Merdeka! Bebaskan Diri dengan Pola Hidup Sehat

Apa makna merdeka bagi Anda? Bebas dari penjajahan kumpeni? Lepas dari ketakutan? Bebas berekspresi?

Bagi saya, merdeka punya banyak makna. Salah satunya, kebebasan memilih makanan. Bukan berarti saya bebas menyicipi apa saja sesuka hati, melainkan dapat menentukan makanan terbaik bagi tubuh saya. Menyantap apa yang kurang disuka dan menghindari yang disuka demi satu tujuan: pola hidup sehat. Semakin sehat fisik manusia, semakin besar probabilitas panjang umurnya. Kecuali, tentu, ada faktor-faktor lain di luar kuasa kita.

Orang Kristen sering terpaku pada sebuah ungkapan di Mazmur, bahwa umur manusia hanya 70 tahun, dan jika kuat, 80 tahun (Mazmur 90:10). Berbekal keyakinan ini, banyak di antara kita yang merasa tua, tak berdaya, bukan masanya lagi berkarya, bahkan di usia empat puluh tahunan.

Di pihak lain, dalam Kejadian 6:3, Tuhan mengatakan, “Umur manusia akan 120 tahun saja.” Allah tidak pernah menetapkan umur manusia hanya 70-80 tahun. Pernyataan Musa soal usia adalah ungkapan perasaannya lewat doa, saat melalui banyak pergumulan menuju Tanah Perjanjian. Musa sendiri menggenapi firman Tuhan dengan meninggal di usia 120 tahun (Ulangan 34:7).

Di sisi lain, angka harapan hidup di Indonesia mendekati pernyataan Musa, yaitu 71,7 tahun. Namun, bukan berarti kita sebagai orang Kristen harus mengamini data tersebut. Memasuki usia tujuh puluh, kita lantas berpikir, “Sudahlah, jangan macam-macam. Duduk anteng saja menunggu ajal menjemput.”

pola hidup sehat - gkdi 1

Pemikiran itu tak berlaku bagi segelintir orang yang tetap berkarya di usia lanjut. Lihat saja Bill Gates, yang aktif bekerja di usia enam puluhan. Atau, Bambang Hartono, yang menyumbangkan medali perunggu untuk cabor bridge di ASEAN Games 2018 di usianya yang ke-78. Mereka tetap produktif tanpa terlalu memusingkan usia.

Mari tilik diri masing-masing. Apakah kita termasuk orang yang selalu merasa sudah tua? Lalu, di usia empat puluhan mulai berpikir berhenti melayani dan beristirahat?

Bagaimana agar prinsip “life begins at forty” tidak terbalik jadi “life ends at forty”?

Pola hidup sehat = disiplin iman

Allah memandang manusia ciptaan-Nya sebagai sesuatu yang sangat baik, karena kita diciptakan sesuai gambar dan rupa-Nya (Kej 1:31). Lebih istimewa lagi, Roh Kudus mau bersemayam dalam diri manusia. (1 Kor 3:16).

Nah, kalau Tuhan Semesta Alam tinggal di dalam kita, bukankah kita perlu lebih serius lagi menjaga tubuh? Tidak sekedar menjaganya tetap kudus, tetapi juga memelihara kesehatannya. Pola hidup sehat adalah wujud syukur dan penghargaan kita terhadap Sang Tuan Rumah.

“Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat.” (Ef 5:29)

Dengan menjadi pengikut Kristus, kita menyelaraskan hidup dengan aturan dan disiplin Allah. Dia suka murid-murid-Nya hidup tertib (2 Tes 3:11). Dalam hal ini, pola hidup sehat.

Namun, mereka yang bekerja di kota besar kerap mengalami kesulitan menjalankannya. Seharian duduk di depan komputer, ditambah stres berjam-jam terjebak kemacetan sepulang kerja. Tidur larut, bangun pagi buta. Tidak sempat olahraga, apalagi mengonsumsi makanan sehat.

pola hidup sehat - gkdi 2

Pola hidup tak tertib buruk bagi kesehatan. Pencernaan tidak lancar, tumpukan lemak, serta pembuangan racun yang kurang optimal lambat laun mengganggu kinerja organ-organ tubuh. Salah satu indikatornya adalah penambahan berat badan. Pendapat “gendut tak mengapa, yang penting sehat” jelas keliru. Ibarat mobil yang paling canggih sekalipun, jika terus-menerus dibebani kapasitas berlebih akan cepat rusak.

Saat tubuh mengalami overload, jangankan menjangkau jiwa, ibadah pun kita lewatkan karena sakit-sakitan. Terlebih, bagaimana kita bisa meyakinkan orang untuk mengikuti Kristus, kalau kita sendiri tidak disiplin? Para pahlawan dahulu mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan negeri ini. Kenapa kita, para pahlawan iman, susah mengekang hawa nafsu demi kesehatan sendiri?

Sudah sepatutnya para murid Yesus belajar mendisiplinkan diri. Kita perlu belajar mencintai proses. Jangan terobsesi dengan hasil. Ingin sehat dan langsing, tapi tidak menakar porsi santapan dan kualitas nutrisi. Kita malah beralih ke metode diet ‘pemalas’. Mengandalkan produk yang tak terjamin standar keamanannya. Alih-alih berhasil, daftar penyakit malah bertambah.

Libatkan Tuhan dalam usaha membangun gaya hidup sehat

Kalau Tuhan adalah Penghuni, bahkan Tuan Rumah tubuh kita, libatkanlah Dia dalam usaha menjalanan pola hidup sehat. Di dalam Tuhan, kita dapat menemukan hikmat, serta tekad kuat untuk mengubah kebiasaan buruk. Terapkan pola hidup sehat tidak hanya secara berkala, tetapi seumur hidup. Dengan demikian, motivasi kita kekal, tidak emosional atau sesuai mood. Niscaya kita takkan mudah tergoda kemalasan dan ketidakdisiplinan, meski lingkungan tidak mendukung. Karena tujuan akhir kita adalah Tuhan, bukan diri sendiri.

Simak langkah-langkah pola hidup sehat bagi para pejuang iman:

1. Tanamkan mindset: Saya masih muda!

pola hidup sehat - gkdi 3

Langkah pertama membangun pola hidup sehat adalah mengubah mindset. Tanamkan keyakinan, “Aku masih muda, masih kuat berkarya dan bisa diandalkan.” Mindset yang benar akan melahirkan perilaku yang benar.

Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Berapapun usia kita sekarang, kita bisa berbenah. Jangan abaikan alarm tubuh—tidak enak badan, masuk angin, sakit kepala, pegal-pegal, dan lain sebagainya. Saatnya jeli dan peka dengan kebutuhan fisik. Jalin komunikasi dengan Tuhan dan diri sendiri agar dapat melakoni hidup sehat.

2. Jauhi godaan dan dekati komunitas yang sehat

pola hidup sehat - gkdi 4

Tidak seorang pun yang dapat membelenggu kita, kecuali diri sendiri. Kenali kelemahan-kelemahan Anda, dan jauhi hal-hal yang menjerumuskan. Jangan seperti Hawa dan Adam yang penasaran dengan buah pohon terlarang, padahal ada ribuan pohon lain di Taman Eden. Akibatnya, mereka dipengaruhi keinginan daging dan jatuh ke dalam dosa.

Kalau Anda sulit menahan keinginan jajan, batasi frekuensi wisata kuliner. Sebaliknya, cari teman dengan visi yang sama. Ciptakan komunitas yang sehat. Buat goal yang jelas. Saling mendukung dan mengingatkan agar tetap berada di jalur yang benar. Saling mengapresiasi dan menginspirasi ketika goal-goal tercapai. Tantang satu sama lain untuk meraih goal berikutnya.

Orang akan lebih tertarik mendekati komunitas berisi individu-individu yang sehat dan semangat, ketimbang yang suka mengeluh dan merasa tua.

3. Ciptakan kebiasaan sehat

pola hidup sehat - gkdi 5

Akan selalu ada menu baru di tempat-tempat kuliner. Akan selalu ada promosi dan diskon menggoda. Tidak perlu merasa tertuntut, apalagi takut dianggap “nggak kekinian” karena belum mencoba semua.

  • Selektif memilih makanan
    Menjalani pola hidup sehat bukan berarti tidak boleh makan di restoran atau teraliensi dari pergaulan. Kita hidup normal, tetapi menjalaninya dengan lebih sadar. Lekas kembali ke rel saat sesekali jatuh dari gerbong. Ketika ada acara dadakan atau tugas di luar yang membuat kita terpaksa mengkonsumsi sembarang makanan, jangan merasa bersalah. Kita ‘bersihkan’ dengan kembali ke pola dan komunitas yang sehat.
  • Berolahraga di mana saja
    Males antre dan berdesak-desakan di lift? Cobalah sesekali naik tangga. Sedikit ngos-ngosan tidak apa, yang penting jantung sehat (tapi pastikan Anda diizinkan berkegiatan demikian oleh dokter, ya). Ketimbang nongkrong di kafe, lebih baik janjian olahraga bareng. Olahraga tidak harus di pagi hari atau berbayar, lho. Pilih alternatif waktu untuk berolahraga yang cocok untuk Anda.
  • Manfaatkan teknologi
    Gunakan teknologi sebagai pendukung pola hidup sehat. Daripada menjejali gawai Anda dengan puluhan games, unduh satu-dua aplikasi untuk memantau indikator jasmani, misalnya jumlah langkah, detak jantung, dan lain sebagainya.Bagi Anda penyuka smartwatch, ketahui bahwa gelang pintar Anda bukan hanya untuk gaya-gayaan. Pelajari fitur sedentary alert-nya. Fitur ini mengirimkan pengingat kepada si pemakai untuk melakukan gerak fisik setiap beberapa puluh menit sekali. Entah sekadar meregangkan leher, tangan, dan kaki, atau berjalan keliling ruangan. Ada banyak aplikasi kesehatan yang bisa Anda unduh di ponsel.

4. Buat jurnal makanan

pola hidup sehat - gkdi 6

Catat detail hidangan yang Anda konsumsi setiap hari—di buku atau notes ponsel. Anda akan sadar apa saja yang Anda lahap dalam sehari. Terkadang kita mengira sudah membatasi camilan berlemak dan bergula, tapi ternyata sudah cheating berkali-kali dan melupakannya.

Pasang wajah ceria dan berterima kasihlah kepada setiap buah dan sayuran yang kita santap. Makanan sehat mengantarkan kita pada kualitas hidup baik, kesehatan prima, bahkan kalau Tuhan berkenan, umur panjang.  

Kalau setelah membaca tulisan ini ada yang terdorong untuk menjalani pola hidup sehat, saya ucapkan, “Selamat menjemput kemerdekaan!” Namun, kalau terasa berat, mungkin saja kita belum siap merdeka. Bukan dari penjajahan kumpeni, melainkan penjajahan hawa nafsu (Yakobus 4:1).

Ingatlah, masih banyak perkara yang lebih penting daripada memanjakan lidah dan mengenyangkan perut.

Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” (Roma 14:17)

Jangan lupa, isikan terus nutrisi rohani ke alam bawah sadar kita dengan baca firman. Yakini janji-janji Tuhan akan masa depan penuh harapan. Janji yang dapat kita raih dan nikmati kalau kita sehat dan berumur panjang. Merdeka!

Artikel ini diedit dari juara favorit kategori marrieds (Lidia Kandou Sianturi) dalam GKDI Writers Day 2018.

* Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official: WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait: Panduan Doa Kristen Menurut Perikop ‘Doa Bapa Kami’

Video inspirasi: