Written by David Lukas 4:46 am Devotionals, Character, Community, Relationship, Self Development • 5 Comments

3 Kriteria Sahabat yang Membangun: Seru dan Menyenangkan!

gkdi lagu

Anda mungkin pernah mendengar petikan lirik lagu Sindentosca tentang membangun persahabatan yang sehat: “Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu.” Dengan kata lain, kita membutuhkan sahabat yang bisa menjadikan kita pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.

Untuk itu, kita perlu bijak memilih sahabat, karena kalau tidak hati-hati, kita bisa memercayai orang yang salah, atau terjerumus dalam hal-hal yang merusak. Sahabat adalah orang yang Tuhan tempatkan di sisi kita untuk membantu kita menjalani kehidupan. Persahabatan merupakan karunia-Nya, dan tidak mungkin Tuhan memberikan sesuatu yang akan menghancurkan Anda. 

Bagi Anda yang merindukan persahabatan yang berkualitas, ketahui ketahui tiga kriteria utama sahabat yang membangun:

1. Saling Menajamkan

Dulu saya mengira seorang sahabat haruslah orang yang seru dan enak diajak nongkrong. Punya selera humor yang sama dan mau bergosip. Ternyata kriteria sahabat yang saya miliki itu sangat kabur. Kitab Amsal menyatakan hal ini dengan jelas: 

Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. – Amsal 27:17

Mengasah berarti menggosokkan sebuah material ke material lain agar menjadi lebih tajam. Contohnya, Anda mengasah pisau dengan batu asahan. Dalam proses pengasahan, Anda sesungguhnya sedang “membuang” bagian yang tumpul, dan ini biasanya menghasilkan panas antara material yang diasah dan material pengasah.

Persahabatan yang membangun adalah persahabatan yang menajamkan Anda secara mental dan spiritual. Sahabat yang baik tidak akan membiarkan Anda menjadi tumpul atau “dingin,” tetapi justru membantu Anda bertumbuh dengan prinsip kebenaran yang tajam. Sesekali akan terjadi konflik atau “panas” akibat perbedaan pendapat. Namun, perhatikan: jika sahabat Anda mengedepankan kebenaran firman Tuhan, dia adalah sahabat yang membangun. 

Seperti apa seorang sahabat yang menajamkan? Tentunya, sahabat yang selalu menginginkan Anda berjuang melewati kelemahan Anda dan menjadi lebih benar di hadapan Tuhan. Jadi, bersahabatlah dengan orang yang membantu Anda agar semakin mirip dengan karakter Tuhan. 

2. Setia di Segala Musim

Sahabat yang membangun tidak akan meninggalkan Anda di saat senang maupun sedih. Amsal kembali mencatat mengenai persahabatan yang membangun di segala musim:

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. – Amsal 17:17

Firman Tuhan menggambarkan sahabat sebagai orang yang senantiasa mengasihi kita dalam suka dan duka. Ibarat keluarga, ia tidak akan meninggalkan kita saat kesulitan hidup melanda. 

Kisah persahabatan di segala musim digambarkan dalam kisah Daud dan Yonatan (1 Samuel 19-20). Tak peduli harus berkonfrontasi dengan ayahnya, Raja Saul, Yonatan berkali-kali menolong Daud dari kejaran Saul. Setelah Yonatan meninggal, Daud memelihara hidup anaknya, Mefiboset (2 Samuel 9). Mereka tidak saling meninggalkan, walaupun secara raga mereka tidak lagi bersama.

Seorang sahabat yang membangun akan setia di musim apa pun. Dalam senang maupun sedih, ia berjalan bersama Anda. Setiap orang mengalami naik-turunnya kehidupan, dan mempunyai sahabat yang setia merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri. 

Awalnya saya berpikir tidak mungkin ada orang yang mau bertahan mendampingi saya dalam kesukaran. Namun, saya bersyukur telah menemukan para sahabat di dalam komunitas rohani. Di sini, saya pun belajar bagaimana menjadi seorang sahabat, menjadi saudara dalam kesukaran orang lain, sehingga kami bisa saling membangun. 

Sudahkah anda menemukan komunitas rohani yang membangun Anda? Jika belum, saya ingin memotivasi Anda untuk berada dalam komunitas rohani, karena hal ini penting untuk Anda.

3. Menerima dengan Kasih

Setiap manusia memiliki kebutuhan untuk diterima apa adanya, sebagaimana ia diciptakan. Faktanya, ada orang yang hanya mau menerima sahabatnya saat kondisinya sedang prima, gembira, baik-baik saja, atau bisa memberikan keuntungan baginya. Persahabatan semacam ini tidak akan bertahan lama karena salah satu pihak sibuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. – Roma 15:7

Untuk memiliki persahabatan yang membangun, kita butuh kasih yang dalam, yaitu kasih yang memampukan kita menerima satu sama lain apa adanya. Sahabat yang baik mengetahui kelemahan-kelemahan Anda, mencoba menerimanya, serta membantu Anda di dalam kasih. Ia juga adalah seorang yang mengetahui kelebihan-kelebihan Anda dan membantu Anda memanfaatkannya untuk kemuliaan Tuhan. 

Sahabat yang membangun tidak meninggalkan kita ketika kelemahan kita mengganggu dirinya, tetapi berusaha menerima dan membantu kita menangani kelemahan tersebut. Saya bersyukur memiliki sahabat-sahabat di komunitas rohani yang menerima saya seutuhnya dan mengasihi saya dalam Tuhan. 

Pengkhotbah 2 berkata, “Berdua lebih baik dari pada seorang diri.” Semoga Anda bisa menemukan dan membangun persahabatan yang sehat dan konstruktif di dalam Tuhan, yang menginginkan kita mengasihi satu sama lain. Amin!

Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:

WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait:

Video inspirasi:

(Visited 927 times, 1 visits today)

Last modified: Jul 25

Close