Written by Joice Hutagaol 9:16 am Biblical Talk, Devotionals, Heart & Feeling, Lifestyle, Relationship

4 Pelajaran Berharga dari Lagu “Aku Sudah Tak Marah, Walau Masih Teringat”

aku sudah tak marah - gereja gkdi - cover

🎶“Aku sudah tak marah, walau masih teringat”.

Familiar dengan penggalan lirik lagu ini? Pesan lagunya terbilang cukup menarik. Pada suatu waktu, kita mungkin merasa terluka oleh orang lain. Kekecewaan, perselisihan dan konflik merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup kita. Namun, sebagai orang percaya, kita diajak untuk memahami mengapa kita mengalami rasa marah dan bagaimana meresponnya.

Ada 4 pelajaran berharga yang bisa kita pelajari dari penggalan lagu di atas. Yuk, kita lihat dan selidiki lebih dalam!

[adrotate banner=”4″]

Bukti Transformasi Hati – “Aku Sudah Tak Marah”

aku sudah tak marah - gereja gkdi - 1

Kalau seseorang menyakiti, mengecewakan, dan bahkan memfitnah Anda, kira-kira apa respon Anda? Apakah akan membalasnya dengan hal yang sama? Apalagi kalau sangat menyakitkan dan sudah berlangsung lama, apakah Anda akan balas dendam?

Pada umumnya, orang tahu bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan bukanlah hal yang dibenarkan. Lalu, jika tidak boleh membalasnya, apakah kita juga harus memendam amarah itu?

Jika kebanyakan orang tahu dan mengerti bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan dan juga memendam amarah tidaklah baik, bukankah kita sebagai pengikut Kristus yang seharusnya lebih mengerti dan lebih termotivasi untuk meninggalkan perasaan marah itu?

“Aku Sudah Tak Marah” bukanlah pernyataan kekalahan, melainkan bentuk transformasi hati. Ketika Anda mengampuni orang lain, itu tanda Anda memiliki kekuatan cinta yang juga dimiliki Tuhan. Dalam perjalanan rohani seorang Kristen, pernyataan “aku sudah tak marah” dan perilaku yang sejalan dengan itu, menjadi sebuah langkah penting dalam proses pengampunan.

“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” – Kolose 3:13

Kita diajarkan untuk mengampuni sesama sebagaimana Tuhan telah mengampuni kita. Ingatlah, bahwa mengampuni bukanlah tanda kelemahan, tetapi sebuah tindakan kebesaran hati. Inilah juga bukti bahwa Anda mengalami transformasi hati.

Rahasia Ketenangan Hati

aku sudah tak marah - gereja gkdi - 2

Ketenangan hati tidak dapat ditemukan dalam kemarahan. Siapa di antara kita yang bisa tenang menjalani hari-hari sementara hatinya masih dipenuhi rasa marah?

Jika kita memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, kita pasti tahu bahwa hanya dengan dekat Tuhan saja hati kita tenang. Bagaimana bisa dekat dengan Tuhan jika kita masih menyimpan kemarahan dan tidak mengampuni orang lain (dendam)?

Mungkin hati Anda sangat hancur ketika menerima perlakuan orang lain yang sangat menyakitkan. Tapi, bukankah lebih baik dan berharga jika jiwa Anda yang hancur di hadapan Tuhan? Dengan Tuhan, jiwa Anda bisa dipulihkan. Anda mau pilih yang mana?

[adrotate banner=”15″]

Bagaimana caranya untuk bisa berkata dengan tulus dari hati “aku sudah tak marah, walau masih teringat”?

Kita bisa mendekatkan diri kepada Tuhan sekaligus mendapatkan ketenangan hati di saat kita mengambil waktu untuk merenung dan berdoa. Yakinlah, di dalam perenungan dan doa, akan ada hikmat yang menggerakkan hati kita untuk tidak marah lagi. Tuhan akan menyingkapkan mana sikap yang benar dan yang tidak, dan Tuhan juga memberi janji akan memberi kelegaan. Namun, tahap selanjutnya kita yang memutuskan pilihan dan tindakan kita.

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” – Efesus 4:26

Alkitab mengatakan bahwa manusia bisa saja marah, tetapi akan menjadi pintu masuk bagi dosa jika kita tidak menyelesaikannya dengan segera. Ayat di atas berbicara tentang bagaimana kita harus menyelesaikan rasa marah kita saat masih ada waktu/kesempatan. Jangan menunda-nunda, sebelum menyesal ketika menyadari tak ada lagi kesempatan.

Menunjukkan Kualitas Rohani

aku sudah tak marah - gereja gkdi - 3

Bagaimana cara Anda merespon ketika terjadi perselisihan, konflik dengan sesama, atau bahkan ketika Anda difitnah, dikhianati oleh orang lain? Apakah Anda kecewa?

Apakah Anda justru menyikapinya dengan menunjukkan bahwa Anda jauh lebih hebat dengan bisa menyakitinya kembali? Pertanyaan ini muncul kembali, untuk memastikan bahwa hati Anda tidak seperti kebanyakan orang yang cenderung akan membalas jahat pula.

Ketika Anda menyikapinya dengan penuh penguasaan diri, maka pernyataan “aku sudah tak marah” bukanlah sekadar kata-kata belaka. Meskipun Anda masih teringat dengan segala perbuatan orang-orang yang mengecewakan Anda, tapi dengan Anda memilih untuk mengampuninya, itulah bukti bahwa Anda memiliki salah satu kualitas rohani yakni memprioritaskan hal-hal yang bersifat rohani. Dari sini, terlihat bahwa Anda memiliki buah roh kesabaran dan penguasaan diri yang dikatakan dalam Galatia 5.

Sikap ini juga menunjukkan bahwa Anda tidak lagi terbelenggu oleh kemarahan. Kita menyadari bahwa sebagai Kristen bukan berarti tidak ada konflik, namun bagaimana kita merespon konflik tersebut dengan kasih dan pengampunan.

Bagaimana perasaan Anda ketika mengetahui bahwa Anda memiliki kualitas rohani yang sesuai firman Tuhan? Bukankah menyenangkan dan lebih semangat lagi untuk mengejar kualitas rohani yang lainnya?

Menutupi Dosa

aku sudah tak marah - gereja gkdi - 4

“Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.”_ 1 Petrus 4:8

Tahukah kamu, bahwa kasih dapat menutupi banyak sekali dosa? Apa maksudnya? Apakah kita dianjurkan untuk menutup-nutupi dosa orang lain? Tentu tidak!

Katakanlah, ada seorang yang memfitnah Anda. Apabila Anda memilih untuk melabraknya, marah padanya, dan bahkan Anda membeberkan kejelekan orang tersebut kepada orang lain, maka inilah yang dimaksud bahwa Anda sudah memunculkan dosa-dosa yang lain.

Tapi, apabila Anda merespon dengan cara sebaliknya, misalnya Anda mengajak orang tersebut berbicara 4 (empat) mata dan mengungkapkan dengan baik apa yang Anda rasakan kepadanya dan mengampuninya, dan berkata “aku sudah tak marah”.

Katakanlah bahwa Anda menyelesaikan perselisihan itu dengan cara yang sehat. Adakah kita menemukan satu atau lebih dosa baru yang muncul? Tidak ada. Tentu ini jauh lebih benar, karena yang muncul adalah kedamaian, kesabaran, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Pernyataan “aku sudah tak marah” ternyata menjadi kekuatan bagi setiap kita. Oleh sebab itu, sebagai pengikut Kristus, sudahlah sepatutnya jika pernyataan ini menjadi bagian dari hidup kita. Pada akhirnya, kita tak akan merasa asing dengan pesan yang dinyanyikan dalam setiap lirik dari lagu ini “aku sudah tak marah, walau masih teringat”.

.

Mari, bertumbuh bersama dalam kerohanian kita dengan senantiasa memelihara hati yang penuh kasih dan pengampunan. 4 hal di atas menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kita bisa menang atas kemarahan, yakni terlihat adanya transformasi hati, ketenangan hati, dan menunjukkan kualitas rohani seseorang. Semangat untuk bisa berkata dari hati “aku sudah tak marah”.

Mungkin Anda juga perlu meminta nasihat atau belajar dari mereka yang sudah mengalami kemenangan dari rasa marah dan berhasil mengampuni dan mengatakan “aku sudah tak marah” pada orang yang mengecewakan mereka. Anda bisa melihat dari kisah hidup mereka yang menemukan turning point (titik balik) untuk dapat mengampuni. Lihat dan nonton melalui link di bawah ini:

Related articles:

[adrotate banner=”13″]

[adrotate banner=”11″]

(Visited 315 times, 1 visits today)

Last modified: Feb 23

Close