3 Pola Pikir agar Mampu Mengasihi Orang yang Sulit Dikasihi

Gereja gkdi laguMengasihi orang yang baik, menyenangkan, dan yang juga mengasihi kita bukanlah hal yang sulit. 

Matius 5:46 berkata, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?” Mengasihi orang yang baik itu tidak susah. Orang yang tak kenal Tuhan pun mampu melakukannya (Matius 5:47). Kenyataannya, sebagai pengikut Kristus sekalipun, terkadang kita bisa mengeluh ketika bertemu dengan orang sulit dikasihi. 

Menanggapi hal ini, seorang pemimpin di komunitas saya berkata, “Di mana pun kamu berada, akan selalu ada orang-orang yang sulit dikasihi.” Mengapa? Jawabannya sederhana: Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya (Amsal 27:17). 

Tuhan menggunakan friksi kita dengan sesama untuk membuat kita bertumbuh. Kalau semua individu di sekeliling kita orang baik, kita tidak akan bertumbuh. Justru, lewat orang-orang yang membuat hidup kita tidak nyaman inilah, Tuhan membentuk karakter kita agar lebih sabar, lebih bertekun, lebih mengampuni, dan lain-lain.

Kenali pola pikir (mindset) yang perlu dimiliki agar kita mampu dan mau berusaha lebih lagi (go extra mile) dalam mengasihi orang yang sulit kita kasihi. 

1. Mengasihi Butuh Ketekunan

mengasihi - gereja - gkdi 1 Kasih di Tengah Zaman “Lem Biru” – Inikah Cara Kita Mengasihi?

Ada sebuah anekdot tentang suami-istri yang bunyinya kira-kira: “Bagaimana cara kalian hidup bersama-sama sebagai suami-istri selama 65 tahun?” Jawabannya: “Kami lahir di zaman ketika ada sesuatu yang rusak, kami perbaiki, bukan kami buang.”

Saya pikir kini kita hidup di zaman ketika ada sesuatu yang rusak, kita akan membuangnya, alias “lem biru” (lempar, beli baru), bukan memperbaikinya. Ponsel atau komputer rusak? Lem biru! Ini adalah pola pikir yang secara tidak sadar kita miliki saat ini. Dengan mudahnya kita me-“lem-biru” orang yang sulit dikasihi, alias menyerah untuk mengasihi mereka. Namun, bukan ini yang Tuhan inginkan. Tuhan ingin kita …

Bertekun dalam Mengasihi

Mengasihi membutuhkan ketekunan. Orang-orang yang susah dikasihi bukanlah barang, yang jika kehadiran mereka bikin susah dan ribet, lantas tinggal ‘dibuang’ atau ‘dipecat,’ lalu diganti dengan yang lain.

Di sisi lain, bisa jadi kita pun perlu introspeksi diri. Apakah ada sikap Anda yang memicu orang tersebut bersikap menyebalkan kepada Anda? Jika ada, perbaiki dulu diri sendiri. Jika belum ada, mungkin inilah waktunya Anda memperluas kapasitas kasih Anda dengan terus bersabar dan bertekun. 

Ia [kasih] tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. – 1 Korintus 13:6-7

2. Mengasihi di Masa Indah dan Masa Sulit

 

mengasihi - gereja - gkdi 2

Ketika saya menulis artikel ini, saya sedang bergumul dalam mengasihi seseorang yang sulit dikasihi. Rasanya ingin menyerah saja. “Kalau dia terus bikin rumit keadaan, sudahlah, mending kita enggak usah lagi berpartner / berteman!” 

Namun, tiba-tiba Ayub 2:10 terlintas di kepala saya: 

Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Saat orang tua kita menyebalkan, apakah kita juga ingat momen-momen indah bersama mereka? Saat pasangan, suami, istri, anak, adik, kakak, atau teman kita menyebalkan, apakah kita juga ingat, kita juga punya momen-momen indah bersama mereka. Makan bersama, jalan-jalan, have fun, bercanda, nonton bareng, dan lain-lain. 

Apakah kita hanya mau menerima momen yang indah saja, tetapi saat mereka mulai lemah, sakit-sakitan, menua, jadi menyebalkan, memancing emosi, goyah imannya, lantas kita tinggalkan begitu saja? 

Ayub tetap mengasihi dan tidak meninggalkan Tuhan, baik dalam suka maupun duka. Jadi, kita perlu mengasihi Tuhan dan juga manusia, di segala situasi. Bukan hanya ketika orang tersebut sedang menyenangkan hati, tetapi juga ketika ia sedang menyebalkan. 

Biasanya, orang tidak berubah jadi menyebalkan tanpa alasan. Mungkin mereka sedang mengalami pergumulan berat, sehingga mereka bersikap tidak menyenangkan kepada kita. Justru, di saat seperti inilah, dukungan kita sangat mereka perlukan. Mereka butuh kehadiran, kesabaran, semangat, waktu, perhatian, dan kasih kita. 

Coba bayangkan, kalau Tuhan tidak peduli, bahkan menjauh saat kita jatuh dalam dosa, lemah, depresi, atau lemah rohani? Tidakkah kita menjadi semakin hancur? Namun, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sedikit pun. Jadi, sudah seharusnya kita mengasihi orang lain di segala musim, dalam masa indah maupun masa sulit kehidupan.

3. Mengasihi dengan Standar Tuhan (Agape)

 

Ada empat jenis kasih dalam bahasa Yunani:

  • Agape: kasih Tuhan kepada manusia
  • Philia: masih persahabatan atau persaudaraan (brotherly love)
  • Storge: kasih kepada anggota keluarga
  • Eros: kasih kepada lawan jenis (sensual or romantic love) 

Tidak ada perintah Tuhan yang mustahil kita lakukan. Ketika Tuhan meminta kita hidup kudus, itu artinya kita sanggup hidup kudus. Ketika Dia meminta kita untuk mengasihi sesuai dengan standar-Nya (agape), itu artinya kita bisa mengasihi sampai di level tersebut.

Sederhananya, agape adalah kasih “meskipun,” bukan kasih “kalau” (bersyarat). Contohnya:

“Saya akan mengasihi dia meskipun …” 

Bukan, “Saya akan mengasihi dia kalau …”

Kasih agape adalah kasih tanpa syarat, yang tidak bergantung pada respon orang lain terhadap kita. Inilah kasih yang Tuhan harapkan untuk kita berikan kepada-Nya dan juga kepada manusia. 

“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” – Yohanes 13:34-35

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. – 1 Yohanes 3:16

Saat kita berada di tengah orang-orang yang sulit kita kasihi, itulah saatnya kita untuk naik level dalam mengasihi. Mungkin selama ini kasih kita kepada orang lain masih dalam level eros, philia, atau storge. Tuhan ingin kita mengasihi di level agape. Yang artinya, apa pun yang orang lain lakukan, bagaimanapun menyebalkan sikap mereka, kita tetap mengasihi mereka. 

Mengasihi orang yang sulit dikasihi memang bukan hal yang mudah. Tidak semudah mengatakannya. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, ini adalah sesuatu yang mungkin, karena merupakan perintah Tuhan sendiri. Untuk dapat melakukannya, kita perlu terus bertekun, tetap mengasihi di masa indah dan sulit, serta mengasihi dengan standar Tuhan sendiri, yaitu agape. Amin. Tuhan Yesus memberkati. 

Referensi:
www.pinterest.com/pin/446278644294938551/
www.learnreligions.com/agape-love-in-the-bible-700675
www.learnreligions.com/types-of-love-in-the-bible-700177

Related Articles:

Gereja GKDI terdapat di 35 kota di Indonesia.
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:




Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok:https://link.gkdi.org/tiktok