Written by gery 10:35 am Bible & Character, Biblical Talk, Community, Devotionals, Quite Time & Pray, Relationship, Spiritual Life, Uncategorized

Mengapa Jemaat Efesus Meninggalkan Kasih Mula-Mula dan Akibatnya. Orang Kristen, Wajib Baca!

efesus - gereja gkdi - cover

Kota Efesus adalah salah satu kota penting dalam Kekristenan.

Jemaat di Efesus menerima banyak ajaran dan nasihat dari rasul Paulus. Pula, Tuhan Yesus sendiri mengirim pesan kepada jemaat ini di kitab Wahyu. 

Namun, dalam Wahyu 2:4, Tuhan Yesus menyampaikan teguran yang serius kepada jemaat ini: “Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.” 

Kenapa bisa? Padahal, jemaat Efesus adalah jemaat yang terpuji. Bahkan, rasul Paulus menulis satu surat khusus untuk jemaat ini. 

Mari kita lihat apa yang terjadi.

Bagaimana Gereja Efesus Berdiri

Efesus adalah kota yang kaya dan berpengaruh di Asia Kecil, terkenal dengan kuil Artemis yang megah. Kota ini juga merupakan pusat perdagangan dan kebudayaan yang besar. 

Dalam Kisah Para Rasul 19, kita membaca tentang pelayanan Paulus di Efesus, di mana ia tinggal selama tiga tahun dan mendirikan jemaat yang kuat di sana. Jemaat ini dikenal karena keteguhan mereka dalam iman dan pekerjaan mereka yang “tidak kenal lelah” (Wahyu 2:1-3).

[adrotate banner=”4″]

Jadi jelas, jemaat ini adalah sebuah jemaat panutan. Akan tetapi, terjadilah sesuatu yang membalikkan itu semua.

Teguran Yesus Kepada Jemaat Efesus

efesus - gereja gkdi - 1

Dalam Wahyu 2:1-7, Yesus memuji jemaat Efesus atas pekerjaan keras mereka, ketekunan mereka, dan kemampuan mereka untuk menguji para rasul palsu. 

Namun, teguran datang di ayat 4, di mana Yesus mengatakan bahwa mereka telah meninggalkan kasih mula-mula mereka. Bisa jadi, bahwa meskipun mereka tetap setia dalam banyak hal, kasih dan semangat mereka terhadap Tuhan dan sesama telah meredup.

Kita bisa membayangkan apa yang terjadi. Ketika seseorang datang ke pertemuan ibadah mereka, jemaat ini hangat. Banyak perbuatan baik mereka, banyak hasil-hasil baik yang mereka capai. 

Tidak hanya itu, mereka pun juga dekat dengan Tuhan. Begitu nyata kasih Tuhan yang mereka alami, sehingga itu terpancar dari hidup mereka, dan menginspirasi banyak orang.

Sayangnya, spirit mereka sudah hilang. Tidak ada kehangatan dan kedekatan satu sama lain; bahkan mereka tidak lagi bertekun dalam hubungan mereka dengan Tuhan.

Mengapa Meninggalkan Kasih Mula-Mula?

Apa alasan ini terjadi?

Pertama, mereka mungkin terlalu fokus pada pengetahuan dan ketertiban sehingga lupa untuk saling mengasihi. 

Kedua, mereka mungkin menjadi terlalu sibuk dengan aktivitas dan pelayanan sehingga melupakan hubungan pribadi mereka dengan Tuhan. 

[adrotate banner=”15″]

David Guzik, komentator Alkitab, berkata bahwa jemaat Efesus adalah jemaat yang bekerja. Nah, fokus pada karya inilah yang mengalihkan fokus mereka kepada Yesus. Selain itu, jemaat menjaga penuh doktrin yang benar – tanpa kasih kepada satu sama lain.

Hasilnya adalah jemaat yang tampak perform di luar, namun dingin dan mati di dalam.

Dampak dan Konsekuensi Bagi Jemaat Efesus

Akibatnya tidak main-main.

Dalam Wahyu 2:5, Yesus memperingatkan bahwa jika mereka tidak bertobat dan kembali kepada kasih mula-mula mereka, Ia akan datang dan “mengambil kaki dian mereka dari tempatnya.” 

Ini berarti bahwa mereka akan kehilangan penyertaan Tuhan. Sebagai organisasi mereka berjalan, namun tanpa kuasa Tuhan. Bisakah kita bayangkan, gereja yang tidak lagi disertai Tuhan? 

Seperti restoran ayam goreng yang menjual banyak makanan, tetapi tidak menjual ayam goreng. Absurd, bukan? Itulah yang terjadi pada jemaat Efesus: kehilangan jiwanya, identitasnya – yakni Yesus – namun terus saja bekerja.

Apa yang Dapat Kita Pelajari?

Pelajaran dari jemaat Efesus sangat relevan bagi kita hari ini. 

Kita juga dapat jatuh ke dalam perangkap meninggalkan kasih mula-mula kita. Kita mungkin menjadi terlalu sibuk dengan aktivitas sehari-hari sehingga melupakan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Kita mungkin terlalu fokus pada pengetahuan dan doktrin, sehingga melupakan belas kasih.

Itulah alasannya, Tuhan Yesus berpesan dalam Wahyu 2:5, “Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”  

Setelah menyadari kejatuhan kita, marilah kita kembali kepada Tuhan. Bangun lagi hubungan dengan-Nya, bangun lagi hubungan dengan sesama. Kenakan kasih dalam segala hal yang kita lakukan. 

Kembalilah ke Kasih Mula-Mula

efesus - gereja gkdi - 2

Jemaat Efesus adalahi pengingat bagi kita.

Gereja bisa menjadi begitu baik di luar, namun kosong di dalam. Kita bisa terus melayani dan memberi, namun tidak lagi mengenakan kasih Yesus. 

Sebagai gereja itu sendiri, apakah kita masih mengenakan kasih Kristus? Masihkah kita mengasihi baik Tuhan maupun sesama kita?

Related articles:

[adrotate banner=”13″]

[adrotate banner=”11″]

(Visited 4,014 times, 1 visits today)

Last modified: Jul 11

Close