Ketika menonton debat capres beberapa waktu lalu, saya mendengar satu calon yang melontarkan soal ‘orang dalam.’ Pihak ini sedang mengkritik pemerintah pusat, yang memakai banyak orang-orang yang ditunjuk – bukan dipilih – untuk menjalankan posisi pemerintahan. Kalau dia jadi presiden, sudah dipastikan tidak ada orang dalam.
Tentu saya geleng-geleng kepala. Mana ada pemerintahan tidak dijalankan dengan orang dalam. Pasti ada saja pihak-pihak yang ‘dititipkan’ sebagai balas jasa karena mendukung selama pemilu.
[adrotate banner=”4″]
Ngomong-ngomong soal pihak titipan, saya kemudian berpikir: Tuhan Yesus sebenarnya juga adalah pihak ‘dalam’ buat orang Kristen. Bagaimana caranya?
Tuhan Yesus, Pengantara Kita
Pada 1 Timotius 2:5 rasul Paulus berkata, “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” Kata ‘duduk di sebelah kanan Allah’ diterjemahkan sebagai mediator dalam bahasa Inggris, yang berarti ‘penengah.’ Apa maksudnya?
Ternyata, Yesus menjadi pembela kita di hadapan Allah Bapa. Dari siapa? Iblis yang menuduh dosa-dosa kita. Pada Ayub 1:6-12, kita tahu akan Iblis yang menuduh Ayub. Bedanya, Ayub tak memiliki pembela. Kita, yang percaya pada Yesus, memiliki Yesus sebagai pembela yang sempurna.
Dengan Yesus yang menjadi pengantara kita, Allah tidak lagi memandang dosa-dosa kita, sebagaimana dituduhkan Iblis. Sebaliknya, Ia melihat kita (yang percaya dan menerima Kristus) sebagai suci dan bersih.
Hasilnya, kita tak perlu lagi hidup dalam ketakutan. Semua dosa-dosa kita telah dihapuskan, dan tak perlu lagi kita merasa bersalah. Kita telah bebas dari dosa (Roma 6:22).
[adrotate banner=”15″]
Bukan berarti kita bebas untuk hidup dalam dosa. Tuhan membebaskan kita dari dosa, sehingga kita dapat hidup benar (1 Tesalonika 4:7). Namun, ini membuktikan kuasa Yesus sebagai ‘orang dalam’: Ia yang membela kita di hadapan Allah Bapa.
Tuhan Yesus, Jalan Masuk Menuju Bapa
Tidak hanya menjadi pengantara, Yesus juga memampukan kita untuk datang kepada Bapa.
Tulis rasul Paulus pada Efesus 2:17-18, “Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang ”jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang ”dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.“
Bukankah ini luar biasa? Jika kita dahulu terpisah dari Bapa, karena dosa-dosa kita, pengorbanan Yesus membuat kita mampu masuk kepada Bapa. Tak ada satupun kuasa dapat mengampuni dosa kita, apalagi membuat kita dekat dengan Allah. Akan tetapi, kematian (dan kebangkitan) Yesus menjadikan kita “kawan sewarga dan anggota keluarga Allah” (ayat 19).
Siapa lagi, kalau bukan Tuhan Yesus, selaku orang dalam, yang memulihkan hubungan kita dengan Bapa?
Jika kita memiliki kenalan dengan presiden, tentu kita merasa berbangga. Kita memiliki jalan masuk bertemu orang nomor 1 di negeri ini. Sekarang bandingkan dengan Yesus, yang menjadi jalan kita bertemu dengan Allah, pencipta alam semesta ini. Bukankah seharusnya kita berbangga dan besar hati oleh karena Dia?
Seperti yang Yesus katakan sendiri, “Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
‘Bermegah’ Karena Yesus
Mengenal orang dalam dari orang yang terkenal membuat kita merasa mengenal si orang terkenal itu. Sekarang, kita memiliki Yesus, selaku orang dalam yang membela kita di hadapan Bapa, dan juga menjadi jalan kita kepada Bapa. Pertanyaannya: sudahkah kita gunakan privilege itu untuk jadi dekat dengan Bapa? Sudahkah kita ‘bermegah’ karena Kristus, lebih dari siapapun di dunia ini?
Sebagai penutup, mari renungkan 2 Korintus 10:17, “”Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.””
Related articles:
- “Tuhan Yesus, Saya Percaya Pada-Mu:” Apa Buktinya?
- Kita dan Tuhan: Memahami Hubungan Tuan dan Hamba
- Saat Takut Melanda: Lebih Dekat dan Akrab dengan Tuhan
- 3 Rahasia Simpel untuk Bertumbuh dalam Iman
- Melewati Badai Bersama Yesus
–
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Jan 4
