Written by Richard Tri Gunadi Raharjo 4:25 am Devotionals, Bible & Character, Biblical Talk, Heart & Feeling, Self Development • 3 Comments

Musa – Bagian 2 Dari Pangeran Temperamental Menjadi Gembala Berhati Lembut

musa

Bekerja di bidang marketing, setelah belasan tahun berkecimpung di bagian administrasi, menjadi pengalaman baru yang menantang bagi saya. Jika sebelumnya saya duduk di balik meja, sekarang saya harus berkeliling ke berbagai tempat untuk menawarkan produk. Saya bertemu langsung dengan konsumen dengan beragam watak. Ada yang ramah, tidak enakan, sombong, kikir, banyak pertimbangan, dan lain-lain.

Terkadang, saat menghadapi orang-orang yang menjengkelkan, saya tergoda untuk menghindari mereka atau membalas tindakan mereka. Namun, saya tahu, bukannya akan menyelesaikan masalah, itu justru menambah masalah. Saya juga sadar bahwa melalui orang-orang yang sulit dihadapi ini, Tuhan sedang membentuk saya untuk memiliki hati yang lembut.

Kalau saat ini Anda sedang bergumul dengan karakter temperamental atau hati yang keras, Anda tidak sendiri. Musa, nabi yang memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan menjalani pengembaraan selama empat puluh tahun, juga pernah mengalaminya.

Berikut 3 hal tentang kelembutan hati yang bisa kita pelajari dari Musa:

1. Hati Lembut Tidak Diperoleh dalam Semalam

Musa - gkdi 5

Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. – Bilangan 12:3

Apakah itu adalah pembawaan Musa dari lahir? Saya yakin tidak. Musa adalah pangeran Mesir, anak angkat putri Firaun. Kita boleh menduga ia selalu berpakaian indah, mendapat mainan paling bagus, dilayani banyak orang, dan keinginannya selalu dituruti. Pada masa mudanya, Musa temperamental dan kurang berpikir panjang.

Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. – Kejadian 2:11-12

Akibat perbuatannya, Musa diburu oleh Firaun. Ia melarikan diri ke tanah Midian, menikah dengan Zipora, dan jadi gembala domba bagi Yitro, mertuanya (Keluaran 2:15-22).

Tahukah Anda berapa lama waktu yang dilalui Musa sejak itu hingga ia diutus oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel? Empat puluh tahun (Kisah Para Rasul 7:30). Itu bukanlah waktu yang singkat. Namun, melalui kehidupan sederhananya sebagai gembala, hati Musa perlahan-lahan berubah. Saat itulah, Allah dapat mengutusnya menjadi pembebas bangsa Israel.

2. Hargai Kasih Setia Tuhan

Musa - gkdi 6

 

Lagi firman TUHAN kepada Musa: “Telah Kulihat bangsa ini dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk. Oleh sebab itu biarkanlah Aku, supaya murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka, tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar.” – Keluaran 32:9-10

Ketika bangsa Israel memberontak dengan membuat patung anak lembu emas, Tuhan murka dan hendak membinasakan mereka (Keluaran 32:1-10). Namun, Dia menyesali malapetaka rancangan-Nya setelah Musa mencoba melunakkan hati-Nya (Keluaran 32:11-14).

Musa melakukan itu karena sadar dirinya sudah sangat dikasihi Tuhan. Ia menghargai kasih tersebut sehingga mau mengasihi bangsa Israel.

Memang tidak mudah mengasihi orang yang degil dan suka membangkang. Namun, melalui merekalah, Tuhan hendak membentuk hati kita menjadi lebih lembut. Saat kita menghargai kasih Tuhan, kita tidak akan berfokus pada karakter buruk seseorang, tetapi pada tindakan kasih apa yang bisa kita lakukan baginya.

Selama kita hanya fokus pada diri sendiri, menuntut orang lain berubah duluan, baru kita mau berubah, akan sulit bagi kita memiliki hati lembut. Namun, ketika kita memandang bahwa setiap manusia itu berharga, bahwa setiap manusia bisa berubah, kita belajar melembutkan hati. Kita tidak terpancing melakukan tindakan negatif, tetapi justru mempraktikkan ajaran kasih.

3. Terimalah Keputusan Tuhan, Termasuk yang Tampaknya Merugikan

Musa - gkdi 7

Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka. – Bilangan 20:12-13

Peristiwa di atas terjadi ketika bangsa Israel yang bersungut-sungut karena kehabisan air mulai mempertanyakan kehadiran Tuhan (Bilangan 20:1-13). Meski Tuhan memerintahkan Musa untuk bicara dengan bukit batu agar mengeluarkan air, ia malah memukul batu itu dengan tongkat.

Kalau dipikir-pikir, kelihatannya tidak adil, bukan? Bukan Musa yang mencobai Tuhan, tapi dirinyalah yang kena sanksi tak boleh masuk ke tanah perjanjian.

Mungkin kita sudah mengusahakan berbagai hal positif untuk seseorang. Kita menghabiskan waktu, pikiran, tenaga, atau uang untuk membuat hidup orang lain menjadi lebih baik. Sebagai balasannya, kita malah menuai hal buruk, yang mungkin akibatnya terasa dalam jangka panjang.

Mari belajar dari Musa, yang tidak mengeluh meski keputusan Tuhan merugikannya. Kita berhak kecewa kalau mengalami hal buruk. Namun, kalau kita memiliki hati yang lembut, kita akan mampu menerima apa yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita.

Tidak pernah ada kata terlambat untuk memiliki hati yang lemah lembut seperti hati Musa. Lakukan apa yang menjadi bagian Anda, yaitu menjalani proses dari Tuhan. Bergantunglah kepada-Nya, bukan pada kekuatan diri sendiri. Hargailah kasih setia Tuhan yang sudah Anda nikmati, dan terimalah apa pun keputusan-Nya atas hidup Anda.

Kita tidak selalu punya kendali atas situasi dan kondisi, tetapi kita bisa mengendalikan hati. Sekecil apa pun perubahan positif yang terjadi pada diri Anda, bersyukurlah, dan teruslah berusaha memiliki hati yang lebih lembut. Amin.

Kisah hidup Musa menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahkan hingga di masa modern ini. Kalau Anda sedang dilanda rasa tidak percaya diri, yuk, kita belajar cara mengatasi keraguan dan rendah diri di Musa – Bagian 1 – Percaya Diri di Dalam Kelemahan.

Gereja GKDI terdapat di 37 kota di Indonesia.
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:




Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp

(Visited 333 times, 1 visits today)

Last modified: Jul 12

Close