Semua orang memiliki harga diri dan ego. Tanpa sadar, dua unsur ini membentuk siapa seseorang, pikirannya, dan perbuatannya. Yang jadi masalah adalah cara membedakannya. Bagaimana mengenali keduanya?
Mari kita bahas satu demi satu.
[adrotate banner=”4″]
Apa Bedanya Harga Diri dan Ego?

Harga diri adalah penghargaan terhadap diri sendiri yang bersumber pada pengenalan akan nilai kita di mata Tuhan. Ini adalah pemahaman yang sehat tentang siapa kita dan pentingnya diri kita dalam rencana Tuhan.
Tuhan menciptakan kita dan Ia menganggap kita sangat baik (Kejadian 1:31). Inilah dasar dari siapa diri kita: ciptaan Allah yang baik adanya.
Sebaliknya, ego berarti meninggikan diri sendiri, sehingga tidak lagi tunduk pada kehendak Tuhan. Ego mendorong kita untuk mengutamakan diri sendiri di atas orang lain, dan terkadang bahkan di atas Tuhan sendiri.
Harga Diri dan Ego menurut Firman Tuhan
Harga diri yang sehat tercermin dalam keunikan kita sebagai ciptaan Tuhan. Seperti yang diungkapkan dalam Mazmur 139:14, “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.”
Harga diri berarti mengakui kelemahan dan kekuatan, tanpa membandingkan diri dengan orang lain.
Sebaliknya, ego sering kali mengarah pada perbandingan, kebanggaan, dan keinginan untuk diakui serta dihormati oleh orang lain. Ego mendorong kita untuk berpusat pada diri sendiri, melupakan Tuhan dan orang lain. Akibatnya adalah seperti dikatakan Amsal 16:18, “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.”
[adrotate banner=”15″]
Membentuk Citra Diri yang Positif

Mengenali harga diri yang sehat adalah kunci untuk membentuk citra diri yang positif. Asalnya adalah mengenali, bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang berharga dan dicintai. Hal ini tidak bergantung pada pencapaian, penampilan, atau persetujuan dari orang lain. Harga diri yang sehat mendorong kita untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan rencana dan tujuan Tuhan untuk kita.
Orang dengan citra diri sehat akan mencari kehormatan dari Tuhan, bukan dari manusia. Galatia 1:10 mengajarkan, “adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.“
Bagaimana Membangun Harga Diri yang Sehat?
Untuk membangun harga diri yang sehat, kita perlu menghabiskan waktu dalam doa dan pembacaan Alkitab, mencari pengenalan yang lebih dalam tentang siapa kita di mata Tuhan.
Bergaul dalam komunitas yang mendukung dan juga sangat membantu. Dengan adanya komunitas, kita dapat melihat talenta apa yang Tuhan percayakan, sehingga kita dapat turut melakukan pekerjaan baik (Efesus 2:10).
Mengenali dan membedakan antara harga diri dan ego bukanlah tugas yang mudah, namun sangat penting dalam perjalanan iman kita. Dengan mengutamakan nilai-nilai Alkitab dan mengikuti teladan Kristus, kita dapat membentuk citra diri yang sehat, sehingga kita mengasihi Tuhan, diri sendiri, dan orang lain.
–
Related articles:
- Makan Hati dalam Hubungan: Tanda Komunikasi Tak Lancar
- Kesombongan: Kalahkan Dia Sebelum Dia Menjatuhkan Anda
- Self-Love: Ketahui Batasan Mengasihi Diri Sendiri
- Meraih Kembali Rasa Percaya Diri yang Hilang
- Rendah Diri vs Rendah Hati: Bagaimana Melihat Batasannya?
–
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Jan 8