Pernahkah kita berpikir, dengan cara apa kita mencari Tuhan?
Mungkin, buat kita, mencari Tuhan adalah dengan berdoa dan membaca Alkitab. Tidak salah memang. Namun, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana kita mencari Tuhan.
Tidak selamanya hati kita akan tergerak untuk mengingini Tuhan. Kita bisa lelah, tak ragu, atau bahkan merasa tak bersemangat. Oleh karena itu, ada sifat-sifat yang perlu kita pupuk untuk mengarahkan hati kita kepada-Nya.
Pencarian akan Tuhan, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, akan mengubah segalanya. Siapkah Anda?
5 Sikap dalam Mencari Tuhan yang Penting Diterapkan
1. Ketekunan
Mencari Tuhan membutuhkan ketekunan yang tidak kenal lelah. Seperti yang tertulis dalam Matius 7:7, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
Ayat ini mengajarkan kita bahwa dalam mencari Tuhan, kita harus mencari Tuhan dengan konsisten, dengan tekun. Ketekunan adalah kunci yang membuka pintu hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan.
[adrotate banner=”4″]
Selain itu, Yesus juga mengajarkan tentang perumpamaan hakim yang tak benar (Lukas 18:1-8) di mana seorang hakim didatangi seorang janda. Janda ini terus datang, sampai sang hakim mengabulkan keinginannya. Yesus ingin mengajarkan, betapa lebihnya Tuhan kita dibanding sang hakim. Ia yang baik hati kepada anak-anak-Nya, selama kita mencari dan berdoa dengan tekun.
Kata Charles Spurgeon, “No man can progress in grace if he forsakes prayer.” Tidak seorang pun dapat bertumbuh dalam kasih Allah jika ia tidak berdoa. So, sudahkah kita tekun mencari dan berdoa kepada Tuhan?
2. Keterbukaan

Dalam perjalanan mencari Tuhan, keterbukaan terhadap diri sendiri dan Tuhan sangat penting. Mazmur 145:18 mengatakan, “Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.” ‘Kesetiaan’ dalam ayat ini diterjemahkan sebagai ‘in truth’ dalam Alkitab bahasa Inggris versi NIV. Jika kita berpegang dalam kebenaran, tentulah kita akan terbuka, bukan?
Keterbukaan membantu kita membangun fondasi hubungan yang kuat dengan Tuhan, di mana tidak ada yang ditutupi dan semuanya terbuka. Tidak perlu malu dan menahan-nahan di hadapan-Nya. Ungkapkan baik rasa syukur maupun kebutuhan yang kita miliki.
3. Kesederhanaan
Pernahkah kita berpikir, bahwa prasangka-prasangka kitalah yang menghalangi kita menemukan Tuhan? Kita punya banyak pemikiran – atau keinginan – yang akhirnya membuat waktu berdoa atau bersaat teduh jadi rumit. Misalnya, berdoa harus panjang. Harus begini atau begitu kalau ketemu Tuhan. Setelah berdoa, harus dapat tanda.
Bukan itu yang Tuhan inginkan. Ia ingin agar kita sederhana. Mencari Tuhan dengan hati yang sederhana berarti melepaskan prasangka atau keinginan yang sering kali menghalangi kita.
[adrotate banner=”15″]
Kata 1 Korintus 14:33, Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. Waktu kita dengan Tuhan tidaklah harus kacau atau rumit. Tak perlu banyak pikiran atau petatah-petitih dalam mendekati-Nya. Kesederhanaan memungkinkan kita untuk melihat Tuhan dalam segala sesuatu dan mengalami kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Iman

Tanpa iman, mencari Tuhan bisa menjadi sebuah proses yang sia-sia. Ibrani 11:6 menjelaskan, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Iman menggerakkan kita untuk terus mencari Tuhan, bahkan ketika jalan terasa sulit dan berliku. Masihkah kita memiliki iman yang sama, bahkan ketika masalah terasa berat dan doa belum dijawab?
5. Kesabaran
Kita hidup di zaman yang serba instant. Semua serba cepat. Bahkan, kesabaran seseorang makin hari makin tipis, hingga ada sebuah pepatah, “kesabaran setipis tisu.” Akibatnya, dalam hubungan dengan Tuhan, kita juga ingin mendapatkan hasil yang instant. Sekali mencari, langsung ketemu.
Namun, dalam mencari Tuhan, seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana jawaban atau tanda tidak datang secepat yang kita harapkan. Galatia 6:9 memberi kita kekuatan, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”
Kesabaran mengajarkan kita untuk menunggu dengan penuh harapan dan percaya pada waktu Tuhan yang sempurna. Mari belajar bersabar, di dalam Tuhan, suatu hari kesabaran kita pasti akan berbuah manis.
Sampai Tuhan Menjadi Nyata
Semakin sering kita mencari Tuhan, semakin kita akan menemukan-Nya, dan semakin kita menemukan-Nya, semakin kita akan mengerti betapa pentingnya memiliki sikap-sikap ini dalam perjalanan spiritual kita. Dengan mempraktikkan kelima sikap ini, kita membuka jalan bagi kehadiran Tuhan yang lebih nyata.
Mencari Tuhan adalah satu perjalanan yang indah. Mungkin bukan yang mulus, tapi kita akan dibuat mengerti, mengapa Ia mengizinkan segala sesuatunya terjadi. Ada personal experience dengan Tuhan, ada suka, dan mungkin juga ada air mata. Namun, semua itu worth it.
Bukankah kita rindu punya hubungan dengan seseorang yang paling mengerti kita? Yang menciptakan kita, dan bahkan sangat mengasihi kita. Yuk, ambil waktu untuk mencari dan menemukan Dia. Percaya, when you seek with all your heart, you will find, karena Ia tidak jauh dari kita.
“Supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.” – Kisah Para Rasul 17:27
Related articles:
- Baca Alkitab: Google-nya Orang-orang Kristen – Gereja GKDI
- Pemilik Alam Semesta (Tuhan) Mau Kenal Kita secara Pribadi. Bagaimana Respon Kita?
- Firman Tuhan = Santapan Rohani bagi Jiwa. Berikut 3 Manfaatnya
- Khotbah untuk Anak Muda Jaman Sekarang: Gunakan Talentamu!
- Gen-Z, Ini 7 Cara untuk Dekat & Cinta Tuhan, Wajib Baca!
–
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Apr 15
