Membangun keluarga bahagia adalah membangun rasa optimis sepanjang waktu. Mencintai satu sama lain tanpa batas tanpa syarat.
“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu–ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” – Ef 6:1-3
Sebuah keluarga adalah sebuah tim kecil yang bisa melihat kebutuhan satu sama lain. Lalu, apakah sajakah yang dilakukan keluarga bahagia?
1. Keluarga bahagia selalu punya tradisi atau ritual yang unik
Apakah keluargamu punya tradisi unik yang mungkin tidak dilakukan keluarga lain? Misalnya nonton film bareng di rumah setiap Jumat malam? Dengan film yang ditentukan bergantian. Atau membuat resep baru di Sabtu pagi dengan bahan yang tidak direncanakan? Mungkin bagi orangtua ini tidak terlalu penting. Tapi bagi anak-anak ini adalah cerita yang akan mereka pamerkan ke semua teman – teman bahkan hingga mereka dewasa. Bicara soal tradisi, keluarga bahagia juga mampu menghormati yang tua dan menghargai yang muda. Momen berkumpul dan saling memberi hadiah adalah hal yang tidak bergeser walaupun zaman berubah. Ada ikatan emosional yang tetap dijaga bertahun-tahun. Melewati semua generasi. Punya tradisi berarti juga memegang nilai-nilai baik yang dipelihara dalam keluarga.
2. Keluarga bahagia sering berkumpul di meja makan
Kapan terakhir kali kalian berkumpul di satu meja? Makan sesuatu yang enak sambil bercerita. Tentunya semua orang punya porsi bercerita yang sama. Keluarga yang bahagia mampu menempatkan semua anggota keluarga sebagai penyumbang keputusan. Menurut penelitian kebanyakan keluarga yang sehat ternyata punya kebiasaan makan malam bersama. Atau kalau tidak sempat makan malam, boleh juga diganti dengan sarapan pagi. Mungkin akan sedikit ribet. Tapi ribet bersama kan juga menyenangkan. Punya banyak waktu di meja makan berarti juga punya banyak waktu untuk melihat setiap anggota keluarga dari dekat. Kedekatan bisa memampukan kita membaca keinginan yang tidak diucapkan. Ketika anak meminta sepeda bisa jadi sebenarnya dia ingin lebih banyak waktu bermain. Bisa jadi dia sedang merasa kalah dengan teman-temannya. Mengetahui kebenaran sesungguhnya membuat orang tua bisa memilih nilai yang sedang butuh diajarkan.
3. Keluarga Bahagia Punya Koleksi Permainan Seru
Keluarga bahagia punya jadwal rutin untuk sekadar bermain bola atau berenang. Bermain kartu dengan hukuman bagi yang kalah juga membawa cerita seru buat keluarga. Sesekali boleh juga hunting permainan yang seru di luar ruangan untuk mengganti suasana. Saat-saat bermain adalah saat semua orang bisa rileks dan santai. Lebih mudah untuk saling mengenal satu sama lain ketika kita sedang bahagia. Siapa teman baru anak Anda? Apa yang dia tidak sukai dari Anda? Apakah menu makan akhir-akhir ini sangat lezat atau anak-anak mulai bosan? Semuanya bisa digali tanpa menyinggung satu sama lain.
4. Keluarga Bahagia mengerjakan segala sesuatu sebagai bonding time
Kegiatan membersihkan rumah walaupun kadang terasa menyebalkan tapi sangat baik untuk mempererat anggota keluarga. Keluarga bahagia adalah keluarga yang menjadikan agenda bersih-bersih sebagai alasan untuk bicara dan saling meminta tolong satu sama lain. Hal ini juga akan membuat seluruh keluarga tahu artinya saudara. Semakin kita paham apa artinya satu keluarga, satu rumah, maka semakin gampang terdengar ucapan “Iya memang sulit. Aku dulu juga di kelas satu gitu. Coba cari teman yang lain aja kaya Kakak dulu.”
“Ada diskon bola basket di toko. Kakak harus ke sana kan bola Kakak sudah rusak.”
Bentuk perhatian yang muncul karena kita sudah saling mengenal satu sama lain.
5. Keluarga Bahagia punya kebiasaan berefleksi atau berdoa bersama
Tidak peduli apa pun agama dan kepercayaannya, punya waktu bersama untuk berdoa atau berefleksi sangat penting dilakukan. Hal ini akan membuat sesama anggota keluarga saling memahami. Anak-anak akan belajar bersyukur dan berterima kasih atas semua yang diterima.
Saling mendoakan dan mengoreksi diri adalah juga bicara soal keyakinan. Soal iman. Anak-anak yang selalu diajarkan soal keagungan pencipta akan belajar menghargai makhluk lain dengan sama baiknya. Dia akan memandang makhluk lain sebagai pribadi yang unik. Melayani makhluk lain bisa alternatif pilihan yang dilakukan untuk membangun iman. Anak-anak akan tahu bahwa semua manusia punya keterbatasan. Semua orang membutuhkan orang lain untuk hidup meskipun Anda memberinya segala fasilitas.
“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” – Yosua 24:15
6. Keluarga Bahagia memberi pelukan sesering dan sebanyak mungkin
Keluarga bahagia terbiasa memberi pelukan sebanyak-banyaknya. Jika sesama anggota keluarga tidak segan untuk saling memeluk maka ketika ada hal yang sulit datang, masing-masing-masing bisa menjadi supporter untuk yang lain. Kalimat, ‘kita ini kan satu keluarga’ menjadi sangat kuat. Keluarga yang menikmati banyak sentuhan akan jauh lebih sehat dan rentan terhadap stress.
Memberi banyak sentuhan terutama untuk anak-anak yang masih kecil adalah signal bahwa ia dicintai tanpa syarat. Anak-anak belum bisa mencerna banyak kata-kata juga emosi dirinya yang muncul tiba-tiba. Memberi banyak sentuhan dan mengurangi kata-kata akan membuatnya merasa disayang dan diterima apa pun kondisinya.
7. Keluarga Bahagia tertawa bersama-sama
Mencari bahan untuk ditertawakan tidak selalu harus sesuatu yang jauh dari luar. Keluarga yang banyak menghabiskan waktu bersama akan otomatis punya banyak hal untuk dijadikan bahan yang lucu. Misalnya menertawai kelakuan norak ibu di toko busana, atau meniru suara adik ketika pilek. Keluarga yang dekat seringkali punya julukan-julukan aneh sesama anggota keluarga. Si centil, si rakus, si jagoan. Keunikan nama ini membuat keluarga punya identitas yang beda dari keluarga lain.
Nah, sekarang bagaimana apakah ciri-ciri ini sudah ada di keluargamu? Kalau belum, selamat mencoba. Apakah ada hal-hal unik yang dilakukan keluargamu untuk bisa menjadi keluarga bahagia? Boleh berbagi dengan kami di link ini. Kalau kamu merasa belum mengalami keluarga yang bahagia, kami juga punya solusi yang terbaik untukmu.
* Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official: WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official
Artikel terkait: Nama Panggilan Kesukaan Tuhan adalah “Bapa”
Video inspirasi: