Setiap orang pernah mengalami kegagalan dalam hidup. Entah itu dalam hal pendidikan, pekerjaan, hubungan, atau ketika hal-hal yang kita harapkan tidak berjalan sesuai rencana. Mungkin mudah bagi kita melupakan kegagalan kecil, tapi bagaimana dengan kegagalan besar? Bagaimana ketika rasa sakit atau takut yang ditimbulkan oleh peristiwa itu semakin hari semakin dalam, bahkan menghambat hidup kita?
Trauma akibat kegagalan bisa membuat seseorang terpaku di tempat, putus asa, dan sulit melanjutkan hidup. Namun, tidak ada cara yang lebih baik untuk mengatasinya selain dengan melangkah kembali. Langkah-langkah apa yang bisa kita ambil untuk bangkit dari kegagalan dan bertumbuh?
1. Terima Kegagalan dan Maafkan Diri Sendiri
Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” – Matius 14:29-31
Petrus adalah satu-satunya murid Yesus yang pernah berjalan di atas air—bukan di perairan yang tenang, melainkan di tengah badai. Ini adalah salah satu momen keberhasilannya. Namun, kita tahu keberhasilan itu didahului oleh kegagalan Petrus, yang sempat tenggelam karena ketakutan dan kebimbangannya.
Kemudian, lagi-lagi Petrus gagal ketika menyangkal Yesus tiga kali (Matius 26:69-75). Namun, akhirnya, Petrus bertumbuh secara luar biasa dan menjadi seorang pengkhotbah yang hebat, sehingga dalam satu hari ia bisa membaptis 3000 orang.
Langkah pertama untuk bangkit dari kegagalan adalah berdamai dengan diri sendiri dan menerima bahwa Anda pun bisa gagal. Maafkan diri Anda sendiri atas segala kegagalan yang terjadi. Jika Yesus yang adalah Tuhan bisa memaafkan Petrus yang telah menyangkal-Nya sampai tiga kali, apa alasan Anda untuk tidak memaafkan diri Anda sendiri?
Meskipun Petrus telah berkali-kali gagal, bahkan kehilangan tujuan hidup dengan kembali menjadi nelayan setelah Yesus wafat (Yohanes 21:1-14), itu tidak mengubah rencana Tuhan atas hidupnya. Yesus memaafkan Petrus. Yesus pun memaafkan Anda atas setiap kegagalan Anda. Dan, Dia masih tetap memilih Anda. Dia punya rencana atas hidup Anda yang tidak akan berubah sekalipun Anda pernah gagal.
Jadi, jika Yesus mau memaafkan, menerima, bahkan mengasihi Anda terlepas dari semua kegagalan Anda, Anda pun perlu memaafkan diri sendiri. Saat Anda bisa berdamai dengan diri sendiri, barulah Anda bisa melangkah ke tahap berikutnya, yaitu keluar dari zona nyaman.
2. Keluar dari Zona Nyaman
Proses untuk bangkit kembali tidak berlangsung begitu saja tanpa usaha. Petrus tidak diam saja setelah berdamai dengan kegagalannya menyangkal Yesus. Ia punya tugas untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yohanes 21:15-19). Untuk itu, Petrus keluar dari zona nyaman dengan memimpin, mengajar, menyembuhkan orang, bahkan sampai mati disalib mengikuti jejak Yesus.
Begitu pula dengan kita. Life must goes on. Kita tidak bisa terus diam di tempat dan mengasihani diri sendiri. Kita harus terus berjuang, bertumbuh, dan nmengembangkan setiap potensi yang Tuhan berikan kepada kita.
Saat Anda gagal dalam pekerjaan, mungkin itulah saatnya Anda dari zona nyaman. Apa yang bisa Anda pelajari, ubah, atau tingkatkan dari diri Anda? Saat Anda gagal dalam hubungan, cobalah evaluasi apa akar masalahnya dan apa yang bisa Anda perbaiki ke depannya.
Agar dapat keluar dari zona nyaman, Anda perlu melatih dua hal ini:
1. Berpikir Positif
Pertumbuhan diawali dengan mengadopsi cara pikir positif terhadap segala hal. Terkadang yang membuat kita sulit keluar dari zona nyaman adalah pikiran negatif kita sendiri. Akibatnya, kita sudah kalah bahkan sebelum berperang.
Lawanlah pikiran-pikiran negatif itu sehingga langkah Anda untuk kembali maju terasa lebih ringan. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang positif, dengan bacaan, tontonan, serta informasi yang membangun. Seiring waktu, pola pikir positif ini akan menjadi kebiasaan, suatu bagian yang tak terpisahkan dari diri Anda.
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. – Filipi 4:8
3. Buat Rencana dan Disiplin Menjalankannya
Kegagalan bisa timbul karena banyak hal. Bisa karena pikiran kita sendiri atau karena kurangnya perencanaan dan disiplin. Ada pepatah mengatakan, “If you fail to plan, you plan to fail.” Jika Anda gagal merencanakan, Anda sudah berencana untuk gagal.
Oleh karena itu, lakukan semampu Anda untuk membuat rencana yang matang. Jika perlu, mintalah bantuan dari orang yang lebih berpengalaman atau ahli. Lalu, jalankan setiap tahap rencana Anda dengan disiplin.
Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak. – Amsal 24:6
Keluar dari zona nyaman memang tidak mudah, tapi apakah dengan terus-menerus berada dalam zona itu membuat Anda nyaman? Dorong diri Anda untuk keluar dan melangkah, karena hanya dengan itu, Anda dapat membangun kembali hidup Anda.
3. Bertumbuh dalam Ketekunan
Apakah setelah keluar dari zona nyaman, ada jaminan bahwa kita tidak akan jatuh lagi? Belum tentu. Kita bisa saja gagal lagi dan perlu mengulang poin 1 dan 2 berkali-kali dalam hidup kita.
Dengan kata lain, kita perlu membangun sikap tekun.
Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana. – Amsal 24:16
Bertekunlah dan jangan mudah menyerah. Ingatlah bahwa ketekunan tidak dibangun dalam semalam. Lewat proses jatuh-bangun yang terjadi, kita bertumbuh menjadi orang yang kuat, gigih, juga tangguh, dan pada akhirnya, semakin dekat dengan tujuan atau impian kita.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. – Yakobus 1:4
Tidak ada orang yang suka kegagalan. Namun, ketika kita gagal, tak ada pilihan selain bangkit kembali dan bertumbuh. Terimalah kegagalan itu dan berdamailah dengan diri sendiri. Keluarlah dari zona nyaman, kalahkan pikiran negatif, susun rencana, dan disiplinlah menjalankannya. Jika dalam perjalanan itu Anda jatuh atau gagal lagi, jangan menyerah tetapi teruslah bertekun. Don’t stop when it’s hard. Stop when it’s done.
Semangat!
–
Gereja GKDI terdapat di 35 kota di Indonesia. Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), Diskusi Alkitab, membutuhkan bantuan konseling, ingin mengikuti ibadah minggu atau kegiatan gereja lainnya, silahkan mengisi form di bawah ini.
[wpforms id=”11767″]
Jika Anda memiliki pertanyaan atau membutuhkan informasi lainnya, silahkan menghubungi kami melalui WhatsApp 0821 2285 8686 berikut.
Nikmati playlist lagu rohani kami di link berikut: http://bit.ly/gkdi-music
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://gkdi.org
Facebook: https://www.facebook.com/GKDIOfficial/
Instagram: https://www.instagram.com/gkdiofficial/
Blog: https://gkdi.org/blog/
Youtube: https://bit.ly/yt-gkdi
Whatsapp: https://bit.ly/gkdi-wa
Video Musik:
Last modified: Apr 28