Menurut KBBI, “galau” berarti sibuk beramai-ramai, ramai sekali, atau pikiran yang kacau tidak keruan. Dalam percakapan sehari-hari, “galau” sering dipadankan dengan makna yang ketiga. “Galau” menggambarkan kondisi mental yang tidak tenang, sedih, cemas, menyesal, bingung, atau kombinasi beberapa hal tersebut. Saya pribadi menggunakan kata “galau” ketika terjebak di antara dua pilihan sulit sehingga tidak tahu harus berbuat apa.
Namun, sebaiknya kita tidak berlama-lama dalam kegalauan karena ini bukanlah periode yang stabil. Setiap orang perlu memiliki ketenangan pikiran dan kejelasan dalam tujuan.
Untuk itu, mari kita telaah apa kata firman Tuhan tentang kegalauan dan bagaimana cara mengatasinya.
1. Doa dan Minta Hikmat
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, —yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
– Yakobus 1:5-8
Saat menghadapi keputusan besar dalam hidup, Anda dapat membawanya dalam doa. Tuhan memberikan hikmat kepada siapa pun yang memintanya dengan iman. Dia akan menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan atau mendatangkan faktor-faktor yang membantu pengambilan keputusan kita.
Di sinilah pentingnya saat teduh, karena Tuhan bisa menggunakannya untuk berbicara dengan Anda. Terkadang, ketika sedang berdoa, sepertinya ide-ide baru beterbangan di sekitar saya dan siap untuk ditangkap. Melalui saat teduh, saya ditegur dan diberitahu apa yang semestinya dikerjakan untuk mendapatkan solusi.
2. Bandingkan Plus-Minusnya atau Kombinasikan Solusi
Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak. – Amsal 24:6
Saat Anda galau—hendak kuliah jurusan apa, kerja di perusahaan A atau B, investasi ini atau itu, lanjut atau tinggalkan hubungan dengan seseorang—cobalah buat tabel plus-minusnya.
Contoh:
Perihal “jurusan” bisa Anda ganti menjadi “perusahaan” atau apa pun yang menjadi pertimbangan Anda. Dengan menuliskan plus-minusnya, Anda dapat melihat lebih jelas kelebihan dan kekurangan masing-masing pilihan.
Sebagai orang yang sulit mengambil keputusan, saya punya sebuah buku untuk mencatat pertimbangan-pertimbangan saya dalam bentuk tabel di atas. Saya sengaja menuliskannya di buku, bukan secarik kertas. Tujuannya sebagai pengingat, “Mengapa dahulu saya memutuskan ini?” jika suatu hari nanti saya kembali galau atau menyesali keputusan tersebut.
Metode pengambilan keputusan tidak hanya terbatas pada pertimbangan plus-minus. Berbagai pemikiran kreatif dapat Anda kembangkan. Misalnya, bisakah saya temukan pilihan C, yang mungkin lebih baik dari A dan B? Adakah institusi/cara/pihak yang mengombinasikan pilihan A dan B? Apakah saya bisa mendapat keuntungan pilihan A di tempat lain, sementara saya menjalankan pilihan B?
Selain berpikir kreatif, Anda juga perlu sesekali mengambil jarak dari masalah. Pergilah ke tempat tenang, berolahraga, jalan-jalan santai, atau bacalah buku-buku yang inspiratif. Aktivitas yang menyimpangkan fokus sejenak dapat membantu menjernihkan pikiran sehingga Anda dapat melihat solusi yang sebelumnya mungkin terluputkan.
Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. – Lukas 14:28-30
3. Minta Pendapat
Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak. – Amsal 15:22
Jawaban Tuhan bisa datang lewat firman-Nya, melalui hikmat (ide, tanda, inspirasi), atau orang-orang di sekitar kita. Ada kalanya Anda memerlukan orang lain di luar lingkup masalah untuk meluruskan benang kusut di kepala Anda.
Saya pernah cerita panjang-lebar kepada seorang kenalan untuk meminta pendapat. Lalu, dengan mudahnya orang itu berkata, “Kenapa tidak coba cara X? Kamu tinggal kerjakan ini dan itu, nanti akan kelihatan hasilnya.“
Respon saya hanya, “Benar juga. Kenapa sebelumnya tidak terpikir, ya?” Ternyata, saking mumetnya pikiran saya, hal-hal yang sederhana sekalipun bisa terlewatkan.
Anda boleh bertanya dan mendengarkan pendapat orang lain. Namun, ingatlah bahwa mereka hanya menyumbang saran; Anda sendirilah yang harus mengambil keputusan. Ini hidup Anda, dan Anda yang akan menjalaninya, bukan mereka. Dan, jika kelak Anda menyesali keputusan Anda, jangan salahkan orang lain. Terima dan renungkan opini mereka, tetapi ambillah keputusan sesuai dengan hati nurani Anda dengan penuh keyakinan.
4. Ambil Langkah Pertama
Jika Anda sudah terapkan ketiga hal di atas, tapi masih saja galau, mungkin inilah saat yang tepat untuk mengambil keputusan.
There is no perfect decision! Semua hal datang sepaket dengan kelebihan dan kekurangannya. Selama Anda tahu apa risiko dan keunggulan pilihan Anda, yang bisa Anda lakukan adalah menerimanya dan mulai melangkah.
Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu—sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai—maka berhentilah air itu mengalir …. sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan. – Yosua 3:15, 16a, 17b
Untuk mencapai Yerikho, kota yang dijanjikan Tuhan untuk bangsa Israel, mereka harus terlebih dahulu menyeberangi Sungai Yordan.
Bayangkan jika bangsa Israel bergalau-ria karena disuruh Tuhan menyeberangi sungai besar. “Aduh, sungai ini dalam sekali; apa kita mampu melintasinya? Bagaimana dengan anak-anak dan ternak-ternak kita? Bagaimana kalau ada buaya?”
Ya, seandainya mereka biarkan kegalauan menguasai, sampai kapan pun bangsa Israel tidak akan menyeberang.
Namun, ketika mereka melangkah dan mencelupkan kaki ke dalam Sungai Yordan, aliran airnya terbelah dan berhenti mengalir.
Percayalah, akan ada jalan keluar saat Anda mulai melangkah. Tuhan tidak akan meninggalkan Anda sendirian. Dia akan mendampingi Anda melewati setiap prosesnya.
Stop Galau, Start Doing!
Buntu ide bukan hal langka bagi para penulis. Namun, yang pasti saya tidak akan menghasilkan satu tulisan pun kalau menyerah pada kegalauan. Jadi, saya berdoa meminta hikmat, menyalakan komputer, berpikir, menyusun kerangka ide, dan mulai menulis. Saat itulah, Tuhan memberikan sejumlah gagasan dan ayat yang sesuai dengan tema.
Ada waktu-waktu ketika kita harus stop bertindak dan mulai berpikir. Namun, ada pula waktu untuk stop berpikir dan mulai bertindak. Take your first step!
.
Semoga tips-tips di atas dapat membantu Anda mengatasi kegalauan. Kalau galau itu kembali menyerang, ingatlah keempat hal di atas. Doa minta hikmat dari Tuhan, buat tabel plus-minus dan kombinasikan solusi, minta pendapat orang lain, dan jangan lupa, mulai melangkah. Semangat, ya!
–
Artikel terkait:
- Hidup Ini Adalah Kesempatan Satu Kali Pakai
- Tak Enak Maka Tak Taat: Bagaimana Melaksanakan Firman Tuhan Tanpa Pilih-Pilih
- Khawatir: Benalu yang Menggerogoti Iman
- Hikmat: Bagaimana Cara Mendapatkannya?
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
Last modified: Jun 28