Dalam perjalanan rohani setiap orang, kisah Abraham merupakan inspirasi yang luar biasa. Abraham, seorang tokoh Alkitab yang terkenal karena imannya, mengajarkan kita tentang arti iman: percaya tanpa melihat.
Iman yang bukan keyakinan kosong, melainkan percaya penuh terhadap rencana dan janji Tuhan.
Abraham, Bapa Orang Beriman
Abraham, sering disebut sebagai “Bapa Orang Beriman,” adalah contoh utama dari iman yang murni dan tidak tergoyahkan. Kisahnya, yang diceritakan dalam Alkitab, menunjukkan bagaimana ia mempercayai Tuhan, bahkan ketika apa yang dijanjikan tampak mustahil.
Mulai dari meninggalkan tempat tinggalnya, menuju tanah Kanaan (Kejadian 12:1-4), menunggu anak hingga bertahun-tahun (Kejadian 18:10-14), hingga mengorbankan anaknya sendiri (Kejadian 22:1-19), tidak diragukan bahwa imannya sungguh luar biasa.
Abraham percaya kepada Tuhan, dan imannya dianggap sebagai kebenaran (Roma 4:3). Kepercayaan Abraham kepada Tuhan bukan didasarkan pada apa yang ia lihat, melainkan pada janji Tuhan. Siapa yang mau meninggalkan hidup yang nyaman, untuk sebuah hidup yang tak pasti? Siapa bisa menanti hingga puluhan tahun untuk memiliki anak, lalu harus mengorbankan anaknya itu?
Jika bukan berdasarkan janji Tuhan, iman Abraham tentu mustahil.
Bersyukur, Abraham mampu melalui semuanya itu. Jika ia mampu memiliki iman yang besar, tentu kita pun bisa memilikinya.
Memiliki Iman yang Besar
Percaya Tanpa Melihat (Live by Faith, Not by Sight)
Abraham percaya kepada Tuhan ketika Ia berjanji akan memberinya keturunan meskipun pada usia lanjut (Kejadian 15:5-6). Iman seperti ini menunjukkan kepercayaan yang mendalam, tidak bergantung pada kondisi fisik atau kemungkinan.
Berapa banyak kita mau melihat hasil dulu, baru percaya? Berapa banyak kita meminta “jaminan” kepada Allah baru beriman? Iman kita adalah percaya, meski belum kelihatan (2 Korintus 5:7). Di situlah tantangannya. Bukan karena hasil atau jaminan, namun karena kita percaya akan kuasa Tuhan.
Ketaatan Mutlak
Abraham menunjukkan iman melalui ketaatannya. Ketika Tuhan memerintahkan dirinya untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke tempat yang akan ditunjukkan-Nya, Abraham taat (Kejadian 12:1-4). Ini adalah iman yang aktif, bukan pasif.
Dalam beriman, bisa saja kita percaya bahwa Tuhan akan melakukan segalanya. Sementara kita berpangku tangan saja. Tentu, ini keliru. Jika kita mengaku beriman, kita punya bagian untuk dikerjakan.
Percaya dalam Kesulitan
Bahkan dalam ujian yang paling berat, saat diminta untuk mengorbankan putranya, Ishak, Abraham tetap percaya (Kejadian 22:1-18). Ini menunjukkan bahwa iman sejati tetap teguh meskipun dalam ujian dan kesulitan.
Beratnya ujian dalam hidup justru adalah kesempatan bagi kita berserah kepada Tuhan. Ketika pekerjaan lancar, bisnis bagus, dan semua berjalan aman-aman saja, kita cenderung mengandalkan kekuatan sendiri. Ketika semua jalan tertutup, itulah saatnya Tuhan bekerja.
Bergantung Pada Janji Tuhan
Abraham percaya pada janji Tuhan dan menunggu dengan sabar. Ini mengajarkan kita untuk tidak tergesa-gesa dan tetap percaya meskipun belum melihat bukti dari janji tersebut. Tulis Rasul Paulus pada 2 Korintus 1:20, “Sebab Kristus adalah ”ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan ”Amin” untuk memuliakan Allah.”
Iman Abraham, Iman Teladan
Iman Abraham adalah teladan bagi kita semua. Seperti yang dikatakan dalam Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Jika kita tidak lelah dan mundur, pada saatnya nanti kita akan memetik buahnya.
Mari kita berusaha mengembangkan iman yang seperti Abraham, iman yang tidak didasarkan pada apa yang kita lihat, tetapi pada kepercayaan mutlak kita kepada Tuhan.
Related articles:
- Iman Instan dan Iman Sejati: yang Manakah Kita?
- Percaya Janji Tuhan di Masa Sulit
- Waktu Tuhan Pasti yang Terbaik: 3 Cara Menunggu Janji Tuhan
- “Tuhan Yesus, Saya Percaya Pada-Mu:” Apa Buktinya?
- Tuhan Tak Pernah Mengecewakan: Belajar Beriman dari Sara
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Nov 28