Menerima kemenangan itu mudah. Bagaimana dengan menerima kegagalan?
Kegagalan, seperti keberhasilan, adalah bagian dari hidup. Masalahnya, jauh lebih sulit menerima kegagalan dibanding kemenangan. Semua usaha, daya upaya, akhirnya sia-sia. Rasanya menyakitkan.
Namun, kegagalan bisa menjadi kesempatan untuk tumbuh dan belajar.
[adrotate banner=”4″]
Menghadapi Kegagalan
Syaratnya? Kita perlu menerima kegagalan dengan hati yang terbuka. Sering kita berpikir, kita bisa melakukan segalanya dengan usaha sendiri. Padahal, “Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati” (Amsal 16:2). Ada kuasa dan kehendak Tuhan.
Inilah bagian tersulitnya: menerima, bahwa terkadang Tuhan punya rencana yang berbeda. Namun, di sisi lain, kita tahu bahwa Tuhan senantiasa merencanakan yang terbaik (Yeremia 29:11; Efesus 3:20).
Ada kalanya, kegagalan membawa kesedihan dan putus asa. Di saat itu, ingatlah dalam Roma 5:3-4 dikatakan, “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 4dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. ” Menerima kegagalan berarti memahami bahwa itu adalah bagian dari proses pembentukan karakter kita.
[adrotate banner=”15″]
4 Tips Menerima Kegagalan
1. Refleksi Diri dan Berdoa
Mulailah dengan merenungkan apa yang telah terjadi. Berdoa dan mintalah hikmat kepada Tuhan untuk mengerti apa pelajaran yang bisa diambil. Yakobus 1:5 mengingatkan, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, – yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit –, maka hal itu akan diberikan kepadanya. “
2. Berbagi dengan Sesama
Berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang lain bisa membantu meringankan beban. Oleh karena itu, penting untuk berbagi. Amsal 17:17 berkata, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Melalui berbagi, kita dapat menerima dukungan, perspektif baru, dan kekuatan untuk melanjutkan.
3. Mengambil Hikmah
Setiap kegagalan memiliki pelajaran yang bisa dipetik. Carilah pelajaran di balik kegagalan tersebut. Mazmur 119:71 mengatakan, “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku,supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” Menerima kegagalan sebagai pembelajaran membuat kita semakin dewasa secara rohani.
4. Bangkit dan Maju
Langkah terakhir adalah bangkit dan melangkah maju dengan kepercayaan bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih baik. Filipi 3:13-14 mengajak kita, “…aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.”
Bukan Akhir dari Segalanya
Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari proses pembelajaran dan pertumbuhan rohani kita. Dengan menerapkan keempat tips di atas, semoga kita dapat menerima kegagalan dengan hati yang lapang dan percaya penuh pada rencana indah Tuhan bagi hidup kita. Mari kita bangkit dan terus berjalan dalam iman, mengambil setiap pengalaman sebagai pelajaran berharga.
Related articles:
- Menerima Fakta Hidup Anda: Kunci Menghadapi Depresi
- 5 Cara untuk Bangkit setelah Impian Anda Hancur
- Hemat dan Tetap Bersukacita di Tengah Krisis? Bisa!
- Rendah Hati, Bukan cuma Tidak Sombong – Gereja GKDI
–
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Aug 1