Written by Richard Tri Gunadi 3:06 am Devotionals, Biblical Talk, Lifestyle • 4 Comments

Hemat dan Tetap Bersukacita di Tengah Krisis? Bisa!

Hidup hemat adalah salah satu cara untuk mengatasi krisis finansial pribadi. Kita tidak bisa mencegah imbas pandemi coronavirus terhadap perekonomian nasional, tetapi kita bisa berfokus mencari solusinya. Banyak orang yang kurang bijak dengan uang ketika kondisi keuangannya bagus, namun sekarang mencari berbagai cara untuk berhemat.

Anda bisa mencoba tiga tips hidup hemat berikut yang sudah saya dan istri praktikkan dan terbukti hasilnya:

1. Cukupkan Diri dalam Segala Keadaan

Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. – Filipi 4:12-13

Setiap orang punya kebutuhan hidup yang berbeda dari orang lain. Hanya ia sendiri yang tahu, apa saja kebutuhannya hari ini atau bulan ini yang harus dipenuhi. Berapa pun penghasilan kita, cukup atau tidak jumlahnya untuk membiayai hidup, perhitungannya ada di tangan kita. Kalau diatur dengan bijak, pasti cukup, bahkan bisa berlebih.

Paulus adalah rasul yang giat menginjil ke berbagai tempat. Bicara biaya hidup, ia pernah merasakan baik hidup berkekurangan maupun berkelimpahan. Paulus mencukupkan diri dalam segala perkara. Ia hidup dengan hemat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sambil memberitakan Injil. Sumbangan atau bantuan dari jemaat pun ia gunakan secara bijak.

Belajar dari Paulus, saya dan istri merinci segala pengeluaran dan penghasilan kami selama ini, lalu sepakat memangkas sejumlah pengeluaran. Contoh, kalau malam minggu kami biasa dating di kafe atau restoran, sekarang kami dating di rumah dan masak sendiri. Saya yang dulunya tiap hari jajan mi ayam, soto, atau tahu gimbal, sekarang hanya jajan seminggu sekali. Cara ini membuat kami berhemat cukup banyak.

Tidak mudah awalnya, tapi kami berusaha tegas pada diri sendiri. Hasilnya, kami bisa mencukupkan diri dan tetap punya dana untuk ditabung. Selalu ada pos-pos pengeluaran yang bisa dipangkas kalau kita mau berhitung dan beradaptasi dengan mengubah gaya hidup.

2. Jeli Melihat Peluang

“Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.” – Rut 2:7

Kalau sudah berusaha hemat tapi masih kurang, bagaimana? Carilah penghasilan tambahan. Belajarlah dari Rut. Karena takut akan Tuhan, Rut, seorang perempuan Moab, mengikuti mertuanya Naomi pulang ke Betlehem. Di sana, Rut membantu menanggung biaya hidup mereka dengan memunguti bulir-bulir jelai yang jatuh di belakang pekerja-pekerja yang bermurah hati kepadanya. 

Meski awalnya tidak terbiasa, saya dan istri kini berjualan snack secara online. Ternyata hasilnya lumayan. Istri saya yang semula memberikan les privat di rumah, sekarang mengajar secara online. Saya sendiri menyambut baik tawaran seorang saudara untuk berjualan beras. Puji Tuhan, ada saja yang membeli produk saya setiap hari.

Selalu ada peluang di tengah krisis. Kendati berat, kita harus menerima keputusan perusahaan untuk merumahkan kita tanpa bayaran atau memutuskan hubungan kerja. Tidak perlu menyalahkan siapa pun. Kalau kita jeli, selalu ada peluang usaha atau pekerjaan yang bisa kita ambil untuk menambah pemasukan. Dan, meski penghasilan Anda bertambah berkat usaha sampingan, tetaplah hidup hemat.

Terbukalah terhadap masukan atau kesempatan yang berada di luar zona nyaman Anda. Hidup Rut dan mertuanya tidak kekurangan karena ia tidak malu bekerja memungut jelai. Jika ada saudara atau kawan yang menawarkan peluang bisnis, pikirkanlah dahulu baik-baik, jangan langsung menolak. Jangan malu menjual jasa atau barang yang marginnya kecil, karena kalau konsumen Anda banyak, keuntungannya juga akan banyak.

3. Tetap Memberi kepada yang Kekurangan

Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. – Amsal 11:24

Hemat di tengah krisis itu baik, tetapi hendaknya kita tidak menutup mata terhadap orang-orang di sekitar yang kekurangan. Ingatlah bahwa segala berkat yang kita terima berasal dari Tuhan. Dialah sumber rezeki kita.

Beberapa kali saya dan istri membeli barang atau memakai jasa kenalan yang kami tahu sedang bergumul dalam hal keuangan. Apakah pemberian itu membuat kami rugi atau kekurangan? Tidak, kami malah bersukacita. Ada sukacita yang tidak bisa dibayar dengan apa pun sewaktu kami tahu orang yang kami bantu bahagia dan hidupnya jadi lebih baik.

Saya dan istri bersyukur, karena melalui gaya hidup hemat yang kami terapkan, kelebihan rezeki kami bisa melengkapi kekurangan orang lain. Sampai sekarang, Tuhan selalu mencukupi segala kebutuhan kami, dan kami dapat menjalani hidup dengan penuh sukacita di tengah krisis.

Semoga tips-tips di atas dapat menjadi inspirasi Anda untuk hidup hemat. Kalau Anda tahu tips hidup hemat lainnya, jangan segan membagikannya kepada orang lain. Mari kita cukupkan diri dalam segala keadaan, jeli melihat peluang, dan tetap memberi kepada mereka yang kekurangan. Semoga sukacita di dalam Kristus menyertai Anda!

Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:

WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait:

Video inspirasi:


(Visited 222 times, 1 visits today)

Last modified: Jun 3

Close