Written by • Aug 21• 10:58 am• Devotionals, Biblical Talk, Character, Lifestyle, Self Development, Spiritual Life

Doa Syafaat: Rahasia Besar dalam Berdoa untuk Orang Lain

Pernahkah Anda memanjatkan doa syafaat? Biasanya, di gereja, ini adalah doa yang terakhir dipanjatkan sebelum tutup ibadah. Tak heran, doa yang satu ini sering terpinggirkan. Padahal, doa syafaat adalah sebuah doa yang luar biasa.

Apa Arti Doa Syafaat?

Doa syafaat adalah jenis doa yang diajukan oleh seseorang untuk orang lain. Dengan kata lain, ketika kita berdoa syafaat, kita tidak hanya berdoa untuk kebutuhan pribadi kita, tetapi kita meminta Tuhan memberkati mereka. Seperti yang dikatakan dalam 1 Timotius 2:1, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang.“

Juga, di Efesus 6:18 dikatakan, “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.” Jadi jelas, firman Tuhan menasihatkan kita untuk berdoa demi kebaikan orang lain.

Mengapa Doa Syafaat Penting?

Jujur, jauh lebih mudah untuk berdoa untuk diri sendiri. Berkati saya, berkati karier saya, berkati usaha saya, berkati keluarga saya, dan seterusnya. Tentu, bukan tidak boleh kita berdoa untuk diri sendiri. Namun, berdoa bagi orang lain menunjukkan kita punya hati seperti hati Tuhan, yakni hati yang berbelas kasihan bagi orang lain (Mazmur 145:9).

Jadi, melalui doa syafaat, kita berdoa seperti apa yang Tuhan kehendaki dengan menunjukkan hati yang mengasihi sesama.

Ada banyak contoh syafaat dalam Alkitab. Namun, salah satu yang terpenting adalah ketika Abraham berdoa untuk kota Sodom (Kejadian 18:16-33).

Abraham meminta Tuhan untuk tidak menghancurkan kota itu, jika ada orang benar di dalamnya. Beberapa kali Abraham melakukan tawar menawar dengan Tuhan. Memang, pada akhirnya Tuhan membinasakan Sodom. Akan tetapi, hati Abraham yang peduli dengan orang-orang di dalamnya patut diteladani.

Empat Pihak yang Bisa Kita Doakan

Siapa saja yang bisa kita doakan? Berikut empat contohnya.

Keluarga dan Teman. Kita bisa mulai dengan keluarga dan teman-teman. Kita mengenal mereka dengan baik, dan tahu tentang pergumulan mereka. Sudah sepantasnya kita mendoakan apa yang mereka butuhkan atau khawatirkan. Mulailah dengan mendoakan ayah, ibu, sepupu, teman-teman, atau teman gereja.

Pemimpin dan Otoritas. Dalam 1 Timotius 2:2 kita dianjurkan untuk mendoakan “untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.” Berdoa untuk pemimpin kita mengingatkan kita bahwa otoritas mereka datang dari Tuhan dan bahwa mereka membutuhkan hikmat dan petunjuk dari-Nya. Ingatlah bahwa Tuhan punya kendali penuh atas para pemimpin (Amsal 21:1).

Mereka yang Menderita dan Terpinggirkan. Tuhan Yesus sering kali ditemukan di antara mereka yang menderita dan terpinggirkan. Dengan mendoakan mereka, kita berbelas kasihan dan meminta Allah memenuhi kebutuhan mereka, seperti Ia memenuhi kebutuhan kita. Seperti yang disebutkan dalam Mazmur 140:13, “Aku tahu, bahwa Tuhan akan memberi keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin.”

Musuh-musuh Kita. Yesus mengajarkan kita, “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Matius 5:44). Ini mungkin adalah salah satu bagian paling sulit dalam doa syafaat. Ini karena kita cenderung meminta keadilan, bukannya menunjukkan kasih. Namun, dengan mendoakan musuh, kita menunjukkan kasih tanpa batas yang telah diberikan Tuhan kepada kita.

Berdoa Sesuai Kehendak Tuhan

Doa syafaat adalah cara kita berdoa sesuai kehendak Tuhan. Bukan lagi kepentingan sendiri yang kita bawa, melainkan apa yang orang lain butuhkan. Kita pun mampu melihat dunia dengan mata Tuhan, yang penuh dengan kasih kepada semua orang, bahkan orang yang jahat atau hina sekalipun.

Dengan berdoa syafaat, kita mengungkapkan kasih yang sangat dalam. Oleh karena itu, ketika Tuhan mengetuk pintu hati kita untuk berdoa, jangan biarkan. Segera ambil waktu dan doakan siapa saja yang Tuhan bisikkan kepada hati kita.

–