Pengharapan adalah salah satu aspek paling penting dalam kehidupan orang percaya. Banyak ayat alkitab yang membahasnya, seperti Yeremia 29:11-13, Amsal 23:18, Ulangan 31:6, dan lainnya. Idealnya, sebagai orang percaya, kita percaya akan masa depan yang penuh harapan, karena Tuhan telah dan akan menolong kita.
Namun, sebagai orang Kristen, kata pengharapan sering menjadi klise. Apa artinya? Apa efeknya dalam hidup kita? Bagaimana kita berharap dalam Tuhan, supaya hidup kita aman di tengah badai?
Makna Pengharapan
Pengharapan dalam konteks Kristen bukanlah harapan sementara, yang tergantung pada keadaan atau perasaan. Kita berharap dalam iman yang teguh akan janji-janji Allah di dalam Alkitab.
Salah satu ayat Alkitab yang menyatakan hal ini adalah Roma 15:13, “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam imanmu, supaya kamu bertambah-tambah pengharapannya oleh kuasa Roh Kudus.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa harapan sejati datang dari Allah, juga memberikan sukacita dan damai sejahtera yang tak tergantikan. Dengan kata lain, pengharapan bukan sesuatu yang kita usahakan; melainkan karunia Allah buat kita.
Tentu, bukan berarti kita tidak bekerja dan hanya modal percaya saja kepada Tuhan. Namun, di tengah-tengah ketidakpastian hidup, kekhawatiran yang melanda, dan masa depan yang belum jelas, hanya Tuhan yang bisa memberi damai sejahtera dan sukacita.
Dua Jenis Pengharapan Kita Dalam Tuhan
Sekarang, jenis pengharapan apa yang kita miliki di dalam Tuhan? Mari kita simak.
1. Kepastian di Dalam Tuhan
Dalam hidup ini, kita sering berhadapan dengan ketidakpastian. Segala sesuatu berubah dengan cepat, dan masa depan tak bisa diprediksi. Tak heran, kita mudah khawatir.
Namun, ketika kita berharap kepada Tuhan, kita menemukan kekuatan yang memberi kita kepastian. Situasi boleh berubah. Keadaan boleh berubah. Orang-orang boleh berubah. Namun Tuhan dan janji-Nya tidak akan berubah. Seperti kata Daud di Mazmur 62:6,
“Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang,sebab dari pada-Nyalah harapanku.”
Ketika menuliskan ayat ini, Daud bisa jadi dalam bahaya. Bisa jadi ia sedang biasa-biasa saja. Akan tetapi, iman dan pengharapannya kepada Tuhan sungguh kuat. Daud bisa dengan yakin berkata, “hanya dari Tuhan saja ada harapanku.”
Seperti Daud, demikianlah semestinya sikap hati kita. Dalam Tuhan kita memiliki harapan yang teguh, yang memberikan ketenangan dan kekuatan di tengah ketidakpastian hidup. Apapun yang berubah di dunia ini, kasih dan penyertaan Allah tetap selama-lamanya.
Demikianlah yang dimaksud penulis kitab Ibrani di Ibrani 13:8, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.”
2. Kekuatan untuk Menjalani Masa-Masa Sulit
Dalam perjalanan hidup kita, pengharapan juga memberikan kita kekuatan untuk menjalani masa-masa sulit. Seperti kata Habakuk di Habakuk 3:17-19,
“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah,hasil pohon zaitun mengecewakan,
sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Allah Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa,Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.”
Ketika Habakuk menuliskan ini, keadaan sedang sulit. Orang Israel tidak lagi mendengarkan Tuhan, dan bangsa Babel hendak menyerbu mereka. Tentu, Habakuk bisa saja kecil hati dan gentar mendengarkan semuanya ini.
Tetapi apa yang dia lakukan? Dengan yakin, ia tetap percaya kepada Tuhan. Bahkan Habakuk percaya, bahwa Allah akan membuat dia kuat.
Banyak hal-hal sulit bisa terjadi. Kehilangan pekerjaan, sakit penyakit, atau kehilangan orang yang dicintai. Itulah kesempatan bagi kita memegang janji Allah. Percayalah, harapan kita akan tetap teguh ketika kita terus berjalan bersama-Nya.
Karena Allah Senantiasa Setia
Dengan adanya pengharapan dalam Tuhan, kita tahu bahwa Allah selalu menggenapi janji-Nya. Ia akan membantu kita melalui kehidupan ini. Oleh karena itu, mari kita perkuat iman kita dengan berdoa, mendalami firman Allah, bersekutu dengan sesama orang percaya, dan saling menguatkan. Percayalah, dengan demikian, kita semakin berakar dan percaya kepada-Nya.
Seperti yang dikatakan dalam Ibrani 10:23, “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.” Yuk, pegang janji Tuhan, supaya hidup kita makin aman di dalam-Nya.
–
Related Articles
- Berpegang pada Janji Tuhan di Masa Sulit
- Tiang Awan dan Tiang Api: Penyertaan Tuhan di Masa Sulit
- Hemat dan Tetap Bersukacita di Tengah Krisis? Bisa!
- Bagaimana Menemukan Rasa Damai di Dunia yang Serbacepat?
- Atasi Insecurity dengan Rasa Aman yang Benar
Yuk, baca top artikel kami:
Muda & Gaul di Mata Tuhan: Bagaimana Caranya?
Seperti Apa Ibadah yang Sejati dan Berkenan kepada Allah?
Mazmur 91: Jika Tuhan Melindungi, Mengapa Musibah Tetap Menimpa?
Teladan dari 3 Wanita Hebat dalam Alkitab
Menjadi Orang Kristen yang Punya Integritas
–
Jika Anda ingin mengikuti belajar Alkitab secara personal (Personal Bible Sharing), silahkan lihat lebih lanjut dalam video berikut:
Dan, temukan lebih banyak content menarik & menginspirasi melalui sosial media kami:
Website: https://link.gkdi.org/web
Facebook: https://link.gkdi.org/facebook
Instagram: https://link.gkdi.org/instagram
Blog: https://link.gkdi.org/Blog
Youtube: https://link.gkdi.org/youtube
TikTok: https://link.gkdi.org/tiktok
Twitter: https://link.gkdi.org/twitter
LinkedIn: https://link.gkdi.org/linkedin
Threads: https://link.gkdi.org/threads
Whatsapp: https://link.gkdi.org/whatsapp
Last modified: Jul 14