Bisakah kita taat, ketika kegelapan menyelimuti kita?
Hidup tentu tidak selalu mulus. Masalah pasti datang, baik yang secara nyata maupun halus. Terkadang, hidup bisa seperti diliputi kegelapan, ketika seolah tak ada jalan keluar bagi kita.
Di sinilah iman kita diuji. Ketika dunia terasa gelap, bagaimana dengan hati kita?
[adrotate banner=”4″]
Berjalan di Tengah Kegelapan

Kegelapan sering muncul dalam berbagai bentuk: kesehatan, kehilangan, atau kesulitan keuangan. Bisa menimpa kita, ataupun orang yang kita sayangi. Kalau sudah begini, rasanya hanya ada dua pilihan: mengasihani diri sendiri atau mengandalkan kekuatan sendiri.
Tokoh-tokoh Alkitab banyak bergumul juga dengan keadaan, di mana seolah tak ada jalan keluar. Abraham, yang ingin memiliki keturunan, harus menunggu begitu lama (Kejadian 18:1-5). Daud yang diincar oleh Saul, hidup berpindah-pindah, bahkan terkena berbagai masalah (1 Samuel 19-30). Ayub yang kehilangan segalanya, mulai dari harta, anak-anak, hingga kesehatannya. Pula, Yesus yang harus menderita dan mati di kayu salib.
Bedanya, mereka tak mengasihani diri, tak juga mengandalkan kekuatan sendiri. Mereka memilih percaya kepada Tuhan, dan tetap taat – sampai mati kalau perlu. Mengapa? Karena buat mereka, penderitaan dan masalah itu yang memurnikan iman mereka. Akhirnya, tokoh-tokoh tersebut menang dan tercatat sebagai pahlawan iman kita.
[adrotate banner=”15″]
Bahkan jika Tuhan pun tidak menolong, mereka pun akan tetap taat. Di sini kita belajar, bahwa di tengah kegelapan sekalipun, Tuhan tetaplah Tuhan. Ia akan memberi kekuatan dan jalan keluar pada waktu-Nya. Tugas kita adalah untuk tetap percaya, dan juga mengandalkan Dia.
Mari pegang janji Tuhan di Yesaya 41:10b, “Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
Bagaimana Tetap Taat di Tengah Kegelapan

1. Mengandalkan Firman Tuhan
Seperti Mazmur 119:105 menyatakan, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Dalam kegelapan, firman Tuhan menjadi panduan dan sumber kekuatan. Ketika kita mampu tetap berbuat benar di tengah masalah, itulah yang menjadi bukti iman kita.
2. Berdoa dengan Percaya
Filipi 4:6-7 mengingatkan kita untuk tidak cemas, melainkan dalam segala hal, oleh doa dan permohonan dengan ucapan syukur, menyampaikan permohonan kita kepada Allah. Bawalah semua kekhawatiran, kebutuhan, dan keinginan kita kepada Tuhan. Lalu, berimanlah bahwa Tuhan akan memberi jawaban yang terbaik.
3. Berserah pada Kuasa Tuhan
Langkah berikutnya adalah mengakui bahwa kekuatan kita terbatas, dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan, seperti yang terungkap dalam 2 Korintus 12:9, “…Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Adanya masalah menjadikan kita mampu memaknai kehadiran Tuhan.
Menjadi Makin Kuat dalam Iman
Tetap taat dalam kegelapan bukanlah perjalanan yang mudah. Namun, melalui firman, doa, dan penyerahan diri pada Tuhan, kita mampu melewati setiap ujian dengan iman yang bertumbuh.
Ingatlah selalu bahwa dalam kelemahan kita, kuasa Tuhan menjadi sempurna. Biarlah setiap tantangan menjadi sarana untuk semakin mendekat dan mengenal hati Tuhan, dan menjadikan kita lebih kuat dalam iman.
–
Related articles:
- Kalahkan “Raksasa” Anda dengan 3 Taktik Ini
- Maria: Mimpi yang Melampaui Kemustahilan – Gereja GKDI
- Ketika Rencanaku Bukan Rencana Allah
- Hidupi Iman Kristenmu dengan Tulus
- Saat Kenyataan Tak Sejalan dengan Doa
–
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Aug 1
