Ucapan syukur mudah keluar dari mulut kita ketika keadaan sedang baik-baik saja. Sebaliknya, di saat masa sulit jarang terlintas di pikiran untuk bersyukur. Karena, di masa-masa baik, mudah bagi kita untuk melihat bahwa Tuhan begitu baik. Sebaliknya, di masa-masa sulit, kita pun bertanya-tanya apakah Tuhan masih menyertai kita.
Berbagai alasan membuat bersyukur terasa sulit. Seorang ayah mungkin berkata, “Bagaimana saya bisa bersyukur sementara dagangan belum laris?” Atau, “Bagaimana mengucap syukur ketika pekerjaan sedang begitu sulit?” Seorang ibu mungkin berkata, “Bagaimana saya bersyukur jika harga sembako mahal, dan uang belanja berkurang?”
Jika bersyukur terasa sulit, itu karena kita perlu lebih dalam tentang mengucap syukur itu sendiri.
Mengucap Syukur di Setiap Keadaan

Syukur bukan hanya emosi sesaat sebagai ungkapan ketika kita merasa terbantu, merasa bahagia, mendapat keberuntungan. Lebih dari itu, seharusnya kita pun bisa juga bersyukur dalam keadaan biasa-biasa atau malah dalam keadaan kurang baik. Mengapa? Karena rasa syukur adalah pengakuan iman kita kepada Allah, apapun keadaan kita.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. – 1 Tesalonika 5:18
Dalam surat ini, Paulus berkata “mengucap syukurlah dalam segala hal.” Alasannya? Karena dengan bersyukur kita terus mengingat kuasa dan kerja Tuhan, bahkan dalam keadaan yang tidak baik. Jadi, sudah sepantasnya kita bersyukur, baik ketika berkat-berkat berdatangan, atau ketika masalah tak putusnya menimpa.
Kita sudah mengerti mengapa bersyukur di masa sulit itu penting. Sekarang, kita akan menggali apa manfaat bersyukur di masa sulit.
1. Syukur Membuat Kita Berfokus kepada Tuhan

Rasa kecewa kerap menjadi penghilang rasa syukur. Dalam satu tahun ke belakang mungkin Anda kecewa karena kehilangan peluang bisnis, pekerjaan, orang yang Anda sayangi. Anda menjadi sedih, menangis, dan kecewa. Sulit rasanya melihat pekerjaan Tuhan di masa seperti itu.
Akan tetapi, Yesus memberi contoh yang berbeda.
Jawab Yesus: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?” Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: “Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. – Yohanes 11:40-41
Yesus berteman dekat dengan Lazarus. Inilah yang mengakibatkan kematian Lazarus terasa menyakitkan bagi Dia. Namun, Ia tidak membiarkan rasa sedih menguasai diri-Nya. Ia paham, bahwa kematian Lazarus adalah kesempatan untuk memberitakan kuasa Allah. Ia bersyukur, memuliakan Allah, dan akhirnya membangkitkan Lazarus dari kematian.
Saat berada di titik terendah, ingatlah untuk mengucap syukur. Kita mengakui rasa sakit itu, meminta kuasa Tuhan memulihkan semua keadaan, dan menyerahkan kepada-Nya kendali penuh. Dengan kata lain, bersyukur memindahkan fokus dari diri sendiri kepada Tuhan.
2. Syukur Memberikan Kekuatan

Keadaan yang sulit bisa melemahkan iman kita. Berbagai masalah, seperti bisnis bangkrut, kehilangan pekerjaan, sakit penyakit, tentu begitu berat sehingga kita ragu akan kuasa Tuhan. Apalagi jika doa kita tak kunjung dijawab.
Apakah Tuhan tidak mendengar? Tentu Ia mendengar. Akan tetapi, ingatlah bahwa Tuhan memiliki rencana-Nya sendiri. Ia akan menolong kita, tepat pada waktu-Nya. Lalu, bagaimana agar kita tetap percaya akan kuasa-Nya? Dengan mengucap syukur.
Terpujilah TUHAN, karena Ia telah mendengar suara permohonanku. TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya. – Mazmur 28:6-7
Ketika Anda mulai menjadi lemah karena merasa semua serba salah, jangan lupa mengucap syukur. Kita akan melihat betapa besar kebutuhan kita akan Tuhan. Tuhan memiliki segalanya, kita sangat membutuhkan Tuhan.
3. Syukur Membangun Ketahanan

Ketahanan yang dimaksud adalah kemampuan kita untuk menanggung hal serupa yang dapat terjadi di masa depan. Kita akan kecewa lagi, mengalami kehilangan lagi. Namun, dengan bersyukur kita mampu membangun kepercayaan kepada Tuhan semakin besar lagi. Lain kali kita menghadapi hal-hal ini, kita lebih siap bahkan lebih kuat dari sebelumnya.
Yesus sejak kecil bertumbuh dalam mengandalkan kekuatan dan kebaikan Bapa-Nya. Jadi, Dia sanggup bersyukur dalam setiap keadaan yang tidak mudah. Bahkan sampai puncak penderitaan yang luar biasa, yaitu selama perjalanan menuju salib.
Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. – Roma 5: 3-4
Ketahanan tidak dibangun dalam satu hari tapi melalui serangkaian peristiwa. Semakin Anda terus mengucap syukur dalam setiap keadaan, semakin mudah Anda menghadapi situasi seperti itu yang mungkin terjadi lagi kedepannya.
Mengucap Syukur di Setiap Waktu

Sekarang kita tahu beberapa alasan untuk selalu mengucap syukur. Rasa syukur mengarahkan fokus kita kepada Tuhan, menguatkan kita, dan membangun ketahanan dalam menghadapi masalah. Pendek kata, terus bersyukur menambah dan menguatkan iman kita.
Dengan bersyukur di setiap waktu, kita pun mampu menghadapi segala situasi. Pula, kita mampu melihat dengan perspektif Tuhan, yang tentu membantu kita di masa-masa sulit. Jadi, mari kita mulai untuk mengucap syukur hari ini.
–
Related Articles:
- Mengucap Syukur Di Tengah Hujan
- Rasa Syukur Istri Menyelamatkan Suami
- Sulit Bersyukur? Latih Pola Pikir Ini!
- 3 Alasan Bersyukur akan Hal Kecil ini Dapat Mengubah Hidup Anda. Baca Yuk!
- Stay Calm, Stay Cool: Tetap Tenang di Tengah Masalah
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: May 7

