[adrotate banner=”4″]
Sebab Kau Bapaku, Bapa yang kekal.
Saya yakin, banyak dari kita akrab dengan lagu ini, Bapa yang kekal. Isi liriknya membawa kita mendalami Allah Bapa dan apa yang Ia lakukan dalam hidup ini.
Liriknya sendiri sangat dalam: Kau beri yang kupinta / saat kumencari kumendapatkan / Kuketuk pintuMu dan Kau bukakan. Sang penulis lirik terasa begitu terinspirasi oleh kebaikan Bapa. Sulit untuk tidak tergugah ketika kita mendengar nyanyian ini. Kita seakan dibawa untuk merenungkan dalamnya karya Tuhan.
Namun, lebih dari sekadar nyanyian, lagu ini juga mengajarkan kita tentang sikap hati. Ada karakter yang muncul jika kita sungguh mengenal Bapa. Apa saja?
Kasih yang Benar

Kasih yang sempurna
Telah kuterima dariMu
Bukan karena kebaikanku
Hanya oleh kasih karuniaMu
Di bagian awal, lagu ini berbicara tentang besarnya kasih Bapa. Kepada orang yang percaya, Ia mengampuni dosa dan melayakkan orang itu untuk menjadi anak-Nya.
Apakah selesai di situ? Tentu tidak. Bapa mengasihi kita terlebih dahulu, agar kita pun bisa mengasihi. Sama seperti kata Yesus pada murid-murid-Nya, pada Yohanes 13:34-35,
“…sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Kasih yang Bapa berikan menjadi inspirasi agar kita pun mengasihi. Siapa bisa mengklaim bahwa dia mengasihi Tuhan, tanpa mengasihi orang di sekitarnya (1 Yoh. 3:16-17)? Jika kita percaya akan Allah yang baik dan murah hati, sepantasnyalah kita juga baik dan murah hati.
Rick Warren berkata sebagai berikut,
“ketika Alkitab berkata tentang kasih Allah, dan kasih yang perlu kita miliki, kata yang digunakan adalah apage, yang berarti kita berkomitmen untuk bertindak.”
Allah adalah kasih, demikian pula dengan anak-anak-Nya. Pengenalan akan Allah sebagai Bapa yang kekal akan mendorong kita berbuat kasih.
Rasa Aman yang Benar

Tak kan Kau biarkan
Aku melangkah hanya sendirian
Kau selalu ada bagiku
Sebab Kau Bapaku
Lirik ini mengungkapkan betapa Dengan memiliki Allah sebagai Bapa yang kekal, kita mendapat rasa aman yang benar.
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku (Mazmur 62:2).
Mari simak ayat ini baik-baik. Pemazmur tidak berkata, bahwa karena uangnya banyak ia merasa aman. Bukan karena tidak ada masalah dalam hidupnya. Bukan juga karena ia memiliki teman-teman yang siap membantunya. Melainkan karena ia dekat dengan Allah.
Tentu memiliki harta kekayaan, koneksi, dan hidup yang mulus-mulus saja itu tidak salah. Namun, ketika masalah hidup melanda, akan terlihat kepada apa atau siapa kita meletakkan rasa aman. Singkatnya, siapa yang kita andalkan jika hidup mulai berat?
Jika Allah kita andalkan, kita akan mendapatkan apa yang tertulis di Filipi 4:7, Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Hidup boleh kacau, rencana boleh gagal, namun Tuhan tetap memelihara kita.
Sudahkah kita mencari rasa aman pada Allah? Sudahkah kita berserah kepada Bapa, di dalam setiap aspek hidup ini?
Pengenalan yang Benar

Bapa Kau beri yang kupinta
Saat kumencari kumendapatkan
Kuketuk pintuMu dan Kau bukakan
Pada bagian ini, kita mendapati seseorang yang berani meminta. Tidak ada jarak di antara dia dan Tuhan. Apa yang ia butuhkan, ia katakan kepada Bapa.
Apa artinya? Ia sungguh mengenal Allah. Allah bukanlah orang yang asing, atau sosok yang tidak dikenal. Baginya, Allah begitu dekat, seperti ayahnya sendiri.
Liriknya sendiri diambil dari perkataan Yesus di Matius 7:7-8,
”Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.:
Bukankah luar biasa ketika kita memiliki Allah yang begitu dekatnya, dan mau memberikan apa yang kita perlukan? Ketika kita susah, kita datang kepada Allah; ketika kita sedih, kita cari penghiburan dari Allah; ketika kita butuh arahan, kita bertanya kepada Allah.
Tentu bukan berarti Tuhan akan mengabulkan semua keinginan kita, namun Ia pasti akan memberi apa yang kita butuhkan.
Pertanyaannya, bagaimana hubungan kita dengan Allah, Sang Bapa yang kekal? Apakah kita sudah memastikan untuk makin mengenal Dia setiap hari? Percayalah, Allah ingin kita memiliki relationship dengan-Nya. Namun, tergantung kita untuk mau lebih dekat dengan Dia. Seberapa dekat dan terbuka kita dengan Dia?
Makin Mengasihi Bapa, Makin Mengenal Bapa

Biarlah Bapa yang Kekal tidak hanya menjadi sekadar lagu untuk dinyanyikan. Kasih Bapa menginspirasi kita untuk bisa memiliki kasih yang benar, rasa aman yang benar, dan iman yang benar juga. Itulah caranya sehingga Allah bisa menjadi seorang bapa, seorang ayah yang sungguh kita kasihi.
Marilah kita semakin mengasihi Bapa, dan menjadi pribadi yang makin Ia kasihi.
Related Articles:
- Berdoa dengan Penuh Keyakinan Iman – Ibrani 10:19-22
- Sabar: Pencapaian Hebat Tanpa Saingan
- Hati Seperti Apa yang Tuhan Inginkan?
- 3 Tipe Manusia Berdasarkan Amsal: Yang Manakah Anda?
- Miliki Hati yang Memberi
[adrotate banner=”13″]
–
[adrotate banner=”11″]
Last modified: Apr 4