Tinggi hati adalah dosa yang begitu halus, tetapi begitu dibenci Tuhan.
Jika Anda mendapat banyak kesuksesan, menjalani hidup yang berhasil, akan lebih sulit bagi Anda untuk percaya Tuhan. Apa yang Anda lakukan semua berbuah manis. Sulit untuk tidak berbangga dengan diri sendiri (Lukas 12:19).
Namun, ujung dari tinggi hati adalah kehancuran. Bagaimana kesombongan bisa menghancurkan seseorang?
Kisah Raja Uzia

Mari belajar dari kisah seorang raja yang jatuh karena tinggi hati. Namanya adalah raja Uzia.
Raja Uzia adalah salah satu raja Yehuda yang paling sukses. Ia mulai memerintah pada usia 16 tahun dan memerintah selama 52 tahun. Uzia dikenal sebagai raja yang sangat diberkati oleh Tuhan. Ia memenangkan banyak peperangan, memperluas wilayah kerajaannya, dan memperkuat pertahanan kota-kotanya. Kesuksesannya ini membuatnya terkenal dan dihormati oleh banyak orang.
Secara tampak luar, Uzia terlihat sebagai orang yang sukses. Apalagi, di dalam Alkitab, ia disebut “melakukan apa yang benar di mata Tuhan.” Apa yang kemudian terjadi?
Ternyata, keberhasilan dan kekuasaan yang besar ini membuat Uzia menjadi tinggi hati. Dalam 2 Tawarikh 26:16, disebutkan bahwa “Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak: ia berubah setia kepada Tuhan, Allahnya, dan memasuki bait Tuhan untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.”
Apa alasan ia berbuat begitu? Tak seorang pun tahu. Tetap saja, Uzia melanggar aturan Tuhan dengan melakukan pekerjaan yang seharusnya hanya dilakukan oleh imam. Kesombongannya membuatnya berpikir bahwa ia bisa berbuat seenaknya dan tetap mendapatkan berkat.
Namun, tindakannya ini mengundang murka Tuhan. Akibatnya, Uzia dihukum dengan penyakit kusta dan harus menjalani sisa hidupnya dalam pengasingan, terpisah dari rumah Tuhan dan rakyatnya.
Refleksi tentang Tinggi Hati
Kisah Uzia memberikan pelajaran penting tentang bahaya tinggi hati. Kesuksesan dan berkat yang kita terima bisa menjadi ujian bagi kerendahan hati kita. Ketika kita merasa terlalu percaya diri atau mulai berpikir bahwa semua yang kita capai adalah hasil usaha kita semata, kita sudah masuk ke dalam bahaya.
Tinggi hati adalah sifat yang sangat tidak disukai oleh Tuhan. Dalam Yakobus 4:6, tertulis,
”Allah menentang orang yang congkak,tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
Kesombongan atau tinggi hati menempatkan kita sebagai musuh Tuhan. Ngeri, bukan? Bayangkan jika Tuhan tidak memihak kita, siapa yang akan mendukung kita?
Akan tetapi, ada kabar baik. Dalam Matius 23:12, Yesus berkata, “Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” Pesan ini sangat jelas: Tuhan menghargai kerendahan hati dan akan menurunkan mereka yang sombong.
Menghindari Kesombongan

Menghindari tinggi hati bukanlah hal yang mudah, terutama di dunia yang seringkali memuja kesuksesan dan pencapaian. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk menjaga kerendahan hati:
1. Bersyukur
Dengan bersyukur, kita mengerti bahwa semua yang kita punya datang dari Tuhan. Ucapkan syukur setiap hari atas apa yang telah diberikan kepada Anda. Dalam 1 Tesalonika 5:18, kita diajarkan untuk “mengucap syukur dalam segala hal.”
2. Menyadari Keterbatasan
Sadarilah bahwa kita semua memiliki keterbatasan dan membutuhkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:5, “Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
3. Memberi
Dengan memberi, kita jadi tahu bahwa dunia tak melulu tentang diri kita sendiri. Yesus sendiri memberi teladan dalam Matius 20:28, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.”
4. Refleksi
Luangkan waktu untuk merenungkan tindakan dan motivasi kita. Mintalah Tuhan untuk menunjukkan area-area dalam hidup kita di mana kita mungkin telah membiarkan kesombongan tumbuh. Seperti dikatakan Daud di Mazmur 139:23-24, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”
5. Belajar dari Orang Lain
Dengarkan nasihat dan kritik dari orang lain dengan hati terbuka. Orang lain bisa membantu kita melihat area-area dalam hidup kita yang perlu diperbaiki. Dalam Amsal 15:31, disebutkan, “Telinga yang mendengar teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.“
Hindari Tinggi Hati, Yuk Rendah Hati
Tinggi hati adalah sifat yang dapat menghancurkan.
Kisah raja Uzia mengingatkan kita bahwa berkat dan kesuksesan bisa menjadi ujian bagi kerendahan hati kita. Oleh karena itu, kita harus waspada – agar hati kita tetap benar.
Mari kita terus berusaha untuk hidup dalam kerendahan hati, agar kita selalu berkenan di hadapan Tuhan.
Related articles:
- Daud dan Godaan: 3 Do’s to Defeat Temptations
- Goliat dan Sebuah Pelajaran tentang Kesombongan
- 7 Tanda Hati yang Keras, Kenali Sedini Mungkin
- Menjadi Orang yang Berkenan di Hati Tuhan
–
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Jul 23