Dalam pernikahan, konflik pasti tak terelakkan. Entah karena hal kecil maupun besar, ada saja penyebab suami dan istri bertengkar. Lalu, bagaimana menyikapi konflik sehingga hubungan tidak retak? Satu jawabannya: empati.
Bagaimana empati membantu penyelesaian konflik dalam rumah tangga? Mengapa suami dan istri perlu berempati satu sama lain?
[adrotate banner= “4”]
Mengapa Empati Perlu dalam Pernikahan?

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Marriage and Family (2016), empati berperan signifikan dalam meningkatkan kepuasan dan stabilitas pernikahan. Berempati memungkinkan kita untuk memahami apa yang dirasakan pasangan, sehingga membantu kita merespon secara tepat dan menyelesaikan konflik secara efektif.
Empati tidak hanya membantu menyelesaikan konflik, tetapi juga memperkuat hubungan. Dalam studi yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology (2013), dijelaskan bahwa empati dapat meningkatkan kepuasan dan komitmen dalam hubungan. Sehingga, dengan empati, kita tidak hanya menyelesaikan konflik, tetapi juga membentuk hubungan yang lebih kuat dan penuh kasih sayang.
Dalam bukunya, “The Five Love Languages”, Dr. Gary Chapman menjelaskan bagaimana pentingnya berempati dalam pernikahan. Dia menulis, “Dengan mendengar dan memahami bahasa kasih pasangan, kita dapat menunjukkan empati yang mendalam dan menyelesaikan konflik dengan lebih efektif.”
Singkatnya, empati menuntun kita untuk saling memahami dan mengerti, bukan menang sendiri. Suami mengerti istri dan istri mengerti suami, sehingga yang muncul adalah kesepakatan, bukan perselisihan.
Bagaimana Memiliki Empati Terhadap Pasangan

Kenyataannya, berempati memang tidak semudah itu. Bagaimana mengerti dan memahami satu sama lain, bahkan di tengah pertengkaran sekalipun?
Dengarkan dengan Hati
“Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (Yakobus 1:26). Bagian dari empati adalah mendengarkan secara aktif. Dengarkanlah pasangan Anda dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Pahamilah pesan yang mereka coba sampaikan.
Jangan Menghakimi
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” (Matius 7:1). Ketika Anda berselisih dengan pasangan, cobalah untuk tidak menghakimi atau terburu-buru menyimpulkan sebelum mendengar seluruh cerita. Tujuannya adalah memvalidasi perasaan pasangan terlebih dahulu, sebelum menyelesaikan masalah.
Tunjukkan Pengertian Anda
“Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan” (Amsal 14:29). Jelaskan bahwa Anda mengerti perasaan pasangan dan tunjukkan dukungan Anda. Perlihatkanlah bahwa Anda peduli dan bersedia untuk membantu menyelesaikan konflik yang ada.
Juga, ingatlah untuk bersabar. Empati membutuhkan kesabaran, terutama dalam berhadapan dengan kekurangan pasangan. Juga, ketika Anda bersabar, pasangan dapat melihat Anda mau mengerti.
Memahami dan Mengerti
Tunjukkanlah empati kepada pasangan Anda. Cobalah untuk saling memahami, sebelum masuk ke inti masalah. Hal ini tidak hanya akan membantu dalam menyelesaikan konflik, tetapi juga akan memperkuat hubungan Anda, menjadikannya lebih sehat dan harmonis. Seperti yang tertulis dalam Kolose 3:14, “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”
–
Related articles:
- Rasa Syukur Istri Menyelamatkan Suami
- Membangun Rumah Tangga Bahagia: Pertimbangkan 2 Hal Ini Sebelum Menikah
- Ciri Pernikahan Sehat: Mampu Kelola Konflik
- Pernikahan Anda Terasa Hambar? 3 Solusi Ini Layak Anda Coba
- Pernikahan Sehat: Berani Katakan “Tidak” untuk 4 Hal Ini
- Berempati kepada Istri: Kunci Kehidupan Maju dan Bahagia
–
[adrotate banner= “13”]
–
[adrotate banner= “11”]
Last modified: Sep 26