Written by Sui Ching 3:11 am Devotionals, Biblical Talk, Character, Heart & Feeling, Self Development, Spiritual Life • 6 Comments

Penyakit: Haruskah Mencuri Sukacita?

Mungkin saat ini Anda sedang menderita penyakit atau disabilitas. Entah itu berskala ringan, menengah, atau berat, Anda merasa lemas, khawatir, takut, dan putus asa. Namun, haruskah Anda kehilangan sukacita dan semangat hidup, serta melewati hari demi hari dengan bermuram durja? Apa yang diajarkan firman Tuhan tentang penyakit dan kelemahan fisik?

Kita Tak Luput dari Penyakit

Suatu pagi, kaki kiri saya tiba-tiba sakit, bengkak, dan tak bertenaga. Saya mengira itu keseleo akibat sepatu bertumit tinggi yang saya pakai malam sebelumnya. Usai memanggil langganan pijat yang ahli saraf, kaki saya bisa ditekuk dan bengkaknya mengempis. 

Namun, saya tetap merasa ada sesuatu yang salah. Akhirnya saya menemui seorang profesor spesialis tulang dan ortopedi. Hasilnya, saya didiagnosa dengan osteoartritis (peradangan sendi akibat ausnya jaringan pelindung di ujung tulang yang menimbulkan nyeri dan berisiko semakin parah).

Saya pun teringat seorang tokoh yang meresmikan fasilitas toilet di bus dan tempat publik bagi para difabel, serta mereka yang memiliki riwayat penyakit. Masih terngiang di kepala saya ucapan beliau: “Bus ini bukan hanya untuk orang-orang difabel saja. Bus ini juga untuk kita. Karena suatu hari, kita pun bisa menjadi penyandang disabilitas seperti mereka.”

Dalam perjuangan Anda menghadapi penyakit, pertama-tama Anda perlu tahu bahwa Anda tidak sendirian. Tua-muda, kaya-miskin, semua manusia bisa terkena penyakit atau mengalami pelemahan fisik. Teguhkan hati Anda, karena Anda menjalani situasi ini bersama dengan banyak orang yang juga mengharapkan pemulihan. 

Penyakit Anda Menyatakan Kemuliaan Allah

Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.” – Yohanes 11:4 

Ingatkah Anda kisah Lazarus yang sakit (Yohanes 11:1-44)? Saudari-saudarinya, Maria dan Martha, mengirimkan kabar kepada Yesus mengenai keadaannya. Yesus pun merespon mereka dengan ayat di atas, bahwa melalui penyakit Lazarus, Anak Allah akan dimuliakan.

Demikian pula, ketika murid-murid-Nya bertanya mengenai seorang yang buta sejak lahir. “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri, atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta (Yohanes 9:1-2)?” Yesus menjawab:

“Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” – Yohanes 9:3

Bukankah seringkali, ketika seseorang mendapati dirinya memiliki penyakit yang cukup serius, tanpa sadar, baik si penderita maupun orang-orang di sekelilingnya berpikir demikian? “Orang itu pasti banyak dosa, makanya terkena penyakit.” Atau, “Saya pasti berdosa besar sehingga Tuhan menimpakan penyakit ini kepada saya.” Atau, bertanya-tanya, “Tuhan, apa salah saya sehingga Kauberikan penyakit ini?”

Namun, Yesus memberitahu murid-murid-Nya bahwa apa yang menimpa orang buta itu tidak ada hubungannya dengan dosa siapa pun. Justru, melalui orang tersebut, Tuhan akan menyatakan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Jadi, keadaan Anda saat ini merupakan sarana bagi pekerjaan Tuhan! Anda akan membawa kemuliaan Tuhan melalui penyakit yang Anda derita. Tidakkah Anda jadi lebih semangat mendengarnya?

Berdoa dan Menangislah, tapi Jangan Berhenti Di Situ

Ketika Nabi Yesaya bin Amos menyampaikan firman Tuhan kepada Hizkia, bahwa ia tidak akan sembuh dari penyakitnya, Hizkia berdoa dan menangis tersedu-sedu.

“Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. – 2 Raja-raja 20:3 

Dalam perjalanan pulang usai diagnosa, hati saya begitu sesak. Penyakit saya tidak dapat disembuhkan, hanya bisa diperlambat agar tidak semakin parah. Saya cemas, membayangkan tidak akan bisa berjalan lagi dan harus menggunakan tongkat di usia yang terbilang muda. Impian saya bergabung dengan mission team setelah anak-anak saya mandiri hanya tinggal angan-angan belaka.

Setelah melewati serangkaian terapi dan pengobatan tanpa kemajuan berarti, saya pun mencari informasi tentang latihan fisik yang bisa saya lakukan di rumah. Ternyata saya bisa melatih otot-otot kaki saya supaya lebih kuat. Hingga sekarang, saya masih rutin melakukan latihan di sela-sela waktu senggang.

Anda mungkin melewati masa-masa seperti ini, ketika yang dapat Anda lakukan hanyalah berdoa dan menangis. Namun, ingat, hidup Anda masih berjalan. Jangan hanya berdoa dan menangis, tetapi bangkitlah kembali dan jalani hari-hari Anda dengan dua hal berikut:

Perkuat Tubuh Batiniah Anda

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. – 2 Korintus 4:16 

Kekuatan Anda mungkin perlahan-lahan hilang. Daya tahan tubuh Anda menurun. Tidak mengapa. Anda masih punya si manusia batiniah yang bisa diperbaharui setiap hari. 

Tubuh lahiriah Anda boleh lemah, fisik Anda tidak lagi mendukung, tapi jangan biarkan tubuh batiniah Anda ikut melemah. Tetaplah semangat, optimis, memberi dan melayani semampu Anda, serta senantiasa bersyukur.

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! – Mazmur 42:5 

Tetap Melayani

Kamu tahu, bahwa aku pertama kali telah memberitakan Injil kepadamu oleh karena aku sakit pada tubuhku. – Galatia 4:13

Kita mungkin mengenal Paulus sebagai sosok yang luar biasa. Ia gigih memberitakan injil di mana-mana. Dianiaya, tetapi tak patah semangat. Dipenjara, tapi tetap memberi inspirasi. Padahal, mungkin saja saat itu Paulus sedang menderita suatu penyakit (yang tidak disebutkan secara rinci).

Di ayat 14, Paulus bahkan menganggap bahwa kondisi tubuhnya bisa dianggap hina dan menjijikkan. Namun, ia tidak membiarkan keadaan tersebut menghalangi pekerjaan-pekerjaan Tuhan di dalam hidupnya.

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. – 2 Korintus 12:9 

Anda pasti ingin terlihat kuat dan tidak suka menjadi lemah. Namun, sesuatu di luar kendali Anda terjadi dan melemahkan Anda secara fisik, seperti penyakit atau disabilitas yang diderita akibat kecelakaan. Saat ini terjadi, kuasa Tuhan justru disempurnakan di dalam diri Anda. Paulus mengatakan ia suka jika dirinya kuat, tapi terlebih, ia suka jika dirinya lemah, karena dengan demikian kuasa Kristus akan menaunginya.

Tetaplah jalani tugas pelayanan Anda, dengan tetap mengingat dan sadari batasan fisik yang harus Anda jaga. Jaga asupan nutrisi dan kualitas tidur Anda, serta minumlah obat-obatan atau suplemen Anda sesuai jadwal. Jangan jadikan kondisi Anda sebagai dalih, atau sebaliknya, menjadikan pelayanan sebagai pelarian sampai Anda lalai menjaga kondisi tubuh. 

Saat ini saya tetap melayani di Kids Kingdom, meskipun saya tidak bisa berdiri terlalu lama, berjalan jauh, melompat, atau pun berlari. Saya juga terus aktif di ministry, mengajar firman Tuhan, spend time dengan saudara/saudari seiman, serta menggeluti hobi menulis saya. Semoga Anda pun terus diberi kekuatan untuk melayani gereja dan sesama!

“Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!” – 2 Tawarikh 15:7

Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:

WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait:

Video inspirasi:

(Visited 201 times, 1 visits today)

Last modified: May 30

Close