Written by Lidia Kandou Sianturi 9:12 am Devotionals, Marriage, Relationship • 2 Comments

Ke Mana Hilangnya Perhatian Mesra Itu?

perhatian

“Halo, apa kabar? Kamu di mana? Lagi ngapain? Sudah makan?”

Kalimat-kalimat pamungkas ini biasa dilancarkan saat seseorang masih dalam tahap PDKT (pendekatan). Pertanyaan penuh minat tersebut biasanya membuat yang ditanya merasa terbang ke awan, alias tersanjung. Tak heran, banyak orang terpincut dengan si pujaan hati dengan alasan: Dia perhatian banget. So sweet, deh, pokoknya.”

Sayangnya, pria-pria yang menanyakan kabar serutin minum obat (tiga kali sehari) bahkan lebih, sering kali menjelma menjadi suami yang cuek di kemudian hari. Setelah menikah, sang istri terdampar dalam kesepian, mengharapkan pertanyaan-pertanyaan manis yang entah kapan terakhir kali diucapkan oleh suaminya. Demikian pula sebaliknya, ada suami yang bertanya-tanya, ke mana perginya sosok wanita yang dulu begitu perhatian kepadanya?

Kenapa perhatian spesial yang kita berikan kepada pasangan luntur setelah menikah? Bagaimana cara menyikapinya?

Perhatian, Siapa yang Tidak Suka?

perhatian - gkdi 1

Anda mungkin pernah mendengar anekdot tentang sepasang pria dan wanita yang makan berdua di restoran.

Kalau pasangan ini makan pelan-pelan sambil mengobrol, lalu sesekali saling memandang dan tersenyum, hampir dapat dipastikan mereka sedang pacaran. Namun, kalau keduanya makan dengan lahap, fokus pada piring masing-masing hingga nyaris tidak bicara satu sama lain, besar kemungkinan mereka adalah pasangan suami-istri.

Banyak orang kehilangan sisi romantis mereka setelah bertahun-tahun menikah—romantis di sini merujuk pada keramahan, kelemahlembutan, dan kemesraan yang tulus kepada pasangan. Mereka makan bersama sekadar untuk mengisi perut, bukan karena ingin menikmati hidangan dan suasana dengan pasangan.

Tak jarang, timbul rasa sungkan untuk menunjukkan perhatian-perhatian kecil seperti waktu masih pacaran. “Ah, kami sudah tua, bukan masanya lagi begitu,” ada yang mungkin beralasan demikian.

Meskipun tidak menikah, Rasul Paulus punya pandangan bijak tentang relasi suami-istri. Menurutnya, mereka yang sudah menikah semestinya berjuang untuk menyenangkan pasangan.

“Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya.” – 1 Korintus 7:33

Bukan hanya suami, istri pun perlu berjuang untuk melakukan hal-hal yang disukai suaminya.

“Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.” 1 Korintus 7:34b

Jadi, jelaslah bahwa perhatian bukan hanya milik orang yang pacaran. Justru suami dan istrilah yang perlu lebih menyenangkan pasangan. Dan, siapa yang tidak senang diberi perhatian spesial oleh pasangan mereka?

Cinta (Tidak) Perlu Diucapkan?

perhatian - gkdi 2

Ketika ditanya kenapa perhatian untuk pasangan diabaikan, ada orang yang berkelit, “Cinta itu tidak usah diomongkan. Buktikan saja dengan perbuatan.”

Yang lain berdalih, “Saya sudah bekerja keras demi memenuhi kebutuhan istri dan anak. Jadi, istri seharusnya tahu saya mencintainya.”

Bahkan ada yang bersembunyi di balik ayat ini: “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” – 1 Yohanes 3:18

Firman Tuhan tidak salah. Namun, bukan berarti kita tak perlu mengatakan atau menyampaikan rasa cinta kita kepada sesama, lebih-lebih pasangan. Yesus sekalipun, yang memberi bukti kasih terbesar, yaitu pengorbanan-Nya di kayu salib, tetap mengatakan bahwa Dia mengasihi umat-Nya ([wpsInlinePopup popup_id=”1554778758466″ popup_title=”Yohanes 15:9″ popup_content=”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku”]Yohanes 15:9[/wpsInlinePopup]). Bahkan sejak zaman Perjanjian Lama, Allah tidak segan mengatakan, “Aku mengasihi kamu” (Yesaya 43:4).

Jika kalimat “I love you” saja dianggap tidak perlu, apalagi untuk mengungkapkan perasaan lebih dalam kepada pasangan; pastilah lebih sulit dilakukan. Padahal, ungkapan kasih adalah bentuk perhatian paling dasar dalam pernikahan.

Penghalang Ungkapan Cinta

perhatian - gkdi 3

Kesibukan dan rutinitas kerap membuat pasangan suami-istri terjebak dalam komunikasi yang kaku dan seadanya. Suami bekerja seharian, terjebak kemacetan saat pulang, sampai di rumah sudah kecapaian. Tidak lagi punya energi untuk bermain dengan anak atau bercerita kepada istri.

Di sisi lain, istri stress mengurus rumah dan anak setiap hari. Ketika istri ingin bercerita, suami sudah terbang ke alam mimpi. Tidak tega menambah beban suami, banyak istri memilih diam dan memendam kecewa. Hal serupa terjadi pada pasangan yang sama-sama bekerja. Semua sibuk, sehingga perhatian mesra semasa pacaran itu hilang tak berbekas.

Perasaan diabaikan yang tak diselesaikan akan membuat hati semakin jauh. Akibatnya, kita sulit memulai pembicaraan dengan pasangan. Sangat mudah untuk menanyakan kabar atau perasaan orang lain, tetapi kepada pasangan, lidah rasanya berubah kelu.

Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan?

Bagaimana cara menghidupkan kembali perhatian mesra?

Tidak ada kata terlambat untuk memberi perhatian kepada pasangan. Selama ada kerendahan hati untuk berubah, maka pernikahan Anda bisa menjadi lebih menyenangkan.

Beberapa tips berikut mungkin dapat membantu Anda:

1. Tanyakan pada Pasangan

perhatian - gkdi 4

“Padahal, saya sudah cukup perhatian dan melakukan banyak hal untuk menyenangkan dia.”

Daripada berasumsi macam-macam, ada baiknya Anda tanyakan langsung kepada pasangan. Apakah tindakan-tindakan Anda selama ini membuat dia merasa diperhatikan?

Saat dia bicara, dengarkan dan terima perasaannya. Bukan untuk diperdebatkan, melainkan agar Anda belajar melihat dari perspektif pasangan.

2. Pelajari Bahasa Cintanya

perhatian - gkdi 5

Bisa jadi apa yang kita sangka didambakan oleh pasangan bukanlah apa yang dia harapkan. Jangan-jangan semua itu hanyalah tebakan kita, bahkan refleksi dari apa yang kita sendiri inginkan.

Barangkali Anda rajin membelikan istri atau suami makanan kesukaannya, mengira dengan begitu dia akan senang (karena Anda senang kalau dibawakan makanan). Padahal, sebenarnya dia lebih menginginkan quality time bersama Anda. Sekadar duduk-duduk ngobrol berdua justru membuatnya bahagia.

Cari tahu apa bahasa cinta pasangan Anda. Apakah dia senang pergi nonton berdua sesekali? Dipeluk saat gundah? Dibantu membenahi dapur? Barangkali dia lebih suka mendengar kata-kata hiburan Anda, ketimbang sering-sering dibelikan pakaian.

3. Konfirmasi dan Laksanakan!

perhatian - gkdi 6

Mintalah pasangan memberitahu dua tindakan konkret apa yang membuat dia merasa diperhatikan. Cukup dua tindakan, agar Anda tidak kewalahan. Meski mungkin awalnya Anda enggan atau merasa janggal, tetapi demi pasangan, Anda pasti bersedia melakukannya.

Misalnya, pasangan minta Anda menelepon setiap jam istirahat, maka meski sibuk, sisihkanlah waktu Anda untuk itu. Atau, bagi Anda yang bekerja di rumah, pasangan ingin Anda memeluknya saat dia pulang dari kantor, bukan menyajikannya makanan atau repot mengurusi ini-itu.

Tentunya akan lebih baik jika langkah-langkah di atas diterapkan oleh kedua belah pihak. Anda juga dapat memberi tahu pasangan perhatian seperti apa yang Anda harapkan darinya.

4. Beri Kejutan Kecil

perhatian - gkdi 7

Surprise tidak selalu tentang memberikan hadiah mahal. Perhatian kecil pun bisa menjadi kejutan spesial.

Kirimkan pesan cinta kepada suami atau istri Anda, cuci piring atau menyapu rumah tanpa diminta, tawarkan diri menemani belanja ke pasar, atau mengajak makan di warung bakso favoritnya pun bisa jadi surprise yang manis untuk pasangan.

Banyak hal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk menunjukkan perhatian kepada orang terkasih. Anda akan terkejut bagaimana sesuatu yang kelihatannya simpel justru membuat pasangan merasa dicintai dan dihargai, bahkan mampu menyegarkan kembali hubungan pernikahan. Semoga tips-tips di atas dapat membantu, dan selamat merayakan kematangan cinta Anda berdua!

* Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI Official:
WhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI Official

Artikel terkait: Kisah Nyata Pejuang Cinta: Love Is an Act of Will, Not a Feeling

Video inspirasi:

(Visited 40 times, 1 visits today)

Last modified: Aug 23

Close