Written by Gery 4:32 am Biblical Talk, Devotionals, Quite Time & Pray, Self Development, Spiritual Life, Uncategorized

Dilema: Bagaimana Memilih dalam Keadaan yang Sulit?

dilema - gereja gkdi - cover

Dilema. Kita semua pernah mengalaminya.

Bayangkan diberikan pilihan yang sama sulitnya. Seperti peribahasa, “buah simalakama, dimakan bapak mati; tidak dimakan, ibu mati.” Sebuah pilihan dengan akibat yang sama sulitnya.

Tetap saja, dilema akan datang sewaktu-waktu dalam hidup ini. Bagaimana memilih ketika keadaan sedang sulit – dan dengan akibat yang sulit juga?

[adrotate banner=”4″]

Di Antara Dua Pilihan (yang Tidak Ideal)

dilema - gereja gkdi - 1

Hidup tidak melulu ideal. Ada saat-saat di mana kita harus mengambil pilihan yang sulit. Bahkan, tokoh Alkitab pun banyak yang terjebak dilema.

Seperti Rahab (Yosua 2:1-7), yang melindungi dua pengintai Israel, sehingga ia harus berbohong. Juga Daud, yang ketika melarikan diri, harus menipu Ahimelek agar selamat (1 Samuel 21:2). Atau Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang harus memilih, menyembah Tuhan atau dilempar ke dalam perapian (Daniel 3:12-18). Dan masih banyak lagi.

Dalam Alkitab, tokoh-tokoh ini berada dalam keadaan terjepit, yang memaksa mereka mengambil pilihan yang sulit. Bagaimana dengan kita? Tentu kita pernah juga berada di posisi ini.

[adrotate banner=”15″]

Bagi pelajar, mungkin Anda pernah mengalami diminta contekan oleh teman atau dijauhi karena “tidak membantu.” Bagi pekerja, pasti ada kisah-kisah di mana atasan meminta kita melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Sementara pengusaha, harus memilih antara menaati peraturan atau membayar biaya yang besar demi bisnis.

Belum tentu Tuhan menolong kita secara ajaib. Terkadang, kita tergoda untuk menyelamatkan atau menguntungkan diri sendiri, meski firman Tuhan jelas melarang. Atau, kita ingin mengambil pilihan yang paling tidak merugikan.

Takut Pada Konsekuensi

Namun, apa yang sebenarnya membuat dilema begitu menakutkan? Salah satu jawaban yang paling mungkin adalah konsekuensi.

Dalam keadaan yang ideal, sebenarnya kita memiliki banyak pilihan. Termasuk di antaranya memilih untuk tidak memilih. Bisa juga karena pilihan yang kita ambil tidak menghadirkan tanggung jawab yang besar. Contohnya, mau makan di mana, atau memilih untuk membeli barang.

Berbeda halnya ketika dilema datang. Tidak ada pilihan untuk tidak memilih. Dan ketika kita memilih, kita diperhadapkan dengan tanggung jawab yang besar. Itulah mengapa dilema terasa begitu menakutkan.

Paulus menghadapi hal ini. Roma 7:22-23 mengungkapkan pilihan Paulus yang sulit:

“Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.” 

Singkatnya, secara roh, Paulus suka dengan hukum Allah. Ia mau hidup benar. Di sisi lain, dagingnya mau melakukan dosa. Jadi Paulus terpaksa memilih: ikut Tuhan dan mengorbankan kedagingannya, atau hidup dalam daging tetapi kehilangan keselamatan.

Jadi, bukan pilihannya yang menakutkan, melainkan konsekuensinya. Bagaimana kita harus memilih, jika pilihannya saja sudah berat begini?

Melewati Dilema dengan Hikmat

dilema - gereja gkdi - 2

Jika kita menghadapi dilema, mari kita kembali kepada firman Tuhan.

Ketika keadaan terasa sulit pun, Tuhan memberi jalan keluar. Ia menjanjikan hikmat, seperti dikatakan di Yakobus 1:5. Ia takkan menahan, bahkan akan “memberikan kepada semua orang dengan murah hati.” Yang perlu kita lakukan adalah mengakui sulitnya pilihan itu, sehingga kita terbuka akan hikmat Tuhan.

Lalu, percayalah bahwa seberat apapun pilihan yang kita ambil, Tuhan menyediakan jalan keluar. Seperti dikatakan di 1 Korintus 10:13,

Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

Memang, tidak mudah ketika kita dipaksa memilih. Memalsukan dokumen, atau dipecat dari pekerjaan? Ikut menyontek, atau dikucilkan oleh teman-teman? Bagaimana ketika pacar yang kita kasihi, mengajak kita melakukan sesuatu yang tidak murni?

Namun, Tuhan setia dan menjanjikan hikmat dan jalan keluar. Selama kita percaya kepada-Nya dan tidak bergantung pada hikmat sendiri, kita akan mampu tetap di jalan yang lurus (Amsal 3:5-6).

Selain itu, kita juga harus belajar untuk membedakan antara yang baik dan jahat (Ibrani 5:14), berdoa untuk menemukan kehendak Allah (Efesus 5:10, 17). Dilema adalah sebuah kesempatan yang menguji iman kita. Ketika kita setia dan terus mencari apa yang benar, pastilah kita akan mendapat kelegaan.

Apapun konsekuensinya, apapun pilihannya, kita tahu Tuhan menjaga. Syaratnya, tentu, adalah dengan mencari dan melakukan yang benar.

Pilihlah yang Sesuai Kehendak Tuhan

Tidak enak berada di dalam dilema, serba salah. Ada sesuatu yang harus kita korbankan, ketika kita memilih. Tidak memilih pun, salah.

Namun, pertanyaan yang sesungguhnya adalah dasar apa yang kita pakai dalam memilih. Apakah kita memakai pemikiran kita sendiri, atau dengan hikmat Tuhan? Adakah kita berdoa, berlutut mencari kehendak-Nya? Apapun yang kita pilih, pilihlah yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Bukankah Dia Allah yang baik, yang akan memberi petunjuk? Bukankah Dia adalah Penasehat Ajaib (Wonderful Counselor), seperti yang tertulis dalam Yesaya 9: 5, sumber segala pengetahuan dan hikmat? Jadi, mengapa kita tidak datang kepada-Nya?

Tidak ada dilema yang terlalu sulit untuk Tuhan. Bangsa Israel pernah mengalami dilema. Dikejar oleh pasukan Mesir dan di hadapannya terbentang laut Merah. Namun, Tuhan bisa membuka jalan yang tidak pernah kita bayangkan. Dia membelah laut Merah, sehingga bangsa Israel bisa berjalan di tanah yang kering. Remember, God will make a way, where there seems to be no way. He works in the ways we cannot see.

Tuhan yang membelah laut Merah, adalah Tuhan yang sama, yang bisa membuka jalan untuk kita, ketika rasanya tidak ada jalan keluar. Let us trust in God more!

Related articles:

(Visited 715 times, 1 visits today)

Last modified: Jan 19

Close