Written by gery 7:48 am Biblical Talk, Devotionals, Lifestyle, Self Development

Jangan Abaikan Rasa Capek!

capek - gereja gkdi - cover

“Kok gue ngerasa bersalah ya, pas capek mau istirahat?”

Mungkin Anda tidak pernah membayangkan hal ini. Kita tahu kalau lelah, kita harus beristirahat. Sayangnya, banyak orang yang diam-diam merasakan hal ini.

Setiap hari, kita dihadapkan pada tuntutan untuk bekerja lebih keras, lebih lama, dan lebih cepat. Sayangnya, kita sering kali mengabaikan kalau tubuh kita butuh istirahat. 

Capek atau lelah adalah tanda supaya tubuh kita berhenti sejenak. Namun, mengapa banyak orang seakan sulit beristirahat?

[adrotate banner=”4″]

Mengapa Capek Sering Diabaikan

capek - gereja gkdi - 1

Jawabannya: hustle culture. 

Hustle culture seringkali menekankan bahwa kita hanya akan dianggap berhasil jika kita selalu sibuk. Tidak ada ruang untuk beristirahat karena seseorang harus selalu produktif

Akibatnya, banyak orang bekerja siang dan malam tanpa jeda. Mereka merasa bahwa jika mereka tidak bekerja keras, mereka gagal.

Namun, pola pikir ini jelas keliru.Tuhan sendiri memberikan contoh dalam penciptaan ketika Dia beristirahat pada hari ketujuh setelah menciptakan dunia. Kejadian 2:2 mencatat, “Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.” 

Jika Tuhan pun beristirahat, bukankah kita, sebagai manusia yang terbatas, juga perlu melakukannya?

Istirahat Adalah Sesuatu yang Rohani

Dalam iman Kristen, istirahat bukan hanya baik secara fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang sangat penting.

Dengan beristirahat, kita berhenti sejenak dari kesibukan. Di situlah kita meresapi kehadiran Tuhan dan menyadari keterbatasan diri kita.

Yesus sendiri mengundang kita untuk datang kepada-Nya ketika kita merasa capek. Dalam Matius 11:28, Yesus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Tawaran Yesus ini menunjukkan bahwa capek adalah bagian dari kehidupan manusia. Solusinya bukanlah dengan menekan diri lebih keras, tetapi dengan datang kepada-Nya dan menemukan kelegaan. Di sini, kita melihat bahwa istirahat bukan hanya baik bagi tubuh, tetapi juga penting untuk memperbarui jiwa dan pikiran kita.

[adrotate banner=”15″]

Manfaat Beristirahat

capek - gereja gkdi - 2

Jika kita memahami bahwa capek adalah sinyal untuk beristirahat, maka kita juga harus menyadari manfaat luar biasa dari istirahat itu sendiri. Berikut adalah tiga alasan utama mengapa istirahat itu baik.

1. Memulihkan Tubuh

Tubuh kita diciptakan dengan keterbatasan. Setelah bekerja keras, kita membutuhkan istirahat untuk memulihkan energi. 

Mazmur 127:2 mengatakan, “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah –sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” Tuhan telah mendesain kita untuk beristirahat, dan melewatkan istirahat hanya akan merugikan kesehatan fisik kita.

Ketika kita beristirahat, tubuh kita memiliki kesempatan untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, memulihkan otot yang lelah, dan memperkuat sistem imun. Orang yang mengabaikan rasa capek, dan terus bekerja tanpa henti, akan mengalami kelelahan kronis yang dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik.

2. Menyegarkan Pikiran

Bekerja tanpa istirahat tidak hanya melelahkan tubuh, tetapi juga menguras pikiran

Ketika kita mengambil waktu untuk istirahat, kita memberi kesempatan pada otak kita untuk berhenti dari tekanan sehari-hari dan menyegarkan diri. Firman Tuhan dalam Mazmur 23:2-3 berkata, “Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Dalam ayat ini, Tuhan digambarkan sebagai gembala yang memberikan istirahat dan penyegaran bagi jiwa kita. Pikiran yang segar membantu kita untuk berpikir lebih jernih, membuat keputusan yang lebih baik, dan lebih kreatif dalam menghadapi tantangan.

3. Menyadarkan Keterbatasan Kita

Beristirahat adalah pengingat bahwa kita bukan mesin. Kita memiliki keterbatasan, dan dengan mengakui itu, kita menyerahkan kendali kepada Tuhan. 

Ketika kita beristirahat, kita mempercayakan pekerjaan kita kepada-Nya, percaya bahwa Dia yang memelihara kita. Yesaya 40:29-31 menegaskan bahwa Tuhan memberikan kekuatan kepada yang lelah dan memberi semangat kepada yang tidak berdaya.

Dengan beristirahat, kita menunjukkan iman kita bahwa Tuhan yang berdaulat dan bahwa kesuksesan kita tidak hanya tergantung pada kerja keras kita, tetapi pada penyertaan-Nya. Rasa capek menjadi pengingat bahwa kita adalah manusia terbatas yang memerlukan istirahat dalam Tuhan.

Jangan Lupa Beristirahat

Jadi, jangan abaikan rasa capek. Istirahatlah, bukan hanya untuk memulihkan tubuh, tetapi juga untuk memperbarui jiwa Anda. Ketika kita menghargai istirahat, kita menjalani hidup dengan lebih seimbang dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Related articles:

[adrotate banner=”13″]

[adrotate banner=”11″]

(Visited 282 times, 1 visits today)

Last modified: Sep 13

Close