Sejak reformasi demokrasi tahun 1998 di negara kita tercinta Indonesia, kebebasan pers turut mengalami pembaruan. Hasilnya, seperti yang terjadi saat ini: semua orang bebas menyampaikan pendapat. Bahkan, tidak ada larangan mengkritik pemerintah, selama pernyataan tersebut tidak memecah-belah bangsa, memprovokasi, atau melanggar UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik).
Namun, akhir-akhir ini media sosial marak dengan komentar negatif yang menyangkut sejumlah figur politik. Pesatnya kemajuan teknologi membuat berita tersebar cepat, termasuk pula yang sifatnya hoaks. Tanpa sadar, kita rentan termakan oleh kabar-kabar yang belum jelas kebenarannya. Bukan mustahil, kita pun terpancing untuk ikut mengomentari dan menyebarkan kebencian.
Sebagai warga negara yang baik, bagaimana harusnya kita menyikapi situasi ini dari kacamata kekristenan? Secara khusus, sudah bijakkah cara kita menggunakan kebebasan berpendapat?
Firman Tuhan mengajarkan tiga hal agar Anda dapat menjadi warga negara yang baik:
1. Membawa Kesejahteraan
Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. – Yeremia 29:7
Ketika bangsa Israel menjadi tawanan dan diasingkan ke Babel, Yeremia mengirimkan surat kepada para tua-tua, imam, nabi, dan seluruh rakyat dengan pesan: bahwa mereka harus mengusahakan kesejahteraan di tempat mereka dibuang. Tak hanya itu, Yeremia menyerukan agar mereka mendoakan kota tersebut karena kesejahteraan kota itu menjadi kesejahteraan mereka juga.
Bayangkan, bangsa Israel yang berada dalam pembuangan diminta melakukan hal yang mendatangkan kesejahteraan bagi kota tempat mereka dibuang. Padahal, di sana mereka ditindas, diperbudak, dan hidup dalam ketidakadilan. Sudah pasti, mereka juga tidak suka tinggal di negeri yang bukan milik mereka. Namun, itulah yang Tuhan kehendaki dari mereka.
Sebagai warga negara yang baik, kita mungkin geregetan dengan kondisi negara kita saat ini. Kita ingin menyuarakan isi hati, entah melalui media sosial atau ikut serta dalam demonstrasi. Namun, daripada memperkeruh iklim politik yang tidak stabil, bukankah lebih baik kita mendoakan hal-hal yang baik untuk bangsa ini?
Di mana pun kita berada, sebagai orang Kristen, kita harus mengusahakan kesejahteraan, bukan kekacauan atau huru-hara. Sebelum bertindak, tanyakan kepada diri sendiri, apakah tindakan Anda akan mendatangkan kesejahteraan bagi orang lain? Atau, malah memecah belah pihak yang satu dengan yang lainnya?
Ingatlah, jika negara ini sejahtera, Anda juga akan sejahtera. Jadi, lakukanlah hal-hal yang membawa kesejahteraan bagi bangsa ini.
2. Takluk kepada Pemerintah yang Berkuasa
Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. – Roma 13:1-2
Tuhan menghendaki kita orang-orang Kristen untuk tunduk terhadap pemerintah yang berkuasa, serta peraturan yang berlaku. Allah menggunakan pemerintah untuk mengajarkan kita kepatuhan. Jika sebagai umat Kristen, kita bertanggung jawab terhadap pemerintah dan hukum-hukumnya, kita juga bertanggung jawab terhadap Tuhan dan sesama.
Patuhilah peraturan bukan semata-mata karena takut terhadap sanksi, melainkan karena kita memahami tanggung jawab warga negara yang baik. Tunduk kepada pemerintah adalah hal benar yang harus menjadi bagian dari hidup kita.
Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik. – Titus 3:1
3. Bersyukur
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita. – Efesus 5:20
Daripada mengeluh atau terus-menerus tidak puas dengan kinerja pemerintah, pejabat tertentu, atau sistem yang berlaku, lebih baik kita mengucap syukur atas negara yang kita tinggali. Walaupun kebinekaan kita kerap terancam oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab, masih banyak orang pandai dan berkuasa yang berpegang teguh pada nilai-nilai luhur bangsa.
Syukurilah bahwa di negara yang majemuk ini, yang mengakui enam agama berbeda, kita masih dapat hidup berdampingan. Kita punya kebebasan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing yang dijamin oleh undang-undang dan dilindungi pemerintah.
Bayangkan indahnya negara ini—juga dinding medsos Anda—jika kita tidak saling mencaci dan menyerang, tetapi mengucap syukur atas keberagaman dan kehadiran orang-orang yang membantu menjaga keutuhan bangsa kita.
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu. – 1 Petrus 1:14-15
Ketiga hal di atas hanyalah sebagian kecil dari apa yang bisa kita lakukan sebagai warga negara yang baik. Hal-hal lainnya adalah: mematuhi peraturan lalu lintas, membayar pajak, menaati hukum yang berlaku, dan menjaga sopan santun serta toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.
Marilah kita menjadi warga negara yang baik sesuai dengan yang Tuhan ajarkan. Biarlah hidup kita membawa kemuliaan bagi Tuhan kita Yesus Kristus, dan membuat orang-orang di sekitar kita ingin mengenal Allah yang kita sembah!
–
Referensi:
www.id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik
www.beritagar.id/artikel/berita/apa-saja-yang-perlu-anda-tahu-dalam-ujaran-kebencian
–
Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official
Artikel terkait: Menjadi Orang yang Berkenan di Hati Tuhan
Video inspirasi:
Last modified: Jul 25