Mendengarkan suara hati sering kali kita anggap sebagai cara untuk mengambil keputusan yang tepat. Namun, bagaimana mengetahui jika suara hati tersebut selaras dengan suara Tuhan?
Kata Yeremia 17:9, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” Hati bisa saja licik dan jahat, sehingga bisa saja apa yang baik buat kita belum tentu berkenan pada Tuhan.
Oleh karena itu, suara hati kita harus dipastikan agar sama dengan kehendak Tuhan. Cobalah lakukan hal-hal berikut agar suara hati kita benar-benar selaras dengan kebenaran, bukan hanya keinginan kita.
1. Perdalam Pemahaman akan Firman Tuhan
Hati manusia berubah-ubah. Hari ini mood-nya bagus, hati senang, pikiran positif. Besok mood-nya jelek, jadi marah-marah terus, pikiran negatif, bahkan mungkin juga mengeluarkan kata-kata yang negatif.
Tapi kalau hidup kita senantiasa dipenuhi firman Tuhan, firman itulah yang akan memimpin hati kita. Suara hati kita bisa selaras dengan suara Tuhan jika kita mau mempelajari dan mendalami firman-Nya.
Dalam 2 Timotius 3:16-17 dikatakan, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. ”
[adrotate banner=”4″]
Menghabiskan waktu untuk membaca, merenungkan, dan mempelajari Alkitab membantu kita untuk mengenali suara Tuhan dan membedakannya dari suara hati. Ini karena suara hati kita, mungkin dipengaruhi oleh keinginan duniawi.
2. Bandingkan Suara Hati dengan Kehendak Allah

Roma 3:10-12 mengatakan, Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Karena dosa, kebiasaan manusia adalah mencari apa yang menguntungkan dirinya. Apa yang nyaman, apa yang berguna, bukan apa yang memuliakan Tuhan. Demikian juga dengan motivasinya, isi hatinya.
Itulah mengapa, ketika kita perlu memilih, dan hati kita cenderung akan satu hal, kita perlu menyelidiki isi hati kita sendiri. Apakah ini hanya untuk menguntungkan saya? Apakah ini hanya untuk kebaikan saya, tapi merugikan orang lain?
Itulah alasan Daud mengatakan, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” Ia tahu bahwa hatinya licik, sehingga ia ingin Tuhan menjaga dan mengingatkannya.
Ketika kita mulai mempertanyakan suara hati kita sendiri, kita mulai sadar apakah kata hati kita sesuai firman Tuhan atau tidak. Dengan demikian, kita tahu bahwa kita melakukan hal yang benar, bukan sekadar apa yang baik.
3. Cari Bimbingan dari Orang Dewasa Rohani
Tidak ada yang bisa menggantikan kekuatan dan dukungan dari berada di tengah-tengah komunitas rohani. Orang-orang yang dewasa rohani dapat menguatkan kita dan memberikan perspektif yang alkitabiah terhadap berbagai situasi.
Ibrani 10:24 mengajarkan, Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. ”
[adrotate banner=”15″]
Melalui komunitas, suara hati kita dapat dimurnikan melalui hikmat dan nasihat yang bersumber dari iman kita. Berada di dalam sebuah komunitas yang baik, bisa memberi pengaruh yang baik. Di dalamnya, kita dibentuk semakin serupa dengan Kristus, dan semakin kudus.
Kenalilah dan Ikutilah Kehendak Allah

Mendengarkan suara hati yang selaras dengan suara Tuhan bukanlah hal yang terjadi secara otomatis. Memerlukan komitmen untuk tumbuh dalam pemahaman Firman Tuhan, berdoa dengan tekun, dan mencari bimbingan dari orang dewasa rohani.
Melalui proses ini, kita dapat lebih mudah mengenali dan mengikuti suara Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, menjadikan suara hati kita alat yang ampuh untuk berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.
Related articles:
- Ikut Kata Hati, Yes or No?
- Komunitas Rohani, Seberapa Penting?
- Say No to “Galau”
- Kenapa Nasib Saya Begini? Memahami Perumpamaan Tanah Liat dan Tukang Periuk
- Ketahui 3 Hal Penting Ini Saat Mengikuti Mentor
–
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Mar 7