Written by Adimin Chandra 2:44 pm Devotionals, Biblical Talk, Character, Family, Lifestyle, Parenting, Relationship, Self Development, Spiritual Life

Jika Anak Kita Berbeda, Begini Menyikapinya – Gereja GKDI

Berbeda-Gkdi-cover

[adrotate banner=”4″]

Setiap anak lahir berbeda, baik dalam kelebihan maupun kekurangannya. Tidak ada yang sama persis satu sama lain. Ada yang suka berbicara, berteman, dan memiliki keinginan yang kuat. Namun, ada juga yang seorang pendiam, pemalu, dan tampak memiliki dunia sendiri.

Mungkin juga, anak kita terlahir dengan kekurangan fisik. Mereka tampak berbeda dengan teman sebayanya. Perbedaan tersebut – baik secara karakter, kelebihan, kekurangan, maupun penampilan – bisa membuat kita, selaku orang tua, khawatir.

Pertanyaannya, bagaimana kita menyikapi hal tersebut? Bagaimana membesarkan anak yang berbeda?

Menerima Anak yang Berbeda

Berbeda-Gkdi-1

Seorang teman dekat saya punya pengalaman membesarkan anak yang berbeda. Bukan berbeda secara fisik, tetapi mengalami keterlambatan bicara. Hingga usia 6 tahun, anak teman saya jarang sekali berbicara. Kalau ditanya, dia seperti tidak fokus mendengarkan. 

Awalnya teman saya merasa  sedih karena anaknya jarang berbicara. Namun, sahabat saya ini tidak menyerah. Dengan tekun, dia dan istri sabar mendidik anaknya. Beberapa kali, anaknya diikutkan terapi wicara. Mereka tidak pernah merendahkan, mengecam, atau memarahinya dengan kata-kata kasar. Saat sikap anaknya ada yang perlu diperbaiki, teman saya akan mendisiplinkan dengan cara yang bijak. 

Setelah menjalani beberapa kali terapi, sang anak mulai berbicara. Dia mulai bisa menjawab jika ada yang bertanya. Berkat Tuhan sungguh luar biasa, kini anaknya sudah lancar berbicara dan berinteraksi dengan orang lain.

Sikap Kita Menghadapi Anak yang Berbeda

Sikap orang tua dalam memperlakukan anak akan sangat mempengaruhi perkembangannya. Hal itu pun berlaku bagi anak kita yang tampak berbeda. 

Berikut ini adalah sikap kita sebaiknya dalam menghadapi anak:

1. Percaya bahwa Setiap Anak adalah Spesial

Berbeda-Gkdi-2

Orang tua bisa merasa iri saat membandingkan anaknya dengan orang lain. Mungkin akan muncul pertanyaan dalam diri kita, “Mengapa anak saya tidak seperti anak yang lain ya? Anak lain sangat percaya diri, suka berbicara dan aktif. Anakku pendiam dan pemalu”.

Boleh saja jika kita merasa demikian. Namun, alangkah baiknya jika kita memandang bahwa setiap anak adalah spesial atau istimewa. Bukankah setiap orang adalah unik, dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing?

Mazmur 139:13-14 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. 

Seperti Mazmur di atas, anak kita bukanlah ciptaan Tuhan yang bersifat kebetulan. Keberadaan anak kita telah dirancang sedemikian rupa dan sempurna oleh Bapa. Segala kelebihan dan kelemahan anak tidak mengurangi betapa spesialnya anak kita.

Saat orang tua memandang anak sebagai ciptaan Tuhan yang istimewa, kita bisa menerima dan menghargai keutuhan pribadi dan fisik anak kita. 

2. Tetap Sabar Menghadapi Anak

Berbeda-Gkdi-3

Tidak bisa dipungkiri, menghadapi anak yang berbeda sangat memerlukan kesabaran. Kadang-kadang kita merasa tak bersyukur, mengeluh akan kekurangan anak, dan menghadapi anak dengan penuh amarah. Saat itulah kita perlu untuk menguasai diri dan mengendalikan emosi.

Yakobus 1:19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;

Mungkin Anda bisa merasa lega saat melampiaskan amarah kepada anak. Akan tetapi, bukan cara itu yang diinginkan Tuhan kita. Ayat di atas menyatakan agar kita tidak lekas marah. Lebih baik kita mendengarkan dan mencoba lebih memahami keadaan yang dihadapi anak kita. Mungkin saja mereka tidak tahu caranya mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya. Atau, mereka tidak menemukan pola pendidikan yang sesuai dengan keadaan khusus mereka.

Oleh karena itu, selayaknya kita tetap sabar dan tidak lekas emosi dalam menghadapi anak. Apalagi, jika sampai berkata-kata kasar yang menyakiti hati anak kita.

Kolose 3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. 

Sabar menghadapi anak akan memberi rasa aman dan memacu potensi baik anak lebih meningkat. 

3. Kembangkan Potensi dan Kelebihan Anak

Berbeda-Gkdi-4

Seperti teman yang  saya ceritakan di atas, dia tidak fokus akan kekurangan anaknya. Sebaliknya, kelebihan dan kegemaran anaknyalah yang dikembangkan. Teman saya mengikutkan anaknya  ke dalam berbagai les, seperti les menggambar dan berenang. Hasilnya, anaknya lebih menikmati hidupnya dan menemukan potensi dirinya. 

Matius 25:16, 18 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.

Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Dua ayat di atas menggambarkan dua perilaku dalam mengembangkan talenta diri yang Tuhan berikan. Ada yang mengembangkannya hingga dua kali lipat. Namun, ada juga yang tidak mengembangkannya sama sekali.

Peran kita selaku orang tua adalah menemukan, menggali, dan mengembangkan potensi dan minat anak kita. Hal itu akan membantu potensi anak lebih berkembang, dan membantu menentukan profesinya di masa mendatang. 

Salah satu caranya, biarkan anak mencoba berbagai bidang. Kemudian, temukan mana area yang sangat disenangi dan dikuasai anak kita. Kemungkinan besar itulah talenta dan potensinya. Langkah selanjutnya, kita bisa mengembangkan potensinya melalui les atau kursus yang sesuai. 

Ingat, semua anak pasti memiliki kelebihan. Orang tua perlu mengembangkannya.

Tuhan Punya Rencana Pada Setiap Anak

Berbeda-Gkdi-5

Meskipun  berbeda, anak kita tetap berkat dan karunia dari Tuhan. Percayalah bahwa anak kita bukanlah kebetulan dilahirkan dalam keluarga kita! Terlepas dari kelemahan dan kekurangannya, Tuhan pasti punya rencana indah bagi anak kita.

Peran kita  adalah mendidik, mengembangkan kelebihan dan potensinya, serta membawa anak kita mengenal Penciptanya. Meski anak berbeda, kita harus tetap mendidiknya sesuai kehendak Bapa di surga.

Saya percaya, jika teman saya bisa, Anda dan saya juga pasti bisa.

Related Articles:

[adrotate banner=”13″]

[adrotate banner=”11″]

(Visited 198 times, 1 visits today)

Last modified: Aug 7

Close