Siapa di antara kita yang tidak pernah kecewa? Dalam hidup, kita pasti pernah dikecewakan oleh satu dan lain hal. Bentuk dan pola kekecewaan itu bermacam-macam, antara lain:
- Kecewa setiap kali harapan atau keinginan kecil tidak terwujud (tidak jadi berlibur bersama, tak dapat bonus dari kantor, menu makanan yang ingin dipesan sudah habis). Penyebabnya tampak sepele dan durasinya singkat.
- Kecewa sesaat karena kehilangan seseorang atau sesuatu yang berharga (teman baik menjauh, kehilangan pekerjaan). Sifatnya sementara, karena setelah mendapatkan penggantinya, kekecewaan itu terobati.
- Kekecewaan mendalam karena sebuah kehilangan atau perubahan besar dalam hidup (kematian orang yang dicintai, perceraian, jatuh miskin, penyakit kronis). Sifatnya mendalam, durasinya lama, bahkan bisa permanen.
Dari ketiganya, tipe terakhirlah yang sering membuat hidup kita menderita. Apakah Anda sedang bergumul dengan rasa kecewa yang sudah lama mengganggu, yang terus menusuk-nusuk batin, sekalipun Anda berusaha melupakannya?
Bagaimana cara mengatasi rasa kecewa menurut Alkitab?
Manakah yang Lebih Berarti?
“TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. – Ratapan 3:24
Rata-rata orang kecewa karena keinginan, harapan, impian, atau rencana mereka tidak terwujud. Contohnya:
- tidak kesampaian menjadi figur profesional di bidangnya atau gagal menyelesaikan kuliah akibat faktor finansial;
- berharap menikah di usia 25 tahun, tetapi setelah sepuluh tahun, tak kunjung menemukan pasangan;
- menginjak tahun ke-10 pernikahan belum juga dikaruniai buah hati. Terus mendambakan anak kandung sendiri meski sudah mengadopsi anak;
- ingin punya rumah sebelum menikah, tetapi hingga kelahiran anak yang kesekian, masih tinggal di tempat kost atau mengontrak;
- dan, yang paling menyakitkan: belum lama menikah, tetapi pasangannya sudah dipanggil Tuhan.
Mereka yang mengalami kekecewaan berat seperti ini pun bertanya dalam hati:
“Mengapa Tuhan tidak menjawab permohonan saya, padahal Dia Allah yang sanggup melakukan segalanya?”
“Sepertinya Tuhan tidak ingin melihat saya bahagia. Semua yang saya inginkan tak pernah terkabul.”
“Kenapa orang lain mendapatkan dengan mudah apa yang mereka inginkan, sementara saya, sudah bersusah payah pun, tetap bernasib seperti ini? Tuhan tidak adil!”
Sebelum Anda melontarkan hal-hal di atas, cobalah renungkan mana yang lebih berarti: impian, harapan, rencana, keinginan Anda, atau Tuhan? Sadarkah Anda, ketika kita kecewa berkepanjangan atau terus hidup dalam kekecewaan, berarti Tuhan tidak lebih penting daripada semua ambisi kita?
Jadikan Tuhan bagian terbaik dalam hidup Anda, bukan hal-hal lain, dan berharaplah hanya kepada-Nya. Ingatlah bahwa hanya Tuhan yang bisa memuaskan semua keinginan dan kekosongan hati Anda, dan Dia tidak pernah mengecewakan Anda.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. – Roma 5:5
Anda Tak Kekurangan Satu pun Hal Baik
Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik. – Mazmur 34:10
Tuhan berjanji bahwa orang yang mencari-Nya takkan kekurangan apa pun yang baik.
Tapi, bagaimana mungkin, pikir Anda, sedangkan saya masih berpenyakitan, tidak punya anak, tidak punya karier cemerlang, tidak punya pasangan, tidak punya rumah?
Jawabannya sederhana. Jika hal-hal yang Anda inginkan itu baik menurut pandangan Tuhan, Dia pasti akan memberikannya kepada Anda!
Mengapa sampai detik ini Tuhan tidak kunjung memberikan apa yang Anda idamkan?
Bisa jadi karena hal itu tidak baik bagi Anda saat ini. Tuhan ingin Anda lebih beriman, percaya, dan bertekun dalam doa. Barangkali Dia ingin Anda lebih bergantung kepada-Nya, bukan pada kekuatan sendiri. Atau, Tuhan ingin menunjukkan bahwa Dia bisa mengabulkan keinginan Anda dengan cara-Nya dan sesuai waktu-Nya sendiri.
Jadi, yakinlah bahwa Anda tidak kekurangan satu pun hal baik, karena jika itu baik, Tuhan pasti akan memberikannya kepada Anda.
Ubah Cara Pandang
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus. – Filipi 3:8
Sumber kekecewaan kita pada dasarnya disebabkan dua hal: manusia atau keadaan. Orang-orang yang menyakiti, merugikan, tidak memenuhi ekspektasi Anda, atau keadaan yang tidak mendukung situasi Anda.
Saat kecewa, Anda akan dihadapkan pada dua pilihan respon: terpuruk dan semakin jauh dari Tuhan, atau justru lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
Paulus memilih respon yang kedua. Begitu mengenal siapa Tuhan sesungguhnya, ia menganggap semua yang dia miliki adalah kerugian dan sampah, karena pengenalannya akan Tuhan lebih mulia dari segala hal.
Keputusan ada di tangan Anda. Anda bisa terus tenggelam dalam kekecewaan, lalu menjauh dari Tuhan dan menyalahkan segala yang terjadi dalam hidup. Atau, Anda menjadikan kekecewaan itu sebagai pendorong untuk lebih dekat kepada Tuhan.
Terima Keadaan
Bicara tentang tokoh Alkitab yang paling banyak menelan rasa kecewa, mungkin orang tersebut adalah Musa.
Setelah lolos dari kematian saat bayi berkat iman ibunya, Musa menjadi anak angkat Firaun. Kendati hidup dalam kemewahan dan mendapatkan pendidikan terbaik di Mesir, ia menyaksikan bangsanya sendiri menjadi budak. Ketika menolong seorang budak Ibrani yang dipukuli tentara Mesir dan berharap bangsanya mengerti niat baiknya, mereka malah menolaknya (Keluaran 2:11-14). Musa berhak kecewa terhadap bangsanya.
Akibat peristiwa itu, Musa melarikan diri dan menjadi gembala selama 40 tahun (Keluaran 3:1). Betapa suram masa depannya! Sekarang Musa punya alasan untuk kecewa dengan keadaannya.
Puncaknya, Musa tidak diizinkan masuk ke Tanah Perjanjian. Ia juga dilarang menyeberangi sungai Yordan (Ulangan 3:27), bahkan tidak boleh berdoa mengenai hal tersebut (Ulangan 3:26). Musa, yang telah berjuang puluhan tahun memimpin bangsanya dalam pengembaraan, harus puas menyaksikan Tanah Perjanjian dari atas gunung sebelum wafat.
Namun, seperti tertulis dalam Ulangan 34:10-12, tidak ada lagi nabi mengerjakan mukjizat besar sedahsyat yang pernah dilakukan Musa. Dan, bagi hamba-Nya yang setia sampai akhir, Tuhan membuat nama Musa terus dikenang sepanjang zaman.
Kadang-kadang kita tidak dapat mengubah keadaan. Ketika itu terjadi, Anda harus belajar menerimanya dan tetap percaya pada penyertaan Tuhan. Hanya dengan cara itulah, Anda dapat memiliki hidup berkelimpahan dalam segala situasi.
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. – Filipi 4:13
Ayo, kalahkan rasa kecewa itu dan bersiaplah mendapatkan hal terbaik dari Tuhan!
–
Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official
Artikel terkait: Sering Malas Baca Alkitab? Terapkan 5 Tips Ini
Video inspirasi:
Last modified: Jul 7