Written by Lidia Kandou Sianturi 7:33 am Devotionals, Biblical Talk, Character, Self Development, Spiritual Life • 2 Comments

Ubah Cara Berpikir: Menguntungkan atau Merugikan?

Seorang saudara pernah bersaksi bahwa sebelum mengenal Firman, ia adalah pemilik warung yang ramai pembeli. Setelah belajar Alkitab dan tahu bahwa merokok itu dosa—karena merusak kesehatan diri dan orang lain di sekitar—ia memutuskan tidak saja untuk berhenti merokok, tetapi juga berhenti menjual rokok. Akibatnya, warungnya semakin lama semakin sepi, bahkan akhirnya gulung tikar.

Namun, alih-alih down, keterpurukan ini justru mendorongnya untuk tetap berpikir positif dan gigih mencoba berbagai cara. Sampai suatu ketika, saudara ini menekuni sebuah bisnis yang tepat. Usaha tersebut memberinya penghasilan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Bukan hanya mampu bangkit dari kebangkrutan, ia juga melejit secara finansial. Hidupnya kini berbalik 180 derajat.

Apa sebenarnya rahasia kesuksesan saudara ini?

Pengenalan akan Kristus “Membalikkan” Cara Berpikir

berpikir - gkdi 1

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus. – Filipi 3:8

Sebagaimana Paulus menganggap sampah hal-hal yang dahulu ia banggakan—entah itu asal-usul, silsilah, prinsip, kegiatan, atau pengetahuannya—demikian pula saudara yang saya ceritakan di atas. Ia bisa saja menolak Firman yang jelas-jelas akan merugikan penghasilannya, tapi ia memilih tunduk pada kebenaran.

Keputusan itu membuat para langganannya terheran-heran dan menganggapnya aneh. Warung yang tidak menjual rokok adalah sesuatu yang langka. Satu-dua pembeli menghinanya, keluarga besar pun mencemoohnya, tetapi ia tetap teguh pada pendirian. Ia tidak malu untuk menyatakan dan membagikan keyakinannya yang baru kepada orang lain.

Mengapa demikian?

Pengenalan akan Kristus telah mengubahkan cara berpikir saudara tersebut. Secara ekonomi, ia mengalami kerugian, tetapi baginya kesehatan dan keselamatan jiwanya jauh lebih berharga. Hidup dalam sukacita karena dimerdekakan dari dosa jelas lebih mahal daripada segepok uang hasil penjualan rokok setiap harinya.

Pertobatan, yang dalam bahasa Yunani disebut metanoia, memiliki arti perubahan cara pikir. Bagaimana cara kita memandang segala sesuatu, itulah yang harus lebih dahulu kita ubah jika ingin bertobat. Perubahan perkataan, sikap, dan cara hidup berawal dari pikiran. Tanpa perubahan pikiran, sulit rasanya untuk melakukan kebenaran yang sesuai dengan pertobatan (Kisah Para Rasul 26:20).

Bagaimana Kalau Keadaan Malah Berbalik Buruk?

berpikir - gkdi 2

Kisah di atas tampaknya merupakan sebuah kemenangan manis. Orang yang awalnya jatuh hingga ke titik nol kemudian mendaki tangga kesuksesan.

Namun, bagaimana jika seseorang memutuskan untuk berbalik kepada kebenaran dan kondisi finansialnya ikut jungkir-balik? Usaha bangkrut, ditinggalkan rekan dan teman, mencoba bisnis lain tapi tak kunjung berhasil. Hidupnya ibarat terjebak di padang gurun yang tandus berkepanjangan.

Ah, terdengar menyedihkan. Tapi, bukan tak mungkin ini bisa terjadi. Tuhan tidak menjanjikan jalan yang mulus dalam mengikut Dia. Ada masanya, di dalam perjalanan tersebut, kita akan tersandung batu atau menginjak semak berduri.

Hal ini dialami Paulus, yang sejak menjadi murid Yesus, hidupnya seakan tak pernah luput dari ketidaknyamanan (2 Korintus 11:23-27). Sampai-sampai ada yang berpikir Paulus dikutuk oleh dewa karena nasibnya selalu malang, baik di laut maupun di darat (Kisah Para Rasul 28:4).

Jika kita mengalami kondisi semacam ini karena perubahan cara berpikir—karena kita mengenal Tuhan—kita tak harus mengeluh dan meratapi nasib. Justru inilah kesempatan kita untuk mempraktikkan cara berpikir kita yang baru.

Berikut beberapa prinsip yang perlu kita pegang:

1. Menderita karena Yesus Adalah Kebahagiaan

berpikir - gkdi 3

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. – Matius 5:11

Kalau orang lain menderita karena dosa dan kejahatan, maka berbahagialah kita yang menderita karena melakukan kebenaran. Seperti Petrus yang gembira karena dianggap layak menderita demi nama Yesus (Kisah Para Rasul 5:41).

2. Pikirkan Hanya Hal yang Benar dan Mulia

berpikir - gkdi 4

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. – Filipi 4:8

Tuhan melengkapi manusia dengan akal agar kita dapat mencari solusi dalam menghadapi berbagai persoalan. Memikirkan apa yang benar dan mulia berarti kita senantiasa berpikir tentang hal-hal yang kudus dan positif. Dengan demikian, kita akan mudah bersyukur dan hidup terasa lebih mudah untuk dijalani.

Kalau keuangan kita bermasalah, tetapi kita masih bisa hidup, makan, dan berpakaian layak, bukankah itu adalah bukti kemurahan Tuhan? Melatih diri melihat dari sudut pandang positif akan membuat kita tetap semangat dan berpengharapan dalam segala hal.

3. Teruslah Berusaha

berpikir - gkdi 5

Ingat karakter Dory dalam film Finding Nemo? “Just keep swimming” adalah moto yang selalu ia ucapkan dalam perjalanan panjangnya mencari temannya Nemo.

Prinsip ini juga berlaku untuk perjalanan hidup kita. Dari 1001 pintu, pasti ada satu pintu yang terbuka. Mungkin saja itu pintu ke-1001. Kalau kita berhenti atau berdiam diri, pintu ke-1001 itu akan mustahil kita temukan.

4. Abaikan Komentar yang Tak Perlu

berpikir - gkdi 6

Komentar orang tentang hidup Anda terkadang rasanya lebih berat daripada hidup itu sendiri. Seorang pengusaha yang dengan semangat merintis kembali dari nol bisa terpuruk karena tanggapan sinis orang terhadapnya.

Ketika Paulus yang mengalami karam kapal, lalu tangannya digigit ular, orang-orang mencapnya sebagai pembunuh yang kena kutuk. Namun, Paulus tidak peduli dengan komentar mereka. Dia kibaskan ular itu dari tangannya ke dalam api unggun. Akhirnya para komentator itu justru berubah pikiran dan menganggap Paulus adalah dewa (Kisah Para Rasul 28:6).

Jangan ambil hati setiap pendapat orang. Sering kali komentar negatif hanyalah sebuah refleksi dari ketidakmampuan yang mereka rasakan terhadap diri sendiri; sama sekali tidak ada hubungannya dengan Anda. Atau, mereka kesulitan menerima cara berpikir Anda yang kurang populer menurut pandangan umum. Jadi, tetaplah lakukan yang terbaik sesuai dengan kebenaran yang Anda imani.

Karena pikiran kita adalah medan peperangan yang tiada henti, penting sekali untuk menjadikan Firman Allah sebagai dasar pertimbangan kita (Ibrani 4:12). Orang yang memiliki cara berpikir seperti Kristus (1 Korintus 2:15-16) akan meraih kemenangan demi kemenangan dalam hidupnya. Semangat!

*Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait: How to Train Your Mind: Melatih Pikiran agar Selalu Positif

Video inspirasi:

(Visited 273 times, 1 visits today)

Last modified: Aug 23

Close