Memuji berarti menguatkan. Karena inilah kita sebagai orang Kristen terpanggil untuk saling memuji, membangun, dan menyemangati. Ini karena kata-kata kita berkuasa untuk membangun orang lain. Tertulis dalam Amsal 15:4, ”Lidah lembut adalah pohon kehidupan.”
Namun, ada kalanya kita tak tahu bagaimana harus memuji. Mungkin Anda tak biasa dipuji, sehingga Anda sulit memberikannya kepada orang lain. Mungkin Anda memang kurang biasa dalam memberi pujian. Atau, orang lain pernah menegur Anda karena pujian Anda terkesan berlebihan. Bagaimana kita bisa memuji seseorang secara wajar?
[adrotate banner=”4″]
Memuji dengan Tulus

Pertama, berikan pujian yang jujur dan tulus. Efesus 4:25 menasihati kita, “Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.” Sebagai orang Kristen, kebenaran harus selalu menjadi dasar semua yang kita lakukan, termasuk saat kita memuji orang lain.
Hindari memuji hanya untuk menyenangkan hati seseorang atau untuk mendapatkan sesuatu darinya. Jika kita menemukan sesuatu yang patut dipuji dalam diri seseorang, sebutkan itu dengan jujur dan tulus.
Misalnya, daripada memuji penampilan fisik atau keadaan finansial, pujilah seseorang karena cara berpakaiannya, karakternya, atau prestasinya belakangan ini. Tiga hal ini umumnya terlihat lebih natural dan nyaman untuk disebutkan.
Memuji untuk Membangun
Kedua, gunakan pujian sebagai alat untuk membangun . Dalam 1 Tesalonika 5:11, Paulus menulis, “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan.”
Tuhan ingin kita menggunakan kata-kata kita untuk membangun dan memberi semangat. Jadi, saat kita memuji seseorang, tujuannya harus untuk mendorong mereka, tidak untuk mengecilkan atau meremehkan orang lain. Pujian yang sehat akan membantu individu tersebut melihat nilai diri mereka di mata Tuhan dan mendorong mereka untuk berjalan lebih dekat dengan-Nya.
Contoh, orang ini bercerita tentang bagaimana ia mampu mengatasi kesulitan yang ia alami. Beri pujian karena ia berhasil mengatasi segala keadaan itu, dan kekuatannya bahkan di tengah tekanan dan masalahnya.
[adrotate banner= “15”]
Beri Pujian Tepat pada Waktunya
Ketiga, berikan pujian yang tepat waktu dan sesuai konteks. Ada waktu dan tempat yang tepat untuk segala hal, termasuk memberikan pujian. Seperti yang dikatakan dalam Amsal 25:11, “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.”
Seperti contohnya, Anda punya teman yang bisa makan banyak. Suatu hari Anda menghadiri acara formal bersama dia. Lalu, Anda memuji dia karena nafsu makannya yang besar, di sebuah acara formal. Tepatkah pujian tersebut? Rasanya pujian itu terasa aneh dan bahkan memalukan. Jauh lebih baik Anda memberi pujian itu secara pribadi.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk mengenali kapan dan di mana memberikan pujian yang sesuai. Pujian yang tidak tepat waktu atau diluar konteks bisa menjadi kurang efektif atau bahkan berdampak negatif.
Memujilah untuk Mengangkat Orang

Jadi, memuji seseorang selalu bertujuan untuk membuat orang itu merasa baik akan dirinya sendiri. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk memuji dengan cara yang jujur, membangun, dan tepat waktu, sesuai dengan ajaran dan contoh yang diberikan oleh Tuhan dalam firman-Nya. Apalagi sebagai orang Kristen, hendaknya kita memberi pujian dengan tepat dan penuh kasih.
Kita diingatkan dalam Kolose 4:6, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang..” Dengan begini, kita bisa menyemangati satu sama lain dengan cara sepantasnya, juga memuliakan Tuhan.
–
Related articles:
- Seberapa Pentingnya Komunitas Rohani?
- Ingin Hidup Penuh Sukacita? Kerjakan 4 Hal Ini dengan Senang Hati
- 3 Kriteria Sahabat yang Membangun: Seru dan Menyenangkan!
- 3 Komitmen untuk Membangun Hubungan Persahabatan yang Tidak Terpisahkan
- Perkataan yang Baik, Ciri Wanita Menarik
–
[adrotate banner= “13”]
–
[adrotate banner= “11”
Last modified: Sep 25