Dalam hidup, ada satu kebenaran yang pasti: kita akan meninggal. Siapapun kita, peluang kita mengalami kematian adalah 100%. Lahir, bertumbuh, menjadi tua, lalu meninggal. Tak seorang pun dapat lari dari takdir ini.
Sebagai makhluk yang hidup, wajar jika kita takut akan kematian. Tak heran, pembicaraan akan kematian sangat tidak nyaman. Namun, menyadari hal ini akan membawa kita mengarahkan kita kepada satu pertanyaan penting.
Mengingat bahwa kita akan meninggal, bagaimana seharusnya kita hidup?
[adrotate banner=”4″]
1. Meninggal Itu Pasti. Tapi Hidup, Kita yang Pilih

Ironis memang, tetapi kenyataan bahwa kita akan meninggal mengarahkan kita untuk hidup dengan bijak. Hidup ini hanya sekali, dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan (Ibrani 9:27). Fakta ini saja sudah sepantasnya membuat kita jadi lebih bijak dalam menjalani hidup ini.
Tanpa memikirkan akan maut, hidup jadi terasa enteng. Tanpa menyadari kematian, hidup terasa seperti permainan saja. Akan tetapi kita tahu, bukan begitu kenyataannya. Bahwa suatu saat kita akan mati akan memaksa kita untuk lebih sadar-diri semasa hidup.
Dalam Alkitab, Pengkhotbah 7:2 mengatakan, “Lebih baik pergi ke rumah duka daripada pergi ke rumah pesta, karena di sanalah akhir semua manusia, dan yang hidup harus mengambil pelajaran dari hal itu.”
[adrotate banner=”15″]
Mengingat kematian, menginspirasi kita untuk membuat keputusan yang tidak hanya terbaik untuk saat ini , tapi juga untuk masa yang akan datang (kekekalan). Adanya maut mendorong kita untuk lebih bijak; ia seperti batas yang mengingatkan kita akan diri kita sendiri. Kita tak kekal, apalagi mahakuasa.
Kita mungkin tak bisa memilih kapan dan di mana untuk mati, tetapi kita bisa memilih bagaimana cara kita hidup.
Jika Anda sedang mengalami dukacita karena kehilangan orang yang dikasihi, Anda bisa menonton video ini. Video ini akan memberi inspirasi di masa griefing and loss ini.
2. Kematian Mendekatkan Kita dengan Allah
Ketika kita sadar bahwa kita akan meninggal, hubungan kita dengan Tuhan menjadi lebih penting. Kehidupan ini hanya sementara dibandingkan dengan kekekalan.
Oleh karena itu, Mazmur 90:12 mengingatkan, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Pernahkah kita menghitung hari-hari kita dalam perspektif ini? Bahwa makin hari, kita makin dekat dengan kematian – makin dekat dengan Allah?
Kesadaran akan kematian membawa kita pada pemahaman bahwa setiap detik berharga untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Kita rindu dan ingin untuk bertemu dengan Dia, sehingga selagi kita ada di sini, kita mau dekat dengan Dia.
Semakin kita sadar akan hal ini, semakin kita waspada di dalam hidup. Kita rindu menyenangkan Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan.
3. Meninggal dan Pengaruhnya terhadap Keputusan Hidup Kita

Memahami bahwa kita akan meninggal, kita menjadi lebih bijaksana dalam membuat keputusan. Yakobus 4:14 berkata, “Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.”
Karena begitu singkatnya hidup ini, kita diajak untuk tidak terjebak dalam hal-hal duniawi yang fana, tetapi lebih berfokus pada hal-hal yang memiliki nilai kekal. Ini termasuk membangun karakter, mengejar keadilan, berbuat baik, dan terutama mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan dan sesama.
Bahkan, dalam keputusan-keputusan yang lebih kecil pun, kita akan jadi lebih sadar. Bagaimana saya akan memilih pekerjaan, jika kita tahu Tuhan akan menghakimi? Bagaimana saya mencari pasangan hidup? Apakah dengan bersama dia, saya bisa terbantu lebih rohani, makin dekat dengan Tuhan?
Bagaimana saya memperlakukan orang-orang di sekitar kita? Adakah sikap dan perkataan saya memuliakan Tuhan?
Hidup dengan Lebih Bijaksana
Akhirnya, mengingat bahwa kita akan meninggal membantu kita untuk hidup dengan lebih penuh rasa syukur dan kebijaksanaan. Kita jadi menghargai setiap momen, mencintai dengan lebih dalam, dan memberi dengan lebih berkelimpahan.
Seperti yang dikatakan oleh Paulus dalam Filipi 1:21, yang berkata, “hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Dalam bayang-bayang kematian, kita menemukan cahaya hidup yang lebih terang dan berarti. Kita diajak untuk tidak hanya hidup, tapi memiliki hidup yang berarti dan berkenan di mata Tuhan.
Related articles:
- Berkat Tersembunyi dalam Kesedihan
- 2 Tips Atasi Kehilangan Orang yang Dicintai dengan Penuh Iman
- Tak Tahan Ingin Menangis? It’s Okay to Cry!
- Tak Semangat Jalani Hari? Awali Pagi Anda Bersama Tuhan
- Mati Rasa Rohani: Apa Itu, dan Bagaimana Mengatasinya?
–
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Jan 24
