Orang sering berkata, Tuhan menjawab doa pada waktu yang tepat. Pertanyaannya, kapankah ‘waktu yang tepat’ itu?
Sadar tak sadar, kita mau agar Tuhan menjawab doa sekarang juga. Sayang, kita tak pernah tahu kapan atau bagaimana Ia menjawab.
Ketika rencana dan waktu Tuhan tak sesuai kehendak kita, di situlah masalah terjadi. “Kenapa Tuhan tak menjawab doa saya? Kenapa Tuhan kok lambat sekali?”
[adrotate banner= “4”]
Waktu yang Tepat Menurut Tuhan

Sebenarnya, Tuhan tak pernah terlambat menjawab doa.
Kok bisa? Mungkin ada di antara kita yang sudah lama berdoa, dan tak kunjung dijawab. Mungkin ada yang berdoa, namun jawabannya tak sesuai keinginan. Entah berdoa untuk pekerjaan, pasangan hidup, kesembuhan, masalah, impian, dan lain sebagainya.
Apa lantas Tuhan tak peduli akan diri kita?
Bukan begitu. Yang pertama harus kita pahami: Tuhan punya rencana dan kehendak-Nya sendiri. Yesaya 55:8-9 berkata, “sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Pula, cara Tuhan memandang waktu berbeda dengan manusia. Petrus dalam 2 Petrus 3:8 menulis, “di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”
Tuhan adalah raja yang berdaulat, bukan santa claus yang dengan mudahnya memberi kado. Jadi wajar jika Ia memiliki rencana dan timing, yang mungkin tak sesuai maunya kita.
[adrotate banner=”15″]
Waktu Tuhan Baik, Baik Bagi Kita

Akan tetapi, rencana Tuhan selalu berujung pada kebaikan. Kita pasti sudah hafal dengan Roma 8:28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Tuhan tak pernah merencanakan apapun yang jahat buat kita (Yeremia 29:11). Jadi, apapun yang terjadi, Tuhan bisa ubahkan untuk kebaikan kita. Termasuk dalam menjawab doa: Ia menjawab doa pada waktu yang tepat, sesuai kehendak dan rencana-Nya. Namun ujungnya pastilah untuk kebaikan kita juga.
Contohnya seperti Abraham dan Sara. Tuhan sudah berjanji, bahwa keduanya akan mendapat anak. Hanya waktunya masih menjadi pertanyaan. Barulah setelah puluhan tahun berlalu, Ishak lahir untuk mereka. Mengapa lama sekali? Karena selama itulah iman Abraham diuji dan ditumbuhkan. Tanpa proses ini, boleh jadi Abraham tidak seperti yang kita kenal sekarang.
Tuhan menjawab pada waktu yang tepat. Tepat bagi-Nya, dan tepat bagi kita juga. Maukah kita percaya?
Menunggu Waktu yang Tepat

Menunggu waktu yang tepat dari Tuhan memang tak mudah. Namun, di situlah tantangannya: akankah kita tetap percaya? Selagi menanti Tuhan bekerja, lakukanlah 3 hal ini.
1. Meminta Kekuatan Allah
Di masa-masa penantian, bisa saja Tuhan ingin mengajar kita untuk bersabar dan percaya. Di waktu inilah iman kita dimurnikan, kita pun dikuatkan. Apapun yang terjadi, kita sanggup bersabar dan percaya. Mazmur 27:14 berkata, “Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!”
2. Berserah dan mengakui kuasa Allah
Tak semuanya akan berjalan sesuai kehendak kita. Kenyataan ini mengingatkan kita bahwa Tuhanlah yang berkuasa, bukan kita.
Seperti Ayub, yang meskipun kehilangan segalanya, menyadari bahwa Tuhanlah yang berkuasa, bukan dirinya. “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” (Ayub 1:21b)!”
Memang sangat tidak mudah mengakui hal ini. Namun, ketika kita berhasil melepaskan ke-ngotot-an kita dan berserah, hidup akan terasa lebih mudah.
3. Berpegang pada firman Tuhan
Pada saat seperti inilah kita perlu lebih bersandar pada firman Tuhan. Amsal 3:5 katakan, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” Saatnya bagi kita untuk menggali Alkitab dan berpegang akan apa yang Tuhan katakan.
Waktu-Nya Pasti yang Terbaik
Percayalah, waktu Tuhan pasti waktu yang tepat. Ia memiliki hikmat dan kekuasaan yang tak bisa kita pahami, yang pasti terbaik bagi kita. Oleh karena itu, mari minta kekuatan dari-Nya agar kita tetap percaya. Berserahlah pada kuasa Tuhan, pegang janji-Nya. Dan tidak lupa, terus berpegang dan berharap pada rencana-Nya.
–
Related articles:
- Menanti Sebuah Jawaban Doa vs. Memanipulasi Tuhan
- Strategi dalam Doa, Perlukah?
- Ketika Rencanaku Bukan Rencana Allah
- Sabar: Pencapaian Hebat Tanpa Saingan
- Sudahkah Kita Berlaku Setia kepada Tuhan?
–
[adrotate banner= “13”]
–
[adrotate banner= “11”]
Last modified: Aug 15