
Pernahkah Anda merenungkan, mengapa dalam peristiwa detik-detik kelahiran Yesus, ada sekelompok gembala yang hadir? Mereka adalah orang-orang sederhana, yang tampaknya kontras jika disandingkan dengan tamu-tamu lain yang mengunjungi Yesus di kandang domba, seperti para Majus yang bijak dan terpelajar.
Tentu bukan tanpa maksud, Tuhan menempatkan para gembala di tengah gambaran peristiwa bersejarah tersebut. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap hati mereka?
Mengapa Gembala?

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. – Lukas 2:8-9
Malam itu, ketika semua orang terlelap, malaikat Tuhan menghampiri gembala yang tengah berjaga di padang menjaga ternak mereka. Mengapa gembala dipilih sebagai kaum yang pertama menerima kabar surgawi tersebut? Mengapa Tuhan tidak memilih sosok yang lebih termasyhur, kaya, berkuasa, atau pembesar agama yang berpengaruh besar dalam masyarakat?
Kita boleh menduga pakaian para gembala ini tidak terlalu bersih setelah berjam-jam berjaga dekat kawanan ternak. Mereka bukan orang terpelajar dan tidak punya kedudukan dalam masyarakat. Mereka juga tidak memiliki apa-apa yang bisa dipersembahkan kepada bayi Yesus.
Jadi, peristiwa kabar baik malaikat untuk para gembala ini menunjukkan siapa Tuhan kita. Bahwa Dia menerima dan mengasihi semua orang. Baik orang itu kaya atau miskin, sukses atau gagal, orang terhormat maupun yang biasa-biasa saja. Tuhan peduli kepada Anda, apa pun status dan keadaan Anda saat ini. Di saat orang-orang tidak memperhatikan Anda, dan Anda merasa tidak masuk hitungan, percayalah: Tuhan memperhatikan dan menerima keberadaan Anda.
Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap. – Ulangan 10:17
Kabar Sukacita dan Teladan Iman Para Gembala
Kehadiran para gembala dalam peristiwa kelahiran Yesus dapat menjadi pembelajaran dalam hal merespon panggilan Tuhan. Berikut sikap hati mereka saat mendengar kabar sukacita yang patut kita teladani:
1. Rendah Hati, tapi Tidak Rendah Diri
Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” – Lukas 2:10-12
Tak hanya kaget dan mungkin sangat ketakutan saat didatangi bala tentara surga, para gembala itu pasti menyadari kedudukan mereka di hadapan Tuhan. Mereka hanyalah kaum sederhana yang berstatus rendah, bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa.
Akan tetapi, para gembala ini tidak rendah diri dengan keberadaan mereka. Mereka menerima undangan kehormatan itu tanpa berpikir, “Memangnya, siapa saya? Mengapa saya, dan bukan orang lain saja yang lebih baik dari saya? Pantaskah seorang gembala seperti saya menemui anak Allah?”
Apa jadinya jika Tuhan mengundang sekelompok orang yang lebih pandai, kaya, dan terhormat untuk melihat bayi Yesus? Mungkin saja respon mereka akan berbeda. Apalagi, ketika disebutkan bahwa Sang Juru Selamat telah lahir di kandang domba dan berbaring dalam palungan (tempat makanan ternak). Bisa jadi orang-orang itu akan enggan datang karena kabar ini kedengarannya tidak masuk akal. Mana mungkin Juru Selamat yang dijanjikan lahir di tempat seperti itu?
Sesungguhnya, peristiwa ini juga membuktikan betapa rendah hatinya Tuhan kita, sehingga Dia memilih terlahir di tempat yang jauh dari penghormatan besar: di sebuah kandang domba yang hina, dikelilingi hewan-hewan ternak. Kerendahan hati Tuhan yang selaras dengan kerendahan hati para gembala memberi mereka kesempatan untuk bertemu langsung dengan raja segala raja.
Kerendahan hati, bukan rasa rendah diri, inilah yang membuat Tuhan memilih para gembala untuk melihat bayi Yesus. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita memberikan respon yang baik kepada Tuhan yang memilih kita sebagai umatnya?
2. Percaya dan Melakukan Apa yang Diperintahkan

Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. – Lukas 2:15-16
Setelah malaikat itu meninggalkan mereka, para gembala pun bergegas pergi ke tempat kelahiran Yesus di Betlehem. Mereka tidak mempertanyakan, mengapa seorang Juru Selamat terlahir miskin di kandang ternak? Mengapa tidak lahir di sebuah istana megah dengan upacara penyambutan yang meriah? Para gembala percaya pada perkataan malaikat Tuhan dan segera melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.
Hari ini, seberapa percayanyakah kita terhadap firman Tuhan? Ketika firman berkata, “Kasihilah musuhmu”, apakah Anda taat atau punya pemikiran sendiri seperti, “Kalau saya mengasihi dia, nanti dia malah seenaknya.”? Seberapa taat dan percayanya Anda kepada Tuhan ketika firman mengatakan bahwa Tuhan akan menolong Anda saat Anda tak memiliki jalan keluar (1 Korintus 10:13)? Apakah Anda tetap berpegang pada janji-Nya, bahwa Dia akan selalu menyertai Anda, dalam lembah kekelaman sekalipun (Mazmur 23:4)?
Mari belajar dari sikap para gembala yang percaya pada perkataan malaikat, serta menaati perintah yang berasal dari Tuhan dengan sepenuh hati.
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” – Yohanes 14:15
3. Semangat Meneruskan Kabar Baik

Ketika Anda mendapat sebuah kabar baik, tidakkah Anda ingin membagikannya detik itu juga kepada orang-orang yang paling penting dalam hidup Anda? Bukankah Anda ingin segera menceritakannya kepada orang-orang terdekat, yang Anda hargai, hormati, dan kasihi?
Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. – Lukas 2:17-18
Ketika para gembala akhirnya melihat bayi Yesus, mereka tak kuasa membendung sukacita. Mereka tak sabar ingin menceritakan apa yang mereka dengar dan lihat kepada orang lain. Mereka ingin kabar baik itu juga didengar oleh semua orang.
Apakah hari ini kita masih semangat menceritakan tentang Sang Juru Selamat yang telah lahir ke dunia, menjadi sama dengan manusia, dan mati untuk menebus dosa-dosa kita? Apakah kita memiliki hati seperti para gembala? Hati yang dipenuhi sukacita, tak sabar meneruskan kabar gembira kepada keluarga, sahabat, kolega, anak-anak, keponakan, bahkan orang tua kita?
Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” – Roma 10:15
Ada banyak hal yang kita bisa pelajari dari detik-detik kelahiran Yesus, termasuk dari sejumlah sosok yang terlibat, seperti Yusuf, Maria, dan orang-orang Majus. Kita juga bisa belajar dari para gembala, yang merespon kabar kelahiran Tuhan dengan iman, serta datang kepada-Nya dengan kerendahan hati. Yang terpenting, mereka tidak menyimpan berita sukacita itu untuk diri sendiri, tetapi menyebarkannya kepada banyak orang.
Jika Tuhan sanggup memakai para gembala untuk kemuliaan-Nya, Dia juga bisa memakai Anda untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Selamat Natal. Tuhan beserta kita!
–
Related articles:
- Apakah Perayaan Natal yang Indah itu Salah?
- Mencari Bayi Yesus: Saya Orang Majus atau Raja Herodes? (Bagian 1)
- Maria: Mimpi yang Melampaui Kemustahilan
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Jul 7