Written by Vero 7:14 am Bible & Character, Biblical Talk, Devotionals, Lifestyle, Quite Time & Pray, Spiritual Life

4 Cara Mengenali Siasat Licik Ular yang Dapat Menghambat Pertumbuhan Rohanimu

Ular-Cover-gereja gkdi

Ular digambarkan dalam Alkitab sebagai simbol penipu yang cerdik. Setiap godaan dikemas dari luar tampak manis, namun tujuan utamanya untuk memutus hubungan dengan Allah. Seperti Hawa, kita bisa “dipalingkan” dari Kristus (2 Korintus 11:3). Oleh karena itu, kita perlu waspada dan berpegang teguh pada kebenaran.

[adrotate banner=”4″]

Tipu daya ular tidak selalu frontal. Iblis bisa melakukan dengan cara yang halus melalui pikiran, percakapan dalam diri, dan kebiasaan kecil. Godaan yang diiming-imingi dengan hasil cepat tanpa proses, itu salah satu strategi ular. Alkitab diperkenalkan sejak awal, “ular itu lebih cerdik” dari segala binatang (Kejadian 3:1). Hikmat firman menolong kita membedakan suara Allah dari strategi iblis.

[adrotate banner=”15″]

Sebagai orang percaya gol utama kita adalah bertumbuh bersama Tuhan. Namun muslihat iblis sering membuat hati dingin, iman melemah. Saat arah rohani kabur, gereja dan komunitas bisa menjadi penolong dan pagar pelindung. Disitulah kita melatih kepekaan, menolak kompromi, dan menyerahkan langkah pada Roh Kudus. Simak berikut ini 4 tanda yang membantu Anda mengenali siasat ular. Setiap langkah dilengkapi respons praktis, agar hati terjaga dan pertumbuhan rohani tetap maju.

1. Kenali Bisikan Ular yang berkata Kecurangan Bisa Dibungkus dengan Kebaikan

Ular-1-gereja gkdi

Godaan jarang tampak jahat. Ia sering dibungkus kebaikan palsu. “Ini demi keluarga,” atau “semua orang juga melakukannya.” Firman mengingatkan, keinginan yang salah melahirkan dosa, dan dosa melahirkan maut (Yakobus 1:14-15). Uji setiap motivasi dalam hati kita dengan kasih dan kekudusan Kristus.

Terapkan tiga filter sederhana: Apakah ini benar, berguna, dan memuliakan Tuhan? Bila ragu, tunda keputusanmu dan berdoalah kembali. Minta nasihat mentor rohani. Saat tawaran terasa mendesak, sering kali di sana siasat ular berhasil. Tenangkan hati, lalu pilih integritas.

2. Terjadinya Kompromi pada Kebenaran Firman Tuhan Ketika Beberapa Ayat Mulai Dipelintir

Ular-2-gereja gkdi

Iblis pun pernah mengutip Mazmur kepada Yesus, tetapi memelintir maknanya (Matius 4:6). Distorsi bekerja dengan halus, yaitu ayat diambil terpisah dari konteks aslinya. Cara menghindari hal tersebut adalah membaca seluruh bagian pasal demi pasal, bukan potongan ayatnya. Teladani jemaat Berea yang memeriksa Kitab Suci setiap hari (Kisah 17:11).

Bentuk disiplin “tiga langkah” yaitu baca konteks, bandingkan terjemahan, dan tanyakan tujuan penulis. Renungkan bersama kelompok kecil. Catat aplikasi yang harus dilakukan dari pesan ayat tersebut. Bila ayatnya dipakai untuk membenarkan ego atau balas dendam, hentikan. Kebenaran memerdekakan, bukan memanipulasi.

3. Amati Pola Ular Dalam Memecah Belah Komunitas dan Hubungan Saudara Seiman

Ular-3-gereja gkdi

Perpecahan sering dikemas melalui gosip, prasangka, dan pikiran negatif. Amsal mengecam provokasi di antara saudara (Amsal 6:16-19). Sebaliknya, Roh membimbing pada perdamaian dan kesejahteraan. “Peliharalah kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efesus 4:3).

Bangun budaya klarifikasi, bukan asumsi. Bila ada masalah, datanglah langsung, dan berdoalah sebelum berbicara. Gunakan kata-kata yang menyembuhkan, bukan menyulut emosi. Komunitas yang saling mengampuni menjadi bukti kehadiran Yesus di tengah dunia (Yohanes 13:35). Di sana pertumbuhan rohani terlihat.

4. Uji Setiap Motivasi Hati Kita 

Ular-4-gereja gkdi

Motif yang tak diuji mudah dipengaruhi oleh dunia. Kita bisa jatuh dalam mengejar validasi orang lain, bukan kehendak Allah. Padahal, pembaharuan budi membantu kita membedakan kehendak-Nya yang baik (Roma 12:2). Seperti oa Daud yang relevan dengan menguji hati: “Selidikilah aku, ya Allah” (Mazmur 139:23-24). Biarlah kebenaran firman Tuhan menjadi motivasi utama.

Praktikkan ritme evaluasi mingguan. Tanyakan pada diri sendiri, apakah ini untuk kemuliaan Tuhan atau diriku sendiri? Bila ambisi menekan belas kasih, berhentilah sejenak. Tunduklah kepada Allah, lawanlah si jahat, maka ia lari (Yakobus 4:7). Maka kita bisa terbebas dari jebakan yang diinginkan ular.

Teruslah Melangkah Tegas dan Semakin Teguh dalam Terang Kristus

Ular-Kes-gereja gkdi

Pertama, sadari medan perang ada di hati dan pikiran kita. Kenakan “seluruh perlengkapan senjata Allah” agar mampu bertahan dalam hari yang jahat (Efesus 6:11). Kebenaran, keadilan, dan Injil damai sejahtera menjadi pelindung. Tanpa itu, tipu daya ular mudah menembus celah.

Kedua, pelihara keintiman dengan Tuhan. Doa, firman, dan komunitas membentuk radar rohani yang tajam. Saat jatuh, kita bisa cepat menyadarinya. Jangan biarkan dipengaruhi oleh perasaan sesaat. Sang Gembala mencari dan memulihkan domba-Nya. Dengan demikian, langkah hidup kita bisa kembali stabil dan berbuah.

Ketiga, pilih tindakan sederhana hari ini. Klarifikasi sebelum percaya gosip. Baca dan renungkan firman satu pasal penuh, bukan potongan ayat saja. Minta Roh Kudus menata motivasi hatimu. Waspadalah dan berjaga-jagalah, sebab lawanmu sedang mencari mangsa (1 Petrus 5:8). Allah damai sejahtera akan meremukkan si jahat pada waktunya (Roma 16:20).

Dengan mengenali siasat, menjaga konteks firman, memelihara kesatuan, dan menata motif hati, pertumbuhan rohanimu tidak dapat dihentikan. Mari melangkah bersama Tuhan, tegas namun lembut, cerdik namun murni, sehingga hidupmu menjadi terang yang memuliakan Kristus.

Related Articles:

(Visited 39 times, 1 visits today)

Last modified: Sep 7

Close