Sudah merupakan naluri manusia untuk membutuhkan dan mencari teman. Cobalah hidup sehari saja tanpa pertolongan atau interaksi dengan orang lain. Dalam beberapa hari dijamin Anda akan kewalahan. Teman yang baik membuat hidup lebih menyenangkan di kala suka, meringankan derita di kala susah, dan menjadi inspirasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Akan tetapi, dewasa ini, mencari teman rasanya sulit. Makin banyak orang sendirian atau terasing dalam hidupnya. American Psychological Association (APA) melakukan sebuah survei terhadap 20.000 orang pada tahun 2018. Hasilnya, 50% dari jumlah responden menyatakan mereka sering atau selalu merasa kesepian. Empat puluh persennya bahkan menyatakan bahwa hubungan yang mereka jalani tidak ada artinya.
Menurut riset di jurnal Perspectives on Psychological Science, dampak buruk kesepian terhadap kesehatan fisik dan mental kita dua kali lebih parah daripada obesitas. Kesepian juga menyebabkan stres, gangguan tidur, kecemasan, bahkan depresi. Itulah sebabnya memiliki teman dan mempertahankan pertemanan sangat penting.
Di sisi lain, Anda mungkin memiliki keraguan: apakah orang mau berteman dengan Anda karena menyukai Anda, dan tidak akan menghakimi Anda? Dengan kata lain, bagaimana caranya berteman?
Mulai dari Diri Sendiri
Ralph Waldo Emerson berkata, “The only way to have a friend is to be one.” Cara untuk mendapat teman (yang baik) adalah dengan menjadi teman (yang baik). Kedengaran aneh, bukan? Namun, Yesus sudah mengatakan hal serupa dalam Lukas 6:31, “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.”
Perlakukanlah orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan. Jika orang dapat menemukan kualitas teman yang baik dalam diri Anda, mereka pun akan bersedia mendekat kepada Anda. Mulailah dari hal-hal yang kecil: menyapa terlebih dahulu, bicara dengan ramah dan penuh perhatian, mencari minat dan kesukaan yang sama, dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti, orang lain akan suka berbicara dengan Anda.
Namun, usaha Anda tentunya tidak hanya berhenti di situ. Ada beberapa kualitas yang dapat Anda tumbuhkan agar orang senang berkawan dengan Anda. Apa sajakah itu?
1. Bicara dengan Lemah Lembut
Sudahkah Anda bicara dengan ramah, lemah lembut, dan penuh ketulusan? Amsal 15:1 mengatakan, “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” Apakah Anda sendiri suka dengan orang yang pedas perkataannya? Tentu tidak, bukan? Jadi, sebagai langkah pertama, gunakanlah kata-kata yang baik dan dengan ketulusan.
Selain membuat orang nyaman, berbicara dengan baik dan tulus juga membantu orang lain untuk yakin kepada Anda. Bayangkan Anda bicara dengan dua orang. Yang pertama, keras dan menggebu-gebu; fokusnya hanya kepada dirinya sendiri, bukan kepada Anda sebagai pendengar. Yang kedua, lembut dan menyadari bahwa Anda ada untuk mendengar. Sudah tentu Anda akan lebih senang dengan orang yang kedua, bukan?
Barangkali Anda dibesarkan dalam keluarga atau kultur yang kurang menekankan kelemahlembutan. Atau, keadaan menjadikan Anda cenderung bicara dengan tajam dan terlalu frontal. Namun, jika Anda ingin lebih banyak orang mendekat kepada Anda, cobalah untuk berbicara dengan lemah lembut.
2. Kerendahan Hati
Saya dahulu adalah orang yang sombong. Saya hanya mau bicara dengan orang yang sama pintarnya dengan saya, setara statusnya dengan saya, atau yang nyambung dengan saya. Akibatnya? Karena saya memaksakan idealisme saya kepada orang lain, saya jadi tidak punya banyak teman.
Saya pun merasa tertegur ketika membaca Efesus 4:2, “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” Saya sadar, bukan cuma saya yang tinggal di dunia ini. Memiliki kerendahan hati dan kasih adalah syarat penting dalam berteman.
Kerendahan hati dalam pertemanan ditunjukkan lewat sikap mau menyapa, membuka obrolan, menunjukkan kasih terlebih dahulu, serta mau berteman tanpa membeda-bedakan status. Dengan kerendahan hati, Anda dapat menerima seseorang apa adanya. Dari situlah akan muncul kesempatan untuk menjalin relasi.
3. Miliki Hati yang Terbuka dan Mau Masuk ke Dunia Orang Lain
Memiliki hati yang menyambut juga penting agar Anda dapat memiliki teman. Logikanya begini. Jika Anda ingin orang lain masuk ke rumah Anda, Anda perlu memastikan agar pintu rumah Anda dapat dibuka. Sama halnya dengan hati Anda, tidak seorang pun dapat masuk jika Anda tidak mengizinkannya.
Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya. Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi. – 1 Tesalonika 2:7-8
Paulus tidak hanya berbagi Injil, tetapi juga berbagi hidup dengan jemaat Tesalonika. Hubungan mereka dalam dan penuh kasih karena adanya keterbukaan. Sikap terbuka adalah pintu bagi terciptanya koneksi. Karena itulah, jika Anda ingin punya banyak teman dan punya hubungan yang dalam, Anda perlu berani untuk terbuka tentang siapa diri Anda, karakter, hal-hal yang Anda suka, dan lain-lain.
Dalam 1 Korintus 9:22b Paulus juga berkata, “Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.” Dalam bahasa Inggrisnya: Be all things to all people (NIV). Paulus menyesuaikan diri—ia mau masuk ke dalam dunia orang lain dan tertarik dengan dunia mereka. Tujuannya supaya ia dapat menyebarkan Injil kepada siapa saja.
Prinsip yang sama dapat Anda gunakan dalam berteman. Dengan orang yang suka sepak bola, masukilah dunianya dengan membicarakan topik tentang bola. Cara serupa juga berlaku dengan orang yang suka musik, teknologi, kuliner, dan lain-lain. Gunakan pendekatan lewat topik-topik yang menarik bagi mereka untuk membangun hubungan pertemanan.
Carilah common grounds (kesamaan, titik temu) agar Anda dapat dekat dengan orang lain. Tunjukkan ketertarikan terhadap dunia mereka. Juga, terbukalah, agar persahabatan Anda semakin dalam dan erat.
4. Belajar Memberi
Pertemanan itu ibarat menanam pohon; Anda harus mengusahakan agar pohon itu dapat tumbuh dan berbuah. Artinya, ada usaha yang perlu Anda kerahkan dalam berteman agar Anda dapat menikmati hasilnya. Adakah orang yang mau berkawan dengan Anda, jika Anda terus-menerus berharap menerima sesuatu dari mereka?
Sebuah hubungan pertemanan yang sehat memiliki unsur give and take, di mana kedua pihak yang terlibat memberi dan menerima secara seimbang. Tidak bisa jika salah satu pihak hanya menerima saja, tetapi harus ada bagian di mana keduanya saling memberi.
Dalam Amsal 18:16 dikatakan, “Hadiah memberi keluasan kepada orang, membawa dia menghadap orang-orang besar.” Juga dalam Amsal 11:25, “Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.” Kedua amsal ini menggarisbawahi pentingnya memberi: Jika Anda ingin diberi, Andalah yang semestinya memberi lebih dahulu.
Mulailah dengan mengamati kebutuhan orang lain di sekitar Anda. Ada yang perlu teman curhat? Dengarkanlah orang tersebut tanpa perlu menasihati. Ada yang sedang membutuhkan sesuatu? Anda dapat memberi semampu Anda. Praktikkan ini setiap hari dan rasakan keajaiban dalam hidup Anda.
Indahnya Punya Teman Dekat
Memiliki sahabat adalah sesuatu yang indah. Kita dapat berbagi cerita, beban hidup, serta saling mendukung satu sama lain dalam susah dan senang. Namun, untuk punya teman, kita juga perlu melatih diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, agar orang-orang pun senang berada di dekat kita. Bicaralah dengan lemah lembut, bersikaplah rendah hati, mau terbuka dan masuk ke dunia orang lain, serta memiliki hati yang memberi adalah beberapa di antaranya.
Tentu, awalnya tidak mudah untuk memiliki karakter-karakter di atas, tetapi percayalah bahwa usaha Anda akan berbuah. Sebab, “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka (Pengkhotbah 4:9).” Mulailah membangun pertemanan hari ini dan nikmati indahnya berteman!
Related Articles:
- Menjadi Sahabat bagi Anak Remaja
- Bagaimana Menyeimbangkan Ekspektasi dengan Penerimaan?
- Ciptakan Perbedaan Besar bagi Dunia Lewat Hal-Hal Kecil Ini
- Berani, Karakter Vital bagi Pertumbuhan dan Perubahan Hidup
- Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau, Benarkah?
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Jul 17