Written by 10:19 am Bible & Character, Biblical Talk, Devotionals, Quite Time & Pray, Spiritual Life

Amos dan Ketika Tuhan Baper dengan Umat-Nya

amos - gereja gkdi - cover

Percayakah Anda, bahwa Tuhan bisa juga baper dengan umat-Nya?

Inilah yang tertulis dalam kitab Amos, salah satu nabi kecil (yang sering terlupakan) dalam Alkitab. Banyak dari kita mungkin melewati kitab ini. Ketika kita membacanya, kita sering mengerenyitkan kepala.

Namun, tahukah Anda bahwa Amos menyimpan suara hati Tuhan terhadap umat-Nya?

[adrotate banner=”4″]

Siapakah Amos?

Ia diutus Tuhan bukan hanya untuk menyampaikan hukuman, tetapi juga untuk menyuarakan rasa sakit dan kekecewaan Tuhan terhadap umat yang Dia kasihi.

Nabi Amos bukanlah seorang nabi profesional, bukan juga dari kalangan imam. Dia hanyalah seorang peternak dan pemetik buah ara dari Tekoa (Amos 1:1). Meski berasal dari latar belakang yang sederhana, Tuhan memilihnya untuk menyampaikan firman-Nya kepada kerajaan Israel utara.

Kerajaan Israel sedang berada dalam masa kejayaan ekonomi, tetapi juga penuh dengan ketidakadilan sosial dan moral. Amos dipakai Tuhan untuk memperingatkan Israel bahwa mereka telah menyimpang jauh dari kehendak-Nya.

Dalam pelayanannya, nabi ini tidak hanya menyampaikan pesan-pesan tentang keadilan sosial, tetapi juga menyingkapkan perasaan Tuhan yang begitu terluka oleh dosa umat-Nya. Tuhan bukan sekadar marah karena mereka melanggar hukum, melainkan karena Ia tidak rela melihat umat-Nya ternodai dosa.

Jadi kita lihat, Tuhan begitu baper alias terbawa perasaan atas umat-Nya sendiri. Betapa Ia melihat Israel sebagai milik-Nya yang berharga. Betapa Ia ingin melihat Israel bertobat. Dan betapa Ia diabaikan begitu saja, sebagaimana Israel mengabaikan Amos.

Ketika Tuhan Berkali-kali Mengingatkan

amos - gereja gkdi - 1

Sepanjang kitab ini, kita melihat bagaimana Allah terus-menerus mengingatkan Israel agar mereka bertobat.

Allah sudah memberi banyak kesempatan bagi Israel untuk bertobat, tetapi mereka tetap keras kepala. Salah satu ayat yang menggambarkan frustrasi Tuhan adalah Amos 4:6: “Sekalipun Aku ini telah memberi kepadamu…dan kekurangan roti di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik kepada-Ku.”

[adrotate banner=”15″]

Kali ini Tuhan tidak hanya sekadar menegur atau memperingatkan, tetapi Dia mengekspresikan rasa sakit yang begitu dalam. Berulang kali, Tuhan menggunakan frasa, “Namun kamu tidak berbalik kepada-Ku.” Ayat ini diulang hingga lima kali dalam pasal yang sama (Amos 4:6-11), menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar umat-Nya bertobat, namun mereka terus mengabaikan panggilan-Nya.

Ini pun patut kita renungkan. Apakah kita terlena dengan dunia, sehingga kita lupa bahwa kita harus hidup benar? Ingatlah bahwa Tuhan suatu saat akan meminta pertanggungjawaban kita (Pengkhotbah 11:9).

Keadilan dan Kasih Tuhan

Kitab Amos juga menekankan keadilan sosial.

Tuhan menegur Israel karena mereka mengeksploitasi orang miskin dan membiarkan ketidakadilan merajalela. Dalam Amos 5:24, Tuhan dengan tegas berkata: “Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.”

Tuhan sangat peduli terhadap bagaimana kita memperlakukan sesama. Sebagaimana Tuhan mengasihi kita, kita perlu mengasihi orang lain, terutama mereka yang rentan dan tertindas. Tetapi pada masa itu, orang Israel malah menindas orang-orang miskin.

Tuhan tidak mau kita sekadar beribadah. Dia mencari ibadah sejati – yang mencerminkan keadilan dan kasih. Ini adalah salah satu poin penting dari kitab Amos: ibadah tanpa integritas dan keadilan adalah ibadah yang kosong.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Amos?

amos - gereja gkdi - 2

Kitab Amos menawarkan beberapa pelajaran penting bagi kita sebagai orang Kristen di zaman modern:

  1. Kasih Tuhan yang Tidak Pernah Berhenti
    Kitab Amos menunjukkan bahwa Tuhan terus-menerus mengingatkan Israel karena Dia sangat mengasihi mereka. Ini adalah cerminan dari kasih Tuhan kepada kita hari ini. Dia selalu memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
  2. Keadilan sebagai Bagian dari Iman
    Amos menegaskan bahwa iman yang sejati harus diiringi dengan keadilan. Tidak cukup hanya berdoa dan beribadah, tetapi kita juga dipanggil untuk memperjuangkan keadilan bagi orang lain, terutama yang terpinggirkan. Sebagai orang Kristen, kita tidak boleh menutup mata terhadap ketidakadilan di sekitar kita. Sebaliknya, kita perlu membawa kasih Allah ke dunia ini.
  3. Pentingnya Ketulusan dalam Ibadah
    Ibadah yang sejati tidak hanya terletak pada upacara atau ritual. Dalam Amos, Tuhan memperingatkan bahwa ibadah yang tidak diiringi oleh kebenaran dan keadilan adalah sia-sia. Oleh karena itu, kita perlu memastikan bahwa hati kita tulus ketika kita beribadah kepada Tuhan, bukan hanya sekadar mengikuti rutinitas.
  4. Tanggapan terhadap Peringatan Tuhan
    Tuhan berkali-kali memperingatkan Israel agar mereka bertobat, tetapi mereka tetap tidak mendengarkan. Pelajaran yang bisa kita ambil adalah pentingnya mendengarkan peringatan Tuhan dalam hidup kita. Peringatan-peringatan ini bisa datang melalui firman, orang lain, atau bahkan pengalaman hidup kita. Janganlah kita mengabaikan suara Tuhan ketika Dia ingin mengoreksi kita.

Mendengar Isi Hati Tuhan

Kitab Amos adalah pengingat yang kuat bahwa Tuhan sangat mengasihi umat-Nya dan berulang kali ingin mereka bertobat. Melalui nabi Amos, Tuhan menyampaikan isi hati-Nya yang terluka oleh ketidaktaatan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh Israel.

Namun, di balik semua teguran dan hukuman, ada panggilan yang penuh kasih untuk kembali kepada-Nya. Marilah kita belajar dari kitab ini untuk hidup dalam keadilan, kasih, dan kesetiaan kepada Tuhan.

Related articles:

[adrotate banner=”13″]

[adrotate banner=”11″]

(Visited 211 times, 1 visits today)

Last modified: Sep 20

Close