Written by 7:54 am Devotionals, Biblical Talk, Character, Lifestyle, Self Development, Spiritual Life

Flexing: Budaya Memamerkan Harta & Pencapaian

flexing - gereja gkdi - cover

Anda mungkin pernah mendengar kata “flexing” di media sosial. Seorang teman memamerkan mobil sport barunya, seseorang berfoto dengan tas merek terkenal, atau mungkin seseorang membagikan promosi di kantor dengan bangga. Flexing, dalam konteks ini, merujuk pada tindakan memamerkan apa yang seseorang miliki atau telah capai.

[adrotate banner=”4″]

Apa Itu Flexing?

flexing - gereja gkdi - 1

Flexing berasal dari kata “flex”, yang berarti memamerkan kekuatan. Biasanya, ini mengacu pada tindakan memamerkan kekayaan, pencapaian, atau aspek lain dari kehidupan seseorang untuk mendapatkan pengakuan atau pujian.

Biasanya ini diwujudkan dengan menunjukkan barang-barang mahal, seperti pakaian, mobil, atau handphone. Bisa juga diwujudkan dengan memamerkan travelling atau mengunjungi tempat-tempat yang wah. Bayangkan jika teman kita memamerkan hal-hal ini. Pastilah kita merasa kagum akan apa yang ia miliki – atau iri.

Kenapa Orang Flexing dan Apa Akibatnya?

flexing - gereja gkdi - 2

Flexing, pada dasarnya, berakar dari keinginan manusia untuk mendapatkan perhatian dan validasi. Namun, menurut Alkitab, mencari validasi semata-mata dari manusia adalah sia-sia. Seperti yang tertulis dalam Galatia 1:10, “adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.”

Juga, dalam Matius 6:1, Yesus berbicara tentang bahaya melakukan perbuatan baik agar dilihat orang. Mereka yang berbuat baik demi pujian orang lain sudah mendapat apa yang mereka inginkan. Namun, mereka miss the point karena Tuhan tidak berkenan. Jelaslah bahwa lebih baik mencari perkenanan dari Allah, bukan dari manusia

Lagipula, dengan memamerkan harta atau pencapaian, kita membuat orang terfokus pada apa yang kita miliki, bukan siapa diri kita. Bisa saja suatu saat orang akan meninggalkan kita, jika mereka menemukan yang lebih baik, atau saat mereka menemukan diri kita yang sesungguhnya. 

[adrotate banner=”5″]

Menjauh dari Jeratan Flexing

Berikut tiga poin yang dapat membantu kita untuk tidak terjebak dalam perilaku flexing:

Mencari Kepenuhan dari Tuhan Saja

Kita harus mencari kepuasan dalam hubungan kita dengan Tuhan, bukan dalam apa yang kita miliki atau apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Seperti yang tertulis dalam Mazmur 107:9, “sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.

Harta benda dan pencapaian bisa memberi kepuasan, tetapi sifatnya sementara saja. Namun, jika kita mendekat dan akrab dengan Allah, barulah jiwa kita akan dipuaskan.

Mau Menyenangkan Tuhan, Lebih Dari Manusia

Sebagai pengikut Kristus, kita harus berusaha untuk menyenangkan hati Tuhan, lebih dari sekedar menyenangkan manusia. Ini berarti hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan berjalan dalam kebenaran.

Seperti kata Galatia 2:20a, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Jika Kristus hidup di dalam kita, bukankah kita akan mencari apa yang menyenangkan Dia?

Hidup dalam Kecukupan

Melihat milik orang lain bisa membuat kita iri. Sebaliknya, Alkitab mengajarkan kita untuk hidup dalam kecukupan dan bersyukur dengan apa yang kita miliki. 

Dalam Ibrani 13:5, kita diajarkan, “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ”Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Ada jaminan dari Allah bahwa kita akan selalu cukup. Tidak perlu iri hati dengan apa yang orang miliki. Kita bisa tenang karena dengan mengikut Tuhan, kita akan hidup berkecukupan.

Tunjukkan Kasih dan Kebaikan Tuhan 

Dalam hidup ini, kita seringkali tergoda dengan apa yang tidak kita miliki. Namun, kita boleh lega karena kepuasan sesungguhnya ada dalam hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kita fokus pada Dia, kita akan menemukan kedamaian, kepuasan, dan kecukupan yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. 

Daripada memamerkan apa yang kita miliki, mari kita tunjukkan kasih dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Mari kita maksimalkan apa yang Tuhan sudah berikan untuk kemuliaan nama-Nya.

Related articles:

[adrotate banner=”13″]

[adrotate banner=”11″]

(Visited 387 times, 1 visits today)

Last modified: Sep 9

Close