Percaya Janji Tuhan di Masa Sulit

Berjalan bersama Tuhan tak selalu menyajikan jalur mulus bebas hambatan layaknya jalan tol. Kadang-kadang medannya berat dan berliku, naik gunung, turun lembah, bahkan terhalang oleh lautan. Menghadapi itu, kita mulai lelah dan ragu. Di manakah ujung jalannya? Layakkah perjalanan ini dilalui? Bagaimana kalau setelah semua yang kita perjuangkan, hidup kita tidak sesuai harapan? Apakah semua janji Tuhan itu nyata?

Semua kekalutan kita akhirnya terangkum menjadi dua pertanyaan penting: Bagaimana kita dapat teguh memegang janji Tuhan dalam situasi dan kondisi yang tampaknya jauh dari kebaikan dan rencana indah-Nya?

 

Tuhan Tidak Lalai Menepati Janji-Nya

percaya-gereja gkdi-1

Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian … – 2 Petrus 3:9

Janji Tuhan dalam Alkitab berjumlah ribuan. Ada sumber yang menyatakan jumlahnya 3573, 5467, bahkan lebih dari 7000. Berapa pun angka sebenarnya, Petrus mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati semua janji-Nya.

Bagi manusia, sering kali kata janji terasa kosong. Kita mungkin lupa atau melewatkannya karena menganggapnya sepele. Bisa jadi, kita sengaja mengabaikannya karena merasa tidak harus memenuhi janji tersebut. Karenanya, kita ragu, benarkah Tuhan akan menepati yang Ia janjikan?

Berbeda dengan kita, Tuhan tak pernah ingkar janji. Benda-benda langit ciptaan-Nya selalu bergerak sesuai mekanisme masing-masing, tepat pada waktunya. Matahari, misalnya, selalu terbit setiap hari. Kalau hukum alam saja tidak lalai dalam berjanji, apalagi pencipta-Nya! Di Alkitab, tak ada satu pun janji Tuhan yang tidak Dia ditepati. Bahkan, setelah ribuan tahun, Tuhan masih ingat apa yang Ia janjikan, dan cara-Nya menepati semua itu amatlah luar biasa.

Percayalah bahwa Tuhan sanggup dan selalu memenuhi janji-Nya, karena itu adalah karakter-Nya.

Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia. – Ibrani 11:11

Berjalan dengan Iman

percaya-gereja gkdi-2

 

Mudah bagi kita untuk percaya pada janji Allah jika harapan kita lekas terkabul atau hidup sedang baik-baik saja. Namun, apa yang harus kita lakukan agar mampu berpegang pada janji Tuhan dalam situasi sulit?

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. – Ibrani 11:6

Hidup kita sebagai orang-orang Kristen haruslah hidup yang dipimpin oleh iman. Meskipun kita tidak tahu seperti apa masa depan kita, tetaplah berjalan bersama Tuhan. Sekalipun kita bimbang dan khawatir karena hidup terlihat sama saja, tanpa ada perubahan berarti, teruslah melangkah dengan iman. Karena, iman akan membawa kita melihat karya-Nya.

Abraham dipanggil oleh Allah untuk keluar dari tanah kelahirannya, meninggalkan sanak-saudaranya dan rumah bapanya, pada usia 75 tahun. Ia pergi menuju sebuah negeri yang tidak pernah ia lihat, tidak pernah ia kunjungi, bahkan tidak ia ketahui namanya (Kejadian 12:1-9). Namun, Abraham memilih untuk percaya dan terus berjalan dengan iman.

Allah juga berjanji akan memberikan keturunan sebanyak pasir di laut dan bintang di langit kepada Abraham (Kejadian 15:5)—tak peduli istrinya Sara sudah mati haid dan keduanya sudah sangat tua. Sekali lagi, Abraham memilih untuk beriman.

Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. – Roma 4:19 

Seperempat abad kemudian, Tuhan memenuhi janji-Nya pada Abraham. Akhirnya Abraham beroleh keturunan saat usianya mencapai 100 tahun!

Jika Abraham mau setia menunggu pemenuhan janji Tuhan selama 25 tahun, bagaimana dengan Anda? Bisakah Anda tetap beriman saat jalan Anda menanjak berliku? Atau, apakah saat ini Anda putus asa dan frustrasi? Iman Anda melemah, keyakinan Anda meredup, semangat Anda hilang?

Jika ini terjadi, ingatlah: Dua puluh lima tahun bukanlah waktu yang sia-sia ketika kita berjalan dengan iman. Kendati kegenapannya memakan waktu lama, janji Tuhan layak dinantikan.

Hiduplah Seolah-olah Telah Menerima yang Tuhan Janjikan

percaya-gereja gkdi- 3

Setelah melalui ujian iman pertama yaitu menanti keturunan, Tuhan kembali mencobai Abraham. Tidak tanggung-tanggung, ia diminta mempersembahkan anak tunggalnya Ishak (Kejadian 22:1-2). Bayangkan, buah hati yang sudah ditunggunya selama puluhan tahun harus kembali diserahkan kepada Tuhan.

Namun, sekali lagi Abraham tidak ragu melakukannya, dan Allah menghargai imannya.

Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” – Kejadian 22:12

Ketika Anda sudah menerima janji Tuhan, tetapi diminta beriman lagi untuk hal yang sama karena Dia ingin Anda mengasihi-Nya lebih dalam lagi, bagaimana reaksi Anda? Apakah Anda akan marah dan menolak menyerahkan hal tersebut?

Abraham tidak takut kehilangan, marah, atau menggenggam erat-erat hal yang pernah dijanjikan kepadanya. Lalu, bagaimana cara ia merespon ujian iman kali ini?

Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. – Ibrani 11:19 

Abraham percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan anaknya kembali dari kematian. Ia merasa seolah-olah telah mendapatkan Ishak kembali.

Kita tidak pernah tahu kapan janji Tuhan akan digenapi. Entah besok, lusa, bulan depan, tahun depan, atau sepuluh tahun lagi, apa pun yang terjadi, jangan lepaskan keyakinan Anda. Seperti Abraham, teruslah beriman dan berpegang pada janji-Nya. Hiduplah seolah-olah Anda telah menerimanya!

 

Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini. – Ibrani 11:13

Bagaimana jika di akhir hidup, Anda tidak memperoleh janji Tuhan dan hanya bisa menyaksikannya kegenapannya dari surga? Akankah Anda menyesal?

Yang terpenting bukanlah apakah Anda dapat menikmati janji Tuhan atau tidak semasa hidup, melainkan iman Anda untuk percaya kepada janji-Nya. Walaupun janji itu baru digenapi setelah Anda berpulang ke rumah Bapa, percayalah, iman Anda tidak sia-sia.

Marilah terus berpegang pada janji Tuhan!

Related Articles:

Gereja GKDI terdapat di 35 kota di Indonesia.
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:




Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok:https://link.gkdi.org/tiktok