Notice: Undefined index: td_source in /home/gkdi/public_html/blog/wp-content/themes/superblog/single.php on line 18

Written by 9:07 am Devotionals, Biblical Talk, Character, Family, Lifestyle, Relationship, Self Development, Spiritual Life

Keluarga Adalah Segalanya – Gereja GKDI

Keluarga-adalah-segalanya-GKDI-Cover

Jika dipikir, sebenarnya keluarga adalah segalanya bagi kita. Mereka adalah saudara, pasangan, yang tak mencari keuntungan dari kita. Saat kita berhasil, mereka akan ikut bahagia. Sebaliknya, mereka akan bersedih saat kita terjatuh dan menyerah menghadapi tantangan kehidupan

Akan tetapi, terkadang kenyataan tidak sesuai harapan. Ada banyak faktor yang bisa memburamkan pandangan kita terhadap keluarga. Saya sendiri pernah merasa kepahitan dan tidak dekat dengan keluarga saya sendiri.

Keyakinan Saya akan Keluarga adalah Segalanya

Keluarga-adalah-segalanya-GKDI-1

Status sebagai anak bungsu membentuk pandangan saya terhadap keluarga. Saya tidak tahu rasanya memiliki adik atau saudara kandung. Apalagi jarak usia dengan kakak saya cukup jauh. Karena selalu dimanja oleh orang tua, saya tidak terlalu membutuhkan orang lain, bahkan terhadap keluarga sendiri. 

Saat kedua orang tua mulai menua dan mengalami masalah kesehatan, saya yang bertugas mengantar mereka ke dokter. Saya sendirian memastikan kesehatan mama saya. Di lain pihak, saudara-saudara saya tampak tidak peduli. Kadang ada perasaan iri dan jengkel, “Kenapa kalian bisa tertawa bahagia, sementara saya pulang malam karena menunggu ibu di rumah sakit?” Lambat laun, muncul kebencian kepada saudara kandung saya sendiri. Saya merasa keluarga sama saja dengan orang lain yang belum tentu peduli. 

Hal itu terbawa dalam pernikahan. Saya merasa istri, anak, mertua adalah beban, bukan berkat. Setiap ada keluhan dan kebutuhan, itu sangat membebani saya. Akibatnya, kadang sikap saya sangat tidak baik saat di rumah. Saya memasang wajah muram dan sinis. Istri dan anak menjadi tidak bahagia. Saya tidak merasa bahwa keluarga adalah segalanya. 

Saya lupa, betapa istri sangat mengasihi saya. Saat saya lelah dan sakit, dia tak segan langsung menyediakan minuman hangat dan makanan untuk saya. Tanpa diminta, istri akan memijati tubuh saya. Dia ingin yang terbaik untuk saya

Melihat betapa tulusnya kasih istri kepada saya, lambat laun pola pikir saya akan keluarga mulai berubah. Saya jadi sangat mensyukuri keberadaan sang istri. Rasa syukur saya bertambah saat melihat anak yang lucu. Dia menghibur segala kesedihan dalam hari-hari saya. Merekalah yang memotivasi saya untuk bekerja keras dan memberi yang terbaik. 

Kini saya berkeyakinan, keluarga adalah segalanya. 

Sikap Kita Terhadap Keluarga

Keluarga adalah tempat kita bernaung dan disegarkan kembali setelah rutinitas. Tidak hanya itu, merekalah yang akan pertama kali siap sedia menolong kita di saat sulit. Oleh karena itu, kita perlu berkeyakinan, keluarga adalah segalanya.

Bagaimana kira-kira caranya? 

1. Terima dan Hargai  Perbedaan Setiap Anggota Keluarga

Keluarga-adalah-segalanya-GKDI-2

Perlu disadari, setiap anggota keluarga adalah individu yang unik. Mereka memiliki perbedaan masing-masing. Ada yang berani berbicara mengungkapkan perasaannya. Ada juga yang sulit mengungkapkan perasaannya. Seorang mungkin bersabar, sedangkan yang lainnya tidak sabaran.

Perbedaan-perbedaan ini menuntut kita untuk berlaku bijak. Bagaimana kita bisa saling menghargai? Bagaimana kita saling memahami? Inilah kunci agar keluarga tetap hangat dan utuh.

Roma 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. 

Prinsip ayat di atas, sebagai anggota keluarga, kita perlu saling menghargai dan menghormati. Termasuk juga menghargai setiap perbedaan yang ada. 

Caranya? Dengan menjalin komunikasi atau mengadakan acara bersama. Hal-hal ini akan memperdalam hubungan, sehingga satu keluarga saling menerima dan mengasihi. Begitulah caranya kita menerima dan menghargai perbedaan yang ada. 

2. Keluarga adalah Berkat dan Berharga

Keluarga-adalah-segalanya-GKDI-3

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!

Mazmur 133:1

Suka tidak suka, kita perlu menerima keluarga tempat kita dilahirkan dan dibesarkan. Tuhan Yang Maha Kuasa telah menetapkannya. Jika demikian, maka keluarga adalah berkat bagi kita yang telah dianugerahkan-Nya

Jika Anda merasa sulit mengasihi keluarga, lihatlah contoh Yusuf.  Ia dijual oleh saudara-saudaranya, dan jatuh ke dalam hidup serba sulit di Mesir. Ketika Yusuf bertemu kembali dengan mereka, apa yang ia lakukan? Membalas dendam? Tidak. Sebaliknya,

”Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu” (Keluaran 45: 4-5).

Yusuf bisa saja pahit dan balas dendam. Akan tetapi, ia memilih untuk mengasihi saudara-saudaranya.

Saat ada rasa jengkel dan amarah, coba lihat kembali rasa syukur kita akan keluarga yang Tuhan telah berikan. Jika Anda masih melajang, orang tua, kakak atau adik adalah berkat bagi Anda. Merekalah yang ada di barisan paling depan, menolong saat Anda membutuhkan. 

Bagi yang telah berkeluarga, mari menghargai adanya istri dan anak. Mereka adalah harta yang Tuhan percayakan pada kita. Jika kita mengasihi mereka, tentu kita akan bekerja untuk mencukupi kebutuhan mereka, bukan?

Memandang keluarga sebagai berkat akan mengubah sikap dan cara pandang kita terhadap mereka. Semoga bagi kita, keluarga adalah segalanya.

3. Inisiatif Mengasihi Keluarga Kita

Keluarga-adalah-segalanya-GKDI-4

Dengan apa keluarga bisa merasakan kasih kita? Tentu tidak hanya dengan perkataan, tetapi dengan perbuatan. 

1 Korintus 13:1 Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.

Kasih jelas paling baik diekspresikan dengan perbuatan. Apa saja yang bisa kita lakukan?

Pertama, kita menyapa dengan hangat setiap bertemu anggota keluarga. Selanjutnya, kita bisa menciptakan pembicaraan yang ringan, sampai pembicaraan yang lebih mendalam. Bisa juga dengan menanyakan kabar, tantangan, pergumulan. Kita pun dapat saling menguatkan dan memberi semangat.

Kedua, kita bisa aktif mengadakan dan terlibat dalam acara keluarga. Misal, ada yang berulang tahun, kita bisa mengucapkan dan merayakannya bersama-sama. Kita bisa juga mengadakan pertemuan rutin keluarga. Seperti makan bersama, berekreasi, atau juga mengadakan arisan bulanan keluarga. 

Ketiga, jangan lupa membantu jika keluarga kita membutuhkan. Ketiga cara tersebut dapat kita latih dan kembangkan. Percayalah! Tuhan akan menghargai setiap tindakan kita dalam mengasihi keluarga. Hal itu sangat menyenangkan hati-Nya. 

Memiliki keyakinan dan sikap bahwa keluarga adalah segalanya, memerlukan upaya dan perjuangan. Saya percaya kita bisa meraihnya. Asal kita berjuang untuk mengasihi Tuhan, kasih kita kepada keluarga  akan bertumbuh pula. 

Ingat, saat kita terjatuh, terjerumus dan tak sanggup bangkit lagi, ada keluarga yang siap menolong kita. Keluarga kita adalah lini pertama yang siap menopang kita. Oleh karena itu, mari kita kasihi keluarga kita seperti Allah telah sangat mengasihi kita!

Related Articles:

Gereja GKDI terdapat di 37 kota di Indonesia.
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:




Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp

(Visited 210 times, 1 visits today)

Last modified: Dec 22

Close