Written by gery 8:08 am Bible & Character, Biblical Talk, Devotionals, Lifestyle, Quite Time & Pray, Spiritual Life

Yesus: Gembala yang Baik. Kita, Domba yang Baik? Praktekkan 3 Hal Ini!

gembala - gereja gkdi - cover

Sebagai orang Kristen, kita tahu Tuhan Yesus sering disebut gembala yang baik.

Seperti tertulis di Yohanes 10:11, “’Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.”

Namun, pernahkah Anda terpikir, mengapa Ia disebut sebagai gembala? Dari sekian banyak sebutan – Tuhan, Raja segala Raja, Singa Yehuda, Raja Damai – mengapa masuk titel yang satu ini?

Mengapa Yesus Disebut sebagai Gembala?

Gembala adalah sebuah pekerjaan yang tidak terhormat. 

Tugasnya adalah menjaga, memberi makan, dan menuntun binatang ternak. Sudah berat, menyusahkan, dan tidak diupah tinggi juga. Sudah begitu, dituntut tinggi juga, harus sepenuh hati.

Apalagi seorang gembala domba. Domba bukan binatang yang cerdas, tidak bisa melindungi diri sendiri, dan mudah tersasar. 

Namun, di sisi lain, menjadi seorang gembala mengajar seseorang untuk bertanggung jawab, memiliki kasih, dan berkomitmen.

[adrotate banner=”4″]

Inilah yang dilakukan oleh Yesus. Ia tahu, betapa dosa mencemari hati manusia. Betapa manusia mudah tersesat, lebih suka mengikuti keinginannya sendiri, dan lemah di hadapan godaan Iblis. Manusia tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri, dan butuh sesosok pemimpin.

Itulah peran yang Yesus hadirkan dalam hidup kita. Bukan sebagai bos, atau manager. Ia memilih image gembala, karena seorang gembala memimpin dengan kasih.

Ia tahu kapan saatnya keras, namun Ia tahu kapan saatnya lembut. Ia sabar dengan ternak-ternaknya, bahkan hingga memberi nyawa-Nya.

Ya, Yesus adalah gembala yang baik.

Yesus, Gembala yang Baik

gembala - gereja gkdi - 1

Dari alasan di atas, kita tahu sekarang mengapa Yesus disebut gembala yang baik. Juga, mengapa kita membutuhkan diri-Nya.

1 Petrus 2:25 berkata, “Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.” 

Suka atau tidak, kita memang butuh Yesus memimpin dan menjaga kita. Sungguh berlainan sekali dengan kata dunia, bukan?

Kita sering berpikir, bahwa kita bisa semuanya sendiri. Tidak akan tersesat. Tidak akan tertipu. Tahu semua yang kita butuhkan, dan mampu memecahkan masalah yang ada.

Kenyataannya, tidak demikian. Di sinilah Yesus datang dan mengisi. Kata Yohanes 10:14-15, “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.”

[adrotate banner=”15″]

Allah sudah tahu betapa kita memang seperti domba-domba. Butuh dijaga dan dibimbing. Perlu sosok pemimpin yang mengasihi, tetapi tegas. Yesus mengenal siapa kita dan rela mengorbankan segalanya bagi kita.

Apa yang kita dapatkan karena mengikut Yesus? “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10).

Maksud berkelimpahan di sini bukan bergelimang harta dan materi. Jauh lebih indah dari itu, yakni hidup yang bersukacita, terpuaskan, dan kuat di dalam Yesus.

Ketika Anda mengikut Yesus, Anda diubahkan: penuh sukacita, penuh kasih, mampu merasakan rasa puas dan cukup karena memiliki Yesus. Bukankah itu yang kita butuhkan?

Setelah mengetahui Yesus adalah gembala yang baik, lalu apa selanjutnya? Mari kita pun belajar menjadi domba yang baik.

3 Cara Menjadi Domba yang Baik

gembala - gereja gkdi - 2

Betul, Yesus adalah gembala yang baik. Namun, kita juga harus menjadi domba yang baik. Bagaimana caranya?

1. Mendengarkan Dia

Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27). Tidak sembarang orang diakui sebagai domba oleh Tuhan. Hanya mereka yang mendengarkan dan mengikut Dia, yang menjadi domba Tuhan.

Menjadi domba yang baik dimulai dari sini, yaitu mendengar suara Tuhan. Tapi, bagaimana caranya mendengat suara Tuhan? Kita tidak hidup di zaman ketika Yesus ada di dunia secara fisik, di mana kita dapat mendengarkan suara-Nya secara langsung. Namun, hari ini kita punya firman Tuhan. Dituliskan dalam Yohanes 1: 1, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Saat domba tidak mendengar dan mengikuti suara gembalanya, ia akan tersesat. Begitu juga dengan kita. Kita perlu mendengar suara Tuhan lewat firman-Nya. Mungkin, tidak mudah bagi kita untuk mendengarkan Tuhan. Lebih mudah untuk mendengarkan diri sendiri atau suara dunia. Namun, kita perlu melatih diri untuk dengar firman-Nya lebih dari suara-suara yang lain.

Mendengarkan Tuhan perlu kerendahan hati. Kata Amsal 15:33, “Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.” Siapkah kita untuk humble dan mendengarkan Tuhan?

2. Melakukan Perintah-Nya

Selanjutnya, kita harus melakukan apa yang Tuhan perintahkan

Tidak cukup hanya untuk mendengarkan, kita juga perlu praktik. “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22). 

Mana yang lebih baik: orang yang mendengarkan Anda, atau orang yang mau mendengarkan dan melakukan apa yang Anda perintahkan? Tentu saja yang kedua. Sama halnya dengan Tuhan; Ia mau kita melakukan firman-Nya.

Dengan begitu, kita akan mendapat keselamatan. Sama seperti domba yang mau mengikuti suara gembalanya, pasti domba tersebut akan selamat.

3. Setia Sampai Akhir

Ketiga dan terakhir, kita juga perlu mengikuti Sang Gembala sampai akhir.

Catat Paulus di 2 Timotius 4:7, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” Paulus tidak hanya taat dan mendengar satu hari saja. Tidak hanya dalam satu tahun. Ia taat dan setia sampai akhir hidupnya.

Jika kita mau mengikut Yesus, kita harus berusaha untuk taat sampai akhir. Seperti lari maraton, awal yang baik tidak ada artinya jika kita tidak sampai garis finish.

Beruntungnya, kita tidak sendirian. Yesus sendiri sudah berjanji untuk menyertai kita, sehingga kita dapat setia sampai akhir. “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20b).

Gembala dan Domba

Tuhan Yesus adalah gembala yang baik, dengan kita sebagai dombanya.

Kita mudah sekali tersesat, terhilang, terancam – seperti domba. Di sinilah kita mengerti, mengapa kita membutuhkan Tuhan: agar Ia melindungi dan menjaga kita.

Namun, punya gembala yang baik, bukan jaminan hidup kita akan baik. Maukah kita juga menjadi domba yang baik?

Caranya, kita perlu mendengar suara Tuhan, melakukan perintah-Nya, dan terus setia sampai akhir.

Mari kita belajar menjadi domba yang baik, yang mau mengikuti gembala kita yang baik, yaitu Yesus.

Related articles:

[adrotate banner=”13″]

[adrotate banner=”11″]

(Visited 2,131 times, 1 visits today)

Last modified: Jun 11

Close