Percayakah Anda, istirahat adalah salah satu hal yang Tuhan anggap penting?
Dunia yang serbacepat dan hiruk-pikuk sering mengabaikan istirahat. Kata-kata seperti work hard, play hard, can do, produktif, dan pencapaian dianggap hebat, sementara istirahat dianggap lemah: sleep is for the weak. Tidur cuma untuk orang lemah.
Namun, ternyata Alkitab sendiri menempatkan istirahat sebagai sesuatu yang penting. Ada berkat di balik beristirahat, baik ketika kita tidur, berdiam diri, atau sejenak berhenti dari kesibukan.
Beristirahat bukan kemewahan, melainkan sebuah keharusan.
[adrotate banner= “4”]
Tuhan Menciptakan Istirahat

Untuk mengerti pentingnya istirahat, mari mulai dari kitab Kejadian. Apa yang dilakukan Tuhan setelah menciptakan bumi, langit, dan segala isinya? Bekerja lagi lebih keras? Tidak. Ia beristirahat.
“Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu (Kejadian 2:2-3).”
Tentu, bukan berarti Tuhan lelah. Ia mahakuasa dan mampu bekerja tanpa henti. Akan tetapi, Tuhan menetapkan bagi semua ciptaan-Nya, akan pentingnya istirahat. Ada masanya untuk bekerja, dan ada masanya untuk berhenti.
Bayangkan. Jika Allah yang mahasempurna saja bisa rest & relax, bukankah itu contoh bagi kita untuk melakukan hal yang sama?
Secara medis, beristirahat (termasuk tidur) terbukti meningkatkan konsentrasi, menurunkan stres, memperkuat kesehatan mental, dan meningkatkan produktivitas. Bagus, ‘kan?
Yesus dan Istirahat bagi Jiwa

Demikian Allah, demikian Yesus, Putra-Nya. Meski sibuk dalam melayani – baik menyembuhkan orang atau mengajar – Yesus tahu pentingnya untuk beristirahat. Ia mengundurkan diri ke tempat yang sunyi untuk mendekat kembali kepada Bapa-Nya.
“Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa (Lukas 5:15-16).”
Di sini, Yesus menekankan bahwa istirahat bukan hanya tentang kebutuhan fisik, tetapi juga penyegaran rohani. Beristirahat adalah kala kita terhubung kembali dengan Allah, sejenak mundur dari kesibukan, dan segar kembali.
[adrotate banner= “15”]
Itulah alasan Yesus memberi janji untuk menyegarkan kita. Demikian dikatakannya di Matius 11:28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Jadi, beristirahat juga mencakup kebutuhan jiwa. Ketika kita merasa lelah atau khawatir, Tuhan menyediakan istirahat bagi jiwa kita. Yesus seperti mata air segar ketika dunia terasa kering.
Berkat dalam Beristirahat

Jadi, istirahat bukan hanya perkara fisik saja, melainkan juga pikiran dan roh. Tidur malam memulihkan fisik kita. Berhenti sejenak dari pekerjaan menyegarkan pikiran. Mendekat kepada Allah memulihkan roh kita.
Mazmur 127:2 memperkuat hal ini, Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah – sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Lihat, bahwa Tuhan sendiri memberi berkat jika kita mau beristirahat.
Pula, beristirahat mengingatkan kita akan kemanusiaan kita dan betapa kita membutuhkan Allah. Tak mungkin kita bekerja terus tanpa henti. Ada kalanya kita berhenti, berrefleksi, dan menyadari akan kebergantungan kita kepada Allah. Beristirahat mengajar kita untuk rendah hati dan berserah kepada Tuhan.
Berhenti untuk Melangkah Lebih Jauh
Pada akhirnya, mari kita mengingat pentingnya istirahat. Pertama, untuk menyegarkan kembali diri kita, baik secara fisik, mental, dan spiritual. Kedua, untuk mengingat kembali kebergantungan kita kepada Allah; bahwa kita tidak mahakuasa dan mahasempurna, tetapi terbatas, dan senantiasa membutuhkan Dia.
Jadi, jika Anda lelah hari ini, take a break. Beristirahatlah. Berhentilah sejenak, sehingga Anda mampu melangkah lebih jauh.
–
Source: https://longevity.technology/lifestyle/rest-benefits-concepts-methods-and-research/
Related articles:
- Bangkit Kembali: Bersama Kristus Hadapi Krisis
- Ciri-ciri Depresi yang Tidak Kamu Sadari
- “Saya Sibuk. Bagaimana Caranya Mengatur Waktu untuk Saat Teduh?”
- Bagaimana Melihat Diri Sendiri Sesuai Gambar Allah?
–
[adrotate banner= “13”]
–
[adrotate banner= “11”]
Last modified: Aug 15
