KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Banyak pasangan menikah yang memulai dengan cinta dan harapan, namun di tengah jalan, hubungan mereka berubah menjadi medan konflik dan kekerasan. Bagaimana kita bisa membangun pernikahan yang sehat dan bebas dari KDRT?
[adrotate banner=”4″]
Pernikahan adalah perjalanan seumur hidup yang tidak selalu mulus. Dalam dinamika rumah tangga, godaan untuk bersikap tidak sabar dan kasar bisa muncul. Jika tidak diantisipasi, konflik kecil bisa berkembang menjadi KDRT yang dapat merusak ikatan kasih.
[adrotate banner=”15″]
Simak 5 Tips Penting Membangun Pernikahan yang Sehat, Jauh dari KDRT Berikut Berdasarkan Prinsip-Prinsip Firman Tuhan.
Tidak ada pasangan yang berharap mengalami KDRT dalam pernikahannya. Namun kenyataannya, banyak yang terjebak dalam hubungan penuh tekanan, emosi, dan luka. Tuhan merancang pernikahan sebagai tempat saling menunjukkan kasih, bukan kekerasan. Mari belajar membangun hubungan yang sesuai dengan rancangan-Nya. Simak 5 tips penting berikut berdasarkan prinsip-prinsip Firman Tuhan.
1. Letakkan Kristus Sebagai Dasar Dalam Pernikahanmu

Dasar yang kokoh sangat penting dalam membangun rumah tangga. Jika pondasinya rapuh, bangunan pun mudah runtuh.
“Jika bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya…” — Mazmur 127:1
Saat Kristus menjadi pusat hubungan, kasih dan pengampunan menjadi gaya hidup. Ini adalah benteng awal untuk mencegah KDRT. Dalam kasih Kristus, pasangan belajar saling memahami dan menahan diri dari tindakan yang merugikan. Tanpa kehadiran Tuhan dalam rumah tangga, pasangan akan lebih mudah terseret secara emosi dan ego. Kristus memberi teladan kasih tanpa kekerasan.
2. Komunikasi yang Sehat Merupakan Kunci Utama

Banyak konflik rumah tangga dimulai dari miskomunikasi. Menyimpan emosi atau mengungkapkannya dengan cara kasar hanya membuka jalan menuju KDRT.
“Hendaklah kamu cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah.” — Yakobus 1:19
Komunikasi yang terbuka dan penuh empati membuat pasangan merasa dihargai dan dipahami. Pilih waktu yang tepat untuk membicarakan masalah, bukan di tengah emosi yang meluap. Saling mendengarkan tanpa menghakimi menciptakan ruang aman dalam hubungan.
3. Kendalikan Emosi, Jangan Biarkan Amarah Menguasai Hubungan

Marah adalah emosi alami, tapi jika tidak dikelola, bisa menjadi pintu masuk KDRT. Mengendalikan emosi adalah salah satu bentuk kedewasaan rohani.
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa…” — Efesus 4:26
Ambillah waktu untuk menenangkan diri sebelum merespons situasi sulit. Doa bisa menjadi cara terbaik untuk menenangkan hati yang bergolak. Latihlah diri untuk mengenali pemicu amarah agar dapat mengantisipasi reaksi yang merusak. Kepekaan terhadap perasaan pasangan juga membantu mencegah gesekan emosional.
4. Bangunlah Pola Pengampunan dan Pemulihan

Luka dalam pernikahan bisa sembuh lewat pengampunan. Kebencian dan dendam justru memupuk potensi KDRT.
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain…” — Kolose 3:13
Pengampunan bukan berarti menyetujui kesalahan, tapi memberi kesempatan bagi perubahan dan pemulihan. Memelihara kasih dalam relasi membutuhkan komitmen untuk saling memberi ruang bertumbuh. Saat pasangan merasa aman untuk mengakui kesalahan, mereka juga merasa diberi harapan.
5. Carilah Bantuan yang Dapat Menolong Saat Diperlukan

Terkadang, pasangan membutuhkan bantuan pihak ketiga: konselor, gembala, atau teman rohani. Mencari bantuan bukan tanda kelemahan, tapi kebijaksanaan.
“Karena di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” — Matius 18:20
Dengan melibatkan komunitas dan pemimpin rohani, pasangan bisa mendapatkan dukungan dan pemulihan. Jangan biarkan rasa malu menghalangi langkah menuju pertolongan. Dalam terang kasih Tuhan, setiap luka bisa dipulihkan.
Tuhan Ingin Pernikahan Kita Penuh Damai dan Sukacita, Jauh dari Segala Bentuk KDRT

KDRT bukanlah kehendak Tuhan. Ia ingin kita mengalami pernikahan yang penuh kasih, damai, dan saling menghormati. Membangun pernikahan yang jauh dari KDRT membutuhkan usaha, komitmen, dan penyertaan Tuhan setiap hari. Dengan mengikuti prinsip-prinsip firman Tuhan, kita bisa menata rumah tangga yang kuat dan sehat. Biarlah kasih Kristus menjadi pondasi utama dalam setiap rumah tangga.
Kita semua dipanggil untuk membangun pernikahan yang mencerminkan kasih Kristus. Ketika kasih itu nyata dalam tindakan, kekerasan tak punya tempat untuk tumbuh.
Jika Anda sedang bergumul dalam pernikahan, jangan menyerah. Tuhan bisa memperbarui segala sesuatu termasuk hubungan Anda dengan pasangan. Carilah pertolongan melalui orang-orang yang bertumbuh dalam komunitas rohani yang dapat membantu pemulihan hubungan pernikahan Anda, buka hati, dan ijinkan Tuhan bekerja.
Related Articles:
- Pernikahan Mulai Retak? Masih Ada Harapan
- Ciri Pernikahan Sehat: Mampu Kelola Konflik
- Desain Awal Tuhan tentang Pernikahan
- 5 Langkah Memulihkan Pernikahan dari Jalan Buntu
- 5 Cara Praktis Menghadapi Amarah dalam Hubungan Pernikahan
–
[adrotate banner=”13″]
[adrotate banner=”11″]
Last modified: May 28