Kita senang dikenal secara pribadi. Ada orang yang dekat, mengetahui nama kita, kenal siapa diri kita yang sebenarnya.
Pikirkanlah seorang sahabat yang mengenal Anda. Lalu Anda bertemu dengan dia, dan dia menyebut nama Anda. Apa yang Anda rasakan? Tentu senang, bukan? Bahwa ada orang yang mengenal Anda pribadi, tahu apa yang Anda sukai, dan mau bersama-sama terus tak peduli siapa Anda.
Inilah kenyataannya, bahwa kita diciptakan untuk memiliki hubungan. Bukan hanya hubungan yang asal kenal, tetapi hubungan yang dalam.
[adrotate banner=”4″]
Tuhan Mau Mengenal Saya Pribadi?

Bagaimana jika saya katakan, bahwa Tuhan yang menciptakan kita juga menginginkan hal seperti itu? Apa yang Anda rasakan?
Mungkin kita sudah berkali-kali mendengarnya. Kalau saya, entah sudah berapa kali saya menyanyikan lagu “Pribadi yang Mengenal Hatiku.” Saking seringnya, sampai saya sendiri tanpa sadar sudah kehilangan makna lagu itu. Bahwa Tuhan mau kenal saya, Dia mengerti saya, ya sudah.
Akan tetapi, bisa saja ada dari kita yang merasa aneh. Bukankah Tuhan itu raja yang mahakuasa? Tuhan seperti itu tentu terasa jauh, dingin, tidak banyak berperasaan. Bagaimana bisa, Tuhan itu dekat dan akrab seperti sahabat?
Boleh jadi ada di sini yang betul-betul tidak bisa relate dengan ini. Apalagi, jika dulu pernah jadi korban bully. Susah rasanya untuk memercayai dan menerima orang lain, apalagi Tuhan. Memangnya bisa?
Jawabannya adalah ya.
[adrotate banner=”15″]
Tuhan mau kenal Anda pribadi.
Allah bukan seperti tuhan-tuhan lain yang terasa jauh dan dingin. Ia mau kita menemukan Dia (Kisah Para Rasul 17:27), dan dekat dengan kita (Wahyu 3:20).
Allah yang Mau Mengenal Kita

Di dalam Alkitab, ada banyak contoh di mana Allah ingin mengenal kita. Namun, contoh Zakheus sangat mengena.
Seperti pada Lukas 19:1-10, ketika Yesus bertemu dengan Zakheus. Ketika semua orang membenci Zakheus, si pemungut cukai, Yesus malah berkata, ”Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu” (ayat 5). Yesus bukan hanya ingin mengajar Zakheus, tetapi mau tinggal dan mengenal dirinya.
Begitulah gambaran hubungan yang Tuhan inginkan. Tidak berjarak, tidak jauh, melainkan hangat dan penuh kedekatan. Bahkan, Tuhan sendiri mau supaya kita mengenal Dia dengan sebutan Bapa (Galatia 4:6). Begitu dekatnya, seperti seorang ayah dan anaknya.
Mengapa? Karena Allah ingin hubungan yang dekat dan akrab. Seperti tertulis di 2 Korintus 6:18, “Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa.”
Hubungan kita dengan Tuhan bukan hubungan transaksional, hanya berasal dari untung dan rugi. Tidak, kita menjadi keluarga di mana Allah menjadi Bapa, dan kita anak-anak-Nya.
Mungkin Anda sulit untuk melihat Allah yang begitu dekat. Namun, percayalah, jika Yesus begitu mengasihi Anda, dan bahkan rela mati untuk Anda, betapa kuatnya kasih Allah itu. Begitu kuatnya, sehingga Ia rindu untuk mengenal Anda.
Allah menginginkan hubungan yang dekat dan pribadi dengan umat-Nya. Maukah kita dekat dengan-Nya?
Seberapa Dekat Allah Mengenal Saya?
Agar kita lebih mengerti seberapa Allah mau mengenal kita, marilah kita renungkan ayat-ayat ini.
- “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau,dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau” (Yeremia 1:5);
- “Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh” (Mazmur 139:1-2).
Bukankah luar biasa memiliki seorang Allah yang mengetahui diri kita sebenar-benarnya? Ia, yang membentuk kita, merencanakan hidup kita, dan mengerti permasalahan dan pergumulan kita?
Oleh karena itu, kita dapat 100% percaya kepada-Nya. Apapun yang kita alami, seberat apapun beban yang kita tanggung, dan masalah apapun yang kita hadapi, kita percaya bahwa Allah akan ada beserta dengan kita.
Ia tahu kita secara pribadi. Bahkan, Ia sendiri berjanji akan menyertai kita sampai ke akhir zaman (Matius 28:20).
Kenallah Diri-Nya Secara Pribadi
Allah adalah Allah yang sangat pribadi – semua keluhan, keresahan, ketakutan kita, Ia mengerti.
Oleh karena itu, marilah kita mendekat kepada-Nya. Seperti dikatakan pada Ibrani 4:16, Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.”
Related articles:
- Bapa Sentuh Hatiku: Memohon Hati Baru kepada Tuhan
- Apakah Tuhan Itu Adil?
- Kabar Gembira! Kasih Allah lebih Besar dari Kesalahan Anda
- Allah Kita Allah Yang Peduli. Ini Cara Mengetahuinya
- 3 Sikap Hati dari Lagu Bapa yang Kekal
–
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Jan 19