Written by Joice Hutagaol 9:14 am Biblical Talk, Devotionals, Lifestyle, Spiritual Life

Mengapa Harus BERTOBAT, Jika Nanti Jatuh Dosa Lagi?

bertobat - gereja gkdi - cover

Sebenarnya, apa sih arti bertobat?

Mengapa kita harus bertobat, kalau nanti ternyata bisa jatuh dosa lagi?

Bertobat itu berapa kali sih? Bukankah cuma sekali seumur hidup?

Mungkin saja pertanyaan-pertanyaan itu bisa muncul, termasuk dari orang-orang yang menyebut dirinya Kristen. Lalu, sudahkah Anda mendapatkan jawabannya? Jika belum, kita akan bahas di dalam artikel ini.

Semoga bisa membantu menjawab atau mengatasi kebingungan Anda.

[adrotate banner=”4″]

Apa sih Arti Bertobat?

bertobat - gereja gkdi - 1

Apa sih arti bertobat?

Jika pertanyaan ini datang kepada Anda, apa jawaban Anda?

Ketika saya bertanya kepada beberapa orang, khususnya bagi mereka yang sedang belajar Alkitab, rata-rata responnya sama, yakni:

Bertobat adalah berbuat baik sesuai kehendak Tuhan, Bertobat itu berhenti melakukan kejahatan, Bertobat itu rajin berdoa dan ke gereja, dan sebagainya.

Kita tidak akan membuat interpretasi atau pemahaman sendiri tentang pertobatan tanpa ada dasar yang jelas dan kuat. Alkitab sebagai kebenaran yang kuat memberikan penjelasan tentang bertobat.

Dalam Kisah Para Rasul 26:20 dikatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.”

Kata “bertobat” dalam ayat tersebut berasal dari kata “Metanoia” (bahasa Yunani). Meta: perubahan, Noia: pikiran/pola pikir. Jadi, “metanoia/bertobat” adalah perubahan pola pikir.

Sesederhana itu makna dari bertobat. Namun, apakah hal ini bisa dengan mudah Anda pahami untuk dapat melakukan pertobatan tersebut?

[adrotate banner=”15″]

Apabila seseorang memiliki pola pikir A terhadap sesuatu, namun pola pikir yang benar adalah B, maka seseorang tersebut harus membuang pola pikir A dan menggantikannya dengan pola pikir B dalam pikirannya. Dia harus menancapkan pola pikir B di dalam pikirannya (tanpa ada kompromi). Saya akan menjelaskan lebih dalam melalui contoh berikut.

Misalnya, Anda disakiti dan merasa kecewa dengan seseorang yang berbuat jahat terhadap Anda. Mungkin saja, pola pikir Anda ingin membalas dan berbuat jahat juga kepadanya. Namun, firman Tuhan berkata, Anda harus memaafkan atau mengampuni orang yang bersalah kepada Anda. Inilah yang menjadi kebenarannya. Tentu Alkitab menjelaskan lebih rinci lagi mengapa kita harus mengampuni. Tentang hal ini, Anda bisa baca pada artikel Baca Ini! Bikin Kamu Semangat Mengampuni.

Jika Anda tetap mempertahankan pola pikir semula yang tidak mau mengampuni, maka  dapat dikatakan bahwa Anda belum/tidak bertobat dalam hal ini. Namun, jika Anda menggantikan pola pikir yang sebelumnya dengan menancapkan pola pikir “harus mengampuni” apapun kondisinya, maka Anda sedang melakukan proses pertobatan.

Dengan kata lain, apapun pola pikir kita yang tadinya tidak sama dengan kebenaran (firman Tuhan), maka harus digantikan dengan pola pikir yang sesuai dengan firman Tuhan. Inilah makna pesan dari Paulus kepada kita dalam Roma 12:1-2, yakni agar kita berubah dalam pembaharuan budi dan tidak hidup seturut pandangan dunia ini.

Paham Firman Tuhan, Kunci Bertobat

bertobat - gereja gkdi - 2

Bagaimana kita bisa melakukan pertobatan jika tidak tahu apa yang menjadi dasar kebenaran (firman Tuhan)? Dalam pertobatan, wajib hukumnya memahami firman Tuhan, karena itulah yang akan mengisi dan memimpin seluruh pikiran kita.

Masih dalam ayat yang sama, Kisah Para Rasul 26:20, “..bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.”

Ada tindakan yang dilakukan sebagai bukti pola pikir kita telah diubahkan, yakni melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. Inilah alasan mengapa kita harus mengerti atau paham firman Tuhan. Segala pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan hanya dapat ditemukan di dalam firman Tuhan.

Dari sini, kita dapat mengetahui bahwa bertobat bukanlah sekadar berbuat baik, namun berubah dan bertindak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.

Mengapa Harus Bertobat, Kalau Nanti Jatuh Dosa Lagi?

bertobat - gereja gkdi - 3

Jadi, mengapa harus bertobat jika nantinya akan jatuh dosa lagi?

Mengapa pertanyaan sejenis ini bisa muncul? Apakah seseorang yang sudah bertobat, berpikir atau berencana akan jatuh ke dalam dosa lagi?

Ingatlah bahwa, ketika kita bertobat artinya kita memiliki keinginan yang sangat dalam untuk hidup benar. Sekalipun kita berubah dan tidak serta-merta menjadi kebal dengan dosa, tetapi kita tahu bahwa dalam keinginan kita memiliki hidup benar terdapat juga beberapa pikiran dan perasaan yang lain yang mendukung pertobatan tersebut.


Dalam 2 Korintus 7:11,”Sebab perhatikanlah betapa justru dukacita yang menurut kehendak Allah itu mengerjakan pada kamu kesungguhan yang besar, bahkan pembelaan diri, kejengkelan, ketakutan, kerinduan, kegiatan, penghukuman! Di dalam semuanya itu kamu telah membuktikan, bahwa kamu tidak bersalah di dalam perkara itu.”

Ketika kita bertobat, maka ada beberapa unsur di dalamnya, yakni:

  1. Kesungguhan yang besar, artinya apabila kita diperhadapkan dengan godaan untuk jatuh dalam dosa lagi, kita harus memiliki kesungguhan untuk terus menjaga kondisi kita tetap ada di dalam kebenaran. Misal, menghindari kesempatan/peluang yang merupakan kelemahan diri kita sendiri.
  2. Pembelaan diri, bukan membela diri untuk melakukan dosa, tapi kita membela atau mempertahankan diri kita agar tetap bersih.
  3. Kejengkelan, artinya sikap jengkel atas sikap diri sendiri yang ternyata jatuh lagi ke dalam dosa. Dengan kata lain, kita tidak senang melihat diri kita jatuh lagi ke dalam dosa.
  4. Ketakutan, artinya kita memiliki rasa takut akan Tuhan, sehingga kita tidak mau jatuh lagi ke dalam dosa.
  5. Kerinduan, artinya ada perasaan rindu kembali kepada Tuhan, menikmati persekutuan yang hangat dengan Tuhan karena sudah merasa memiliki satu sama lain (diri sendiri dengan Tuhan).
  6. Kegiatan, artinya ada perbuatan-perbuatan yang mendukung pertobatan tersebut, tidak pasif, sehingga selalu aktif dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berkenan di hadapan Tuhan.
  7. Penghukuman, artinya ada kesiapan atas konsekuensi yang harus diterima ketika melakukan dosa lagi.

Jadi, kita sangat mengerti bahwa bertobat itu adalah sebuah proses yang dilakukan setiap hari, hidup yang terus dimurnikan menuju hidup yang disempurnakan oleh Tuhan.

Selamat Karena Kasih Karunia

Dalam Efesus 2:3-5 tertulis, “3.Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4.Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5.telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan –”

Kita harus menyadari bahwa kita selamat bukan karena pertobatan kita, namun hanya karena kasih karunia Tuhan saja. Oleh sebab itu, kita tahu bahwa bertobat adalah sikap hati kita yang penuh syukur dan memang sudah selayaknya kita tunduk dan taat kepada Tuhan.

Tentu kita sering mendengar bahwa Tuhan sangat mengasihi kita, sehingga Ia tidak menginginkan kita berada di dalam dosa. Ia ingin bersama-sama dengan kita, sehingga oleh darah-Nya, kita menjadi terhubung kembali dengan Dia. Inilah kerinduan Tuhan, kita bertobat agar tetap tinggal bersama-sama dengan Dia selama-lamanya.

Bertobat adalah cara hidup yang sesuai dengan pola pikir yang diubahkan oleh firman Tuhan. Karena Tuhan sangat menyayangi kita, maka Ia berharap agar kita dapat hidup sesuai dengan pertobatan kita. Semua yang kita bisa rasakan sampai saat ini karena kasih karunia Tuhan, sudah selayaknya kita untuk menjaga hubungan kita dengan Tuhan senantiasa.

Mari, kita sama-sama menjaga keselamatan yang Tuhan berikan dan semangat bertobat setiap hari!

Related Articles:

[adrotate banner=”13″]

[adrotate banner=”11″]

(Visited 822 times, 1 visits today)

Last modified: May 10

Close