profesinya, dalam tim maupun perorangan, pasti punya teman kerja. Dan, di mana pun kita bekerja, ada kemungkinan kita bertemu rekan yang menyebalkan. Teman kerja yang semaunya sendiri, sulit diajak kerja sama, sering menolak dimintai tolong, atau bicaranya kasar. Bisa satu-dua orang, atau banyak jumlahnya.
Sebaik apa pun kita memperlakukan rekan-rekan kerja, kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Kita tak bisa mencegah teman kita untuk tidak bertingkah menyebalkan. Kita tidak dapat mengubah hati mereka, karena itu ditentukan oleh kemauan masing-masing orang.
Akan tetapi, kita bisa melakukan beberapa hal agar tetap bersukacita dalam pekerjaan, menghasilkan kinerja terbaik, dan memberi pengaruh positif di tempat kerja. Inilah beberapa prinsip yang bisa Anda terapkan:
1. “Sayalah yang Memengaruhi Mereka, Bukan Sebaliknya.”
Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang. – 1 Samuel 22:2
Saat melarikan diri dari kejaran Saul dan bersembunyi di Gua Adulam, Daud berada dalam kondisi sulit. Tak hanya kaum keluarganya yang turut mengungsi ke sana, ratusan orang yang sedang ditimpa kesukaran juga datang kepadanya.
Yang namanya sedang dirundung masalah, kita boleh menduga bahwa ada sebagian orang yang bertingkah menyebalkan dalam kelompok ini. Namun, Daud bisa bekerja sama dengan mereka. Bukan hanya menjadi teman, ia bahkan dapat menjadi pemimpin mereka. Artinya, ia menjadi pengaruh. Di bawah kepemimpinan Daud, empat ratus orang ini kemudian menjadi para prajurit tangguh.
Anda boleh marah atau sebal saat berurusan dengan teman kerja yang menyebalkan. Namun, belajarlah mengelola emosi sehingga tingkah mereka tidak terus-menerus memengaruhi Anda. Sebaliknya, jadilah pengaruh bagi orang lain, sembari tetap melakukan yang terbaik dalam pekerjaan. Buktikan bahwa sekalipun Anda dihambat atau tidak didukung, Anda tetap bisa bersikap profesional. Dengan demikian, mereka akan malu dan mengubah sikap mereka.
Namun, bagaimana kalau mereka tetap tidak berubah dan justru bertingkah makin menyebalkan?
Bersyukurlah karena Andalah yang berubah. Anda menjadi lebih sabar, mampu bekerja di bawah tekanan, dan lebih cekatan dalam bekerja. Dengan kata lain, Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih baik lagi.
2. Cari Tahu Penyebabnya
Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar. – Amsal 23:19
Ada beragam alasan kenapa teman kerja jadi menyebalkan. Bisa jadi, salah satunya adalah Anda sendiri. Karena itulah, Anda harus mencari tahu mengapa dia bersikap demikian terhadap Anda.
Saya pernah menghadapi seorang teman kerja yang membuat hati kesal. Diberi tugas, sengaja tidak mengerjakan. Diminta pergi ke suatu tempat, yang mestinya rampung dalam satu jam, baru kembali ke kantor tiga jam kemudian.
Sepulang kerja, saya ajak rekan ini makan bersama dan bicara empat mata. Rupanya ia jengkel kepada saya karena saya menolak proposal calon pelanggan yang ia ajukan. Segera kami membereskan masalah ini, dan esoknya, sikapnya berubah baik. Kami kembali dapat bekerja sama dan suasana kerja pun kembali nyaman.
Pernah juga, saya bermasalah dengan rekan kerja lain, yang saya coba bereskan dengan duduk bersama untuk mencari solusinya. Namun, yang bersangkutan tidak mau masalahnya dibenahi. Ia menolak dinasihati dan memilih tetap bekerja seenaknya. Pelan tapi pasti, perbuatannya tidak hanya merugikan saya, tetapi juga rekan-rekan kami yang lain, bahkan seluruh perusahaan. Akhirnya, orang ini dipecat.
Terkadang, kita harus bisa menerima teman kerja yang tetap bersikap menyebalkan, meskipun kita sudah berinisiatif mencari tahu masalahnya, bahkan membantu ia mengatasinya. Memang, rekan kita akan tetap sama, tetapi kita berubah menjadi lebih bijak dan semakin memiliki hati yang takut akan Tuhan.
3.“Perubahan Dimulai dari Saya.”
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. – Filipi 4:8
Sebagian besar respon orang lain terhadap kita ditentukan oleh sikap kita terhadap mereka. Contohnya, karena terlambat bangun, saya tidak sempat mandi dan sarapan. Saya buru-buru ganti pakaian, lalu berangkat kerja. Dalam perjalanan, saya ngebut dan nyaris mengalami kecelakaan. Tiba di kantor, hati saya jengkel. Saya malas tersenyum, tidak menyapa rekan kerja, dan ketika ditanya kenapa, saya menjawab ketus.
Kira-kira apa reaksi Anda saat menghadapi saya? Anda pasti sebal, bukan? Nah, kalau kita merasa orang lain menjengkelkan, cobalah mawas diri: jangan-jangan kitalah yang sebetulnya menjengkelkan di mata mereka. Ini mungkin tampak dari cara bicara kita yang angkuh, bahasa tubuh kita, cara kita memperlakukan orang, dan lain-lain.
Mulailah perubahan dari diri sendiri. Jangan menuntut orang lain untuk berubah ramah atau lebih sabar kepada kita, kalau kita sendiri tidak mau berubah sesuai tuntutan kita kepada mereka. Marilah dengan rendah hati kita minta pendapat dari orang yang kita percaya, “Dalam hal apakah saya harus berubah?”
Kunci menghadapi rekan kerja yang menyebalkan adalah membangun inisiatif dan memegang kendali diri. Kita dapat menjadi pengaruh positif bagi rekan kerja yang menyebalkan selama kita mau mencari tahu alasannya dan berusaha menyelesaikannya. Dan, jika ternyata kitalah yang menyebalkan bagi orang lain, inilah kesempatan kita untuk memperbaiki diri.
Tetap semangat, dan Tuhan memberkati!
–
Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official
Artikel terkait: Puasa: Kendalikan Diri Sendiri, Bukan Orang Lain
Video inspirasi:
Last modified: Sep 9