[vc_row][vc_column][vc_column_text]Istilah quarter life crisis akhir-akhir ini banyak beredar di kalangan orang muda. Dalam periode ini, kita sering merasa khawatir, bingung, kehilangan arah, atau tidak tahu ke mana tujuan hidup kita.
Saya sendiri pernah mengalaminya. Sewaktu memasuki usia 25 tahun, saya merasa belum menjadi apa-apa. Sementara, teman-teman atau orang seumuran saya sudah memiliki banyak pencapaian. Ada yang sudah menjadi direktur, punya usaha sendiri, kuliah di luar negeri, atau jadi artis tenar. Lalu saya? “Cuma” pegawai kantor biasa.
Saya semakin insecure ketika melihat orang-orang berusia lebih muda yang bahkan lebih sukses daripada saya. Jadi, selama dua puluhan tahun terakhir ini, apa saja yang sudah saya hasilkan / lakukan? Masa muda saya sungguh tersia-siakan. Pendek kata, saya merasa telah membuang periode terbaik dalam hidup begitu saja.
Inilah sedikit gambaran tentang quarter life crisis. Apakah Anda familier dengan perasaan ini? Bagaimana cara mengenali gejala quarter life crisis, dan apa solusinya?
Apa itu Quarter Life Crisis?
Quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah masa ketika orang-orang muda, dalam rentang usia 18-30 tahun, mengalami kegamangan, kekhawatiran, dan ketidakpastian dalam hidup. Di puncak periode dewasa muda ini, seseorang mulai meninjau apa yang telah ia lakukan, dapatkan, serta bagaimana masa depannya. Kekhawatiran pun berdatangan, mulai dari perihal karier, percintaan, kehidupan sosial, hingga tujuan hidup.
Saya pernah bermimpi akan punya pekerjaan yang stabil, rumah, dan menikah di usia 25 tahun. Kenyataannya, menjelang 30 tahun, semua itu belum juga terwujud. Mungkin Anda juga merasakan hal serupa. Anda bingung atau tak yakin apakah sudah berada di jalan yang benar. Waktu terus berjalan, membuat kekhawatiran Anda kian bertambah.
Pernah tidak Anda bertanya-tanya, apa penyebab quarter life crisis ini?
Penyebab Krisis Seperempat Abad
Krisis seperempat abad terjadi karena adanya pandangan bahwa rentang usia ini adalah masa keemasan dalam hidup, sehingga semua impian Anda harus terwujud sekarang juga.
Ada dua faktor yang menjadi pemicunya, yakni faktor sosial dan biologis.
Secara sosial, kemudahan akses internet dan maraknya konten digital membuat banyak orang percaya bahwa kesuksesan dapat diraih dengan cepat. Selain itu, media sosial membuat kita dengan mudah melihat pencapaian orang lain.
Kedua hal ini tentunya bisa berdampak negatif. Pertama, mereka yang tidak sukses cenderung menjadi cepat minder. Kedua, kita gampang tergoda untuk membandingkan diri dengan orang lain. Kombinasi keduanya—ingin cepat sukses dan membandingkan diri—akhirnya membuat kita jatuh dalam kekhawatiran.
Secara biologis, perkembangan tubuh kita juga berperan dalam memunculkan quarter life crisis.
Pada anak-anak, area prefrontal cortex (bagian otak yang mengatur pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan kontrol emosi) lebih elastis. Inilah sebabnya anak kecil dan remaja suka mencoba hal-hal baru tanpa peduli risikonya.
Menginjak usia 20 tahun ke atas, prefrontal cortex secara bertahap menjadi lebih kaku. Alhasil, kemampuan seseorang untuk menimbang risiko dan melihat jauh ke depan menjadi lebih besar. Akibatnya, orang-orang muda lebih mudah cemas dan cenderung memikirkan pencapaian.
Lalu, bagaimana caranya mengatasi sindrom quarter life crisis ini?
Minta Petunjuk Tuhan
Mengetahui ke mana arah hidup Anda bisa mengurangi kekhawatiran dalam quarter life crisis. Masalahnya, bagaimana kita bisa tahu bahwa arah yang kita pilih itu tepat? Bagaimana mengetahui bahwa Anda sudah berada di jalan yang benar?
Cara termudah mengetahui hal ini adalah dengan meminta petunjuk Tuhan. Seperti yang dikatakan Yakobus 1:5, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, —yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” Ya, Anda bisa berdoa dan bertanya secara spesifik tentang arah yang Tuhan kehendaki bagi Anda.
Jawaban dari Tuhan mungkin tidak datang secara instan, tetapi selalu tepat pada waktu-Nya. Bisa jadi, setelah beberapa waktu, Tuhan baru menunjukkannya kepada Anda. Namun, jangan berkecil hati. Apa pun yang Dia ilhamkan dalam hati Anda, lakukanlah itu. Jangan takut untuk mencoba. Carilah apa yang menjadi panggilan atau kebutuhan Anda. Percayalah, bahwa suatu saat nanti rencana Tuhan akan menjadi nyata dalam hidup Anda.
Stop Bandingkan Diri dengan Orang Lain
Akan selalu ada orang yang lebih baik daripada Anda. Orang dengan jabatan atau gaji lebih tinggi, yang mobil atau ponselnya lebih bagus, punya keadaan finansial lebih baik, dan seterusnya. Media sosial berpengaruh dalam memicu perasaan ‘rumput tetangga selalu lebih hijau.’ Akibatnya, Anda berpikir, “Apa yang ia punya, aku juga harus punya.”
Kebiasaan membanding-bandingkan diri akan merugikan kita. Anda jadi sulit menghargai diri sendiri. Anda juga terdorong untuk menginginkan apa yang dimiliki orang lain, alias iri hati.
Semakin Anda memendam keinginan untuk menjadi “lebih,” semakin besar risiko Anda jatuh ke dalam dosa. Firman Tuhan dalam Yakobus 1:14-15 berkata, “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”
Jadi, bagaimana cara mengatasinya?
Jawabannya ada di Ibrani 13:5: Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Jika Anda merasa cukup di dalam Tuhan, Anda akan terjaga dari iri hati dan kedengkian.
Paulus adalah salah satu teladan hidup dalam kecukupan. Ada banyak alasan baginya untuk takut—ia diburu, disiksa, dipenjara, bahkan beberapa kali hampir mati. Namun, apa reaksi Paulus?
“Sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.” – Filipi 4:11
Paulus tak lagi berumur dua puluhan, juga tidak sedang mengalami quarter life crisis. Namun, jika kita tidak belajar mencukupkan diri dari sekarang, di masa yang akan datang pun kita takkan pernah merasa cukup. Karena, alaminya manusia selalu ingin lebih dan lebih.
Tentu tak mudah untuk menjadi puas di tengah maraknya gaya hidup hedonisme yang selalu ingin menjadikan Anda konsumen. Namun, ketika Anda sadar bahwa kebahagiaan sejati ada dalam kecukupan di dalam Tuhan, Anda takkan tergoda untuk membanding-bandingkan diri.
Jangan Khawatir dan Peganglah Janji Tuhan
Salah satu ciri quarter life crisis adalah munculnya rasa khawatir berlebihan. Apa yang sudah Anda rencanakan jauh-jauh hari, belum tentu akan berhasil. Kita tak pernah tahu pasti apa yang terjadi esok hari.
Tak heran banyak orang muda yang cemas akan hari depan. Umur sudah matang, tetapi belum ada pencapaian. Pekerjaan masih sama saja seperti tahun-tahun kemarin. Belum lagi, urusan jodoh atau masalah dalam hubungan asmara.
Akan tetapi, di tengah ketidakpastian, ketidakstabilan, dan permasalahan yang tak hentinya datang, di sinilah hati Anda diuji: beranikah Anda menaruh harapan Anda pada Tuhan dan janji-janji-Nya?
Untuk menghadapi krisis ini, pertama-tama, berpeganglah pada 1 Korintus 10:13b: “Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.” Apa pun yang Anda alami saat ini, Tuhan tidak akan menimpakan kepada Anda hal-hal di luar kekuatan Anda!
Kedua, ingatlah Matius 6:26: “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” Jika Tuhan memberi makan burung-burung, tentu Dia juga akan mencukupi kebutuhan Anda.
Tentu, bekerja dan merencanakan masa depan adalah dua hal yang wajib Anda lakukan. Namun, ketika ketakutan itu datang, berpeganglah janji-janji Tuhan. Hal ini akan mengikis quarter life crisis Anda. Percayalah, Tuhan akan memenuhi apa yang Anda butuhkan tepat pada waktunya.
–
Pada akhirnya, janganlah berkecil hati. Sekalipun Anda belum mencapai apa yang Anda impikan di usia 20-an ini, percayalah bahwa Tuhan punya rencana indah buat Anda. Mintalah petunjuk-Nya, selalu cukupkan diri dengan apa yang Tuhan beri, tak perlu khawatir berlebihan, peganglah janji-janji-Nya, dan niscaya Anda dapat mengatasi krisis ini.
Lagi pula, siapa bilang hidup hanya indah di usia 20-an? Hidup Anda tidak berhenti sampai di sini. Selama Anda mau bertumbuh, selama itu juga Anda akan terus menjadi lebih baik.
Proses hidup setiap orang berbeda. Siapa tahu, mungkin laju hidup Anda akan melesat di tahun-tahun berikutnya? The best is yet to come. Yang terpenting, lakukan bagian Anda, dan biarkan Tuhan melakukan bagian-Nya. Tuhan bisa memakai Anda, tak peduli berapa pun usia Anda.
Jadi, segera atasi quarter life crisis Anda, and live your life to your fullest! Ayo, nikmati dan manfaatkan setiap momen dan kesempatan di usia emas ini dengan sebaik-baiknya!
–
Referensi:
www.inverse.com/article/33753-brain-changes-health-25-quarter-life-crisis-neurology
www.idntimes.com/life/inspiration/vita/tanda-quarter-life-crisis/1
www.alodokter.com/memahami-quarter-life-crisis-dan-cara-menghadapinya-
Related Articles:
- Hidup Ceria Tanpa Terikat Kondisi dengan 3 Langkah Ini
- Bertumbuh Secara Seimbang sebagai Seorang Introver
- Memaknai Kemerdekaan: Sudahkah Anda Merdeka Secara Rohani?
- 7 Tanda Hati yang Keras, Kenali Sedini Mungkin
- Adaptasi Kebiasaan Baru, Berdamai dengan Gaya Hidup Baru
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok:https://link.gkdi.org/tiktok
Last modified: Aug 2